Buka-Bukaan, Alasan Luhut Datangkan TKA China, Pendidikan Penduduk Setempat Rendah, Cek ke Konawe

Buka-bukaan, Luhut Binsar Pandjaitan soal datangkan TKA China, alasan pendidikan penduduk setempat rendah, cek sendiri ke Konawe

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Instagram @luhutpandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan 

TRIBUNKALTIM.CO - Buka-bukaan, Luhut Binsar Pandjaitan soal datangkan TKA China, alasan pendidikan penduduk setempat rendah, cek sendiri ke Konawe.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya bicara terang-terangan soal Tenaga Kerja Asing atau TKA asal China.

Diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan kerap dikaitkan dengan masuknya TKA asal China.

Luhut Binsar Pandjaitan pun memersilakan siapa saja mengecek sendiri kondisi di Konawe, tempat TKA China bekerja di smelter.

Di hadapan ratusan ekonom yang hadir secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan alasan penggunaan Tenaga Kerja Asing ( TKA) asal China dalam proyek strategis nasional (PSN).

Dia berdalih, tenaga kerja lokal di kawasan proyek tersebut masih berpendidikan rendah.

 Bukan Hanya Gestur Jokowi, Refly Harun Beber Anies Baswedan Tak Temukan Opsi Hukum Selain PSBB

 Barcelona atau Real Madrid? Akhirnya Kabar Transfer Lautaro Martinez di Inter Milan Terjawab

 Terjawab, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 9 17 September, Jangan Gagal Lagi, Simak Cara Daftar

 Ada Bantuan Bedah Rumah Kemensos Rp 15 Juta Per Unit untuk Warga Miskin di 2021, Syaratnya Mudah

Sehingga TKA asal China dibutuhkan.

"Kita lihat banyak daerah-daerah (penghasil sumber) mineral kita pendidikanya tidak ada yang bagus," katanya dalam acara Sarasehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9/2020).

"Jadi kalau ada banyak yang berteriak tidak pakai (tenaga kerja) kita, lah penduduk lokalnya saja pendidikannya enggak ada yang bagus.

Misalnya saja matematika rendah," sambung dia.

Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, ketika adanya investasi asing masuk ke Indonesia dan ingin mengelola sumber daya alam, harus mengikuti beberapa aturan.

Pertama, ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi yang canggih.

Kedua, transfer ilmu pengetahuan dalam bidang teknologi (transfer knowledge).

"Transfer teknologi, itu mimpi saya.

Kita harus selalu bicara dengan orang luar harus ada transfer teknologi.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved