"Di seluruh daerah nanti tanggal 6 Oktober akan ada simulasi."
"Tapi itu tidak ada kaitannya dengan ancaman tsunami 20 meter."
"Itu sudah disiapkan jauh, lama, karena ini agenda dua tahun sekali," papar Rahmat.
Dalam simulasi tersebut akan dicoba mengenai antisipasi bencana gempa bumi megathrust dan tsunami 20 meter, serta dilakukan mulai pukul 10.00 WIB.
• Satu Permintaan Gading yang Dilanggar Gisel Setelah Bercerai, Soal Laki-laki, Pemicu Enggan Rujuk?
• ROMANTIS, Rizky Billar Beli Apartemen Mewah untuk Lesty Kejora, Jadi Hadiah untuk Masa Depan Dedek
• Akhirnya Direktur Operasi Kartu Prakerja Beber Soal Gelombang 10, Pendaftar Gagal, hingga Insentif
Simulasi, imbuh Rahmat, diharapkan akan menguji sistem kebencanaan, action plan, dan respons serta SOP yang harus dilakukan saat ada bencana besar.
Nantinya juga akan dilakukan evaluasi dalam simulasi, agar terjadi kesinambungan antara BMKG pusat, BMKG daerah, BNPB, BPBD, juga sampai ke kepala daerah yang terdampak bencana.
"Jadi nanti pusdalops di daerah bisa tahu apa yang harus dilakukan ketika statusnya awas, statusnya waspada."
"Karena ini hanya 20 menit tsunami sampai ke daratan."
"Apa yang harus dilakukan, Pusdalops harus tentukan action plan, apakah minta kepala daerah lakukan evakuasi segera atau tidak."
"Jangan sampai nanti malah kebingungan harus lakukan apa," jelas Rahmat. (*)