Pantas Jika Kapolri Idham Azis dan Kapolda Riau Murka pada Kompol IZ, Pakar: Rakus Lewat Cara Jahat

Wajar saja jika Kapolri Jenderal Idham Azis dan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi murka pada anggotanya, personel polisi Kompol IZ.

(Dok. Polda Riau)
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi melakukan konferensi pengungkapan kasus peredaran narkotika yang melibatkan oknum anggota polisi di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (24/10/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Wajar saja jika Kapolri Jenderal Idham Azis dan Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi murka pada anggotanya, personel polisi Kompol IZ.

Pasalnya, oknum perwira polisi ini bikin malu institusi yang dipimpin Jenderal Idham Azis itu.

Kompol IZ terciduk membawa sabu 16 kilogram dan sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan polisi yang bertugas menangkapnya.

Baca juga: Kapolda Riau Sebut Pengkhianat Bangsa, Oknum Perwira Polisi Ditembak, Barang Bukti Bikin Syok

Baca juga: TERANCAM Hukuman Mati, Oknum Kompol Bawa Sabu 16 Kg Rupanya Bukan Orang Sembarangan, Ini Jabatannya

Baca juga: DETIK-DETIK Kompol IZ Pembawa 16 Kg Sabu Ditembak, Setahun 113 Anak Buah Idham Azis Terlibat Narkoba

Baca juga: Lengkap Kronologi Polisi Pangkat Kompol Diberondong Tembakan, Terancam Hukuman Mati, Kasusnya Serius

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menilai kejahatan ini sebagai kerakusan dengan motif memperkaya diri sendiri dengan cara jahat!

Reza Indragiri memberikan pandangannya terkait kasus oknum perwira IZ (55) yang menjadi kurir sabu seberat 16 kilogram.

Ia menduga motif di balik kasus ini semata-mata adalah dominan faktor ekonomi.

"Kerakusan, keinginan memperkaya diri sendiri lewat cara jahat.

Tapi kalau penyalahgunaan, tetap saja tidak bisa dibenarkan dan pelakunya harus dihukum," ujar Reza kepada Tribunnews, Senin (26/10/2020).

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel ((TRIBUNNEWS/Istimewa))

Meski demikian, Konsultan Lentera Anak Foundation kemudian menyoroti beratnya tugas seorang anggota kepolisian diduga ikut melatarbelakangi.

Reza mengungkap, dalam sisi psikologis yang sudah banyak diungkap lewat studi, yakni bekerja sebagai polisi sama artinya dengan menggeluti bidang yang amat berat.

"Apalagi reskrim. Tuntutan organisasi, beban kasus, tekanan masyarakat, intervensi politik, kejahatan yang semakin kompleks, masalah pribadi. Tapi stamina terbatas," lanjutnya.

Terlebih tugas-tugas harus dituntaskan dalam waktu yang juga terbatas.

Sehingga kesehatan jiwa juga rentan terganggu terkait hal ini.

"Nah, apa barang yang bisa mendongkrak stamina dalam tempo cepat dan memperbaiki suasana hati? Narkoba," tegas Reza.

Reza menyayangkan polisi bisa saja melarikan diri ke narkoba justru agar bisa menyelesaikan tugas dan menyesuaikan diri dengan segala kompleksitas tadi.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved