Menteri Ditangkap KPK

Update, Novel Baswedan Ikut Tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, Penjelasan KPK dan Dugaan Kasusnya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo (kanan) menyambangi Redaksi Kompas Grup di, Menara Kompas, Jakarta, Senin (12/8/2019). Edhy Prabowo dikabarkan bakal menjadi Menteri Pertanian Jokowi

TRIBUNKALTIM.CO - Update, Novel Baswedan ikut tangkap Menteri KKP Edhy Prabowo, penjelasan KPK dan dugaan kasusnya.

Kabar mengejutkan datang dari pengganti Susi Pudjiastuti di Kementrian Kelautan dan Perikanan.

Menteri KKP Edhy Prabowo dikabarkan dibekuk Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) pada dini hari.

Penyidik senior KPK Novel Baswedan dikabarkan turut ikut dalam penangkapan Menteri Jokowi tersebut.

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Rabu (25/11/2020) dini hari.

Baca juga: Kabar Mengejutkan Menteri KKP Edhy Prabowo Pengganti Susi Pudjiastuti Dibekuk KPK, Kasus Terbongkar?

Baca juga: Cocok di WhatsApp, Quotes Hari Guru Nasional 2020 Bahasa Inggris, Pas Buat Update Instagram & FB

Baca juga: Update Kasus Djoko Tjandra, di Pengadilan, Irjen Napoleon Seret Nama Kabareskrim dan Azis Syamsuddin

Baca juga: ILC Tadi Malam, Arteria Dahlan Beber Pemanggilan Anies ke Polisi Bukan Politisasi Atau Kriminalisasi

"Benar, kita telah mengamankan sejumlah orang pada malam dan dinihari tadi," kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat dikonfirmasi, Rabu pagi.

Nawawi Pamolango mengaku belum dapat memberikan informasi lebih lanjut terkait penangkapan Edhy tersebut.

"Maaf selebihnya nanti aja, saya masih dalam prjalanan ke kantor," ujar Nawawi.

Dugaan Kasus

Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap KPK pada Rabu 25 November 2020

Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta sepulangnya dari lawatan ke Amerika Serikat.

"Ditangkap jam 01.23," ujar salah seorang sumber.

Seorang sumber menyatakan ia melihat Eddy Prabowo beserta istri dan beberapa orang lainnya dibawa ke KPK pada Rabu (25/11) dini hari.

Sumber itu mengatakan, tampak juga ada Novel Baswedan yang merupakan penyidik Senior KPK yang terlihat bersama rombongan.

"Saya di luar kota, coba tanya mas Ali," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli saat dikonfirmasi.

Majalah Tempo pernah menurunkan berita soal ekspor benur lobster pada Juli lalu.

Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Rabu 25 November 2020, Leo Waspada Terhadap Kolestrol

Di berita itu disebut, dalam kegiatan pembukaan ekspor benih lobster, KKP dilaporkan telah memberikan izin kepada 30 perusahaan yang terdiri atas 25 perseroan terbatas atau PT, tiga persekutuan komanditer alias CV, dan dua perusahaan berbentuk usaha dagang atau UD.

Penelusuran Tempo menemukan 25 perusahaan itu baru dibentuk dalam waktu 2-3 bulan ke belakang berdasarkan akta.

Di samping itu, sejumlah kader partai diduga menjadi aktor di belakang perusahaan-perusahaan ini.

Pada PT Royal Samudera Nusantara, misalnya, tercantum nama Ahmad Bahtiar Sebayang sebagai komisaris utama.

Bahtiar merupakan Wakil Ketua Umum Tunas Indonesia Raya, underbouw Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra.

Tiga eksportir lainnya juga terafiliasi dengan partai yang sama.

Ada pula nama Fahri Hamzah, mantan Wakil Ketua DPR, sebagai pemegang saham salah satu perusahaan dan tertera nama lain dari Partai Golkar.

Muncul juga nama Buntaran, pegawai negeri sipil (PNS) yang dipecat pada era Menteri Susi Pudjiastuti.

Dia terlibat perkara penyelundupan benih dan pencucian uang sehingga divonis 10 tahun penjara.

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklarifikasi laporan Majalah Tempo edisi 6-12 Juli 2020 yang menyinggung soal pemberian izin ekspor benih lobster alias benur kepada perusahaan-perusahaan yang diduga terafiliasi dengan kader partai politik.

Baca juga: Jadwal Liga Champions Malam Ini, Inter Milan vs Real Madrid Live SCTV, Link Streaming Vidio.com

Dalam keterangannya, Tim Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP mengatakan penerbitan izin itu dilakukan oleh tim yang dibentuk Kementerian.

“Tim tersebut melakukan pengawalan proses penilaian kelayakan sebuah badan usaha menjadi pembudidaya lobster dan calon eksportir BBL (benur) sesuai dengan kriteria dan mekanisme yang disusun yang tertuang dalam Juknis (petunjuk teknis),” tutur tim melalui keterangan tertulisnya, Senin petang, 6 Juli 2020.

Profil Edhy Prabowo

Inilah profil dan biodata Edhy Prabowo yang resmi menjadi pengganti Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Nama Edhy Prabowo dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Keduanya sudah bersahabat sejak masih aktif di TNI.

Kepercayaan yang diberikan Prabowo Subianto kepada Edhy Prabowo tak main-main.

Bahkan, Edhy Prabowo dipercaya untuk menjadi Presiden Direktur dan menjadi Komisaris di PT. Kiani Lestari Jakarta, perusahaan kertas milik Prabowo Subianto.

Dia juga dipercaya menjadi wakil ketua umum Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra (2012- sekarang).

Baca juga: UPDATE! Cara Cek BSU Info GTK v.2020.20 info.gtk.kemdikbud.go.id, Syarat Pencairan BSU Kemendikbud

Edhy Prabowo juga muncul dalam beberapa pertemuan penting mendampingi Prabowo seperti saat bertemu Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

Kisah Hidup Edhy Prabowo

Edhy Prabowo bercerita soal pengaruh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam perjalanan hidupnya.

Edhy disekolahkan oleh Prabowo Subianto setelah kariernya di militer bertahan dua tahun.

"Saya cita-citanya jadi tentara," kata Edhy Prabowo di Menara Kompas, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).

Edhy Prabowo diterima menjadi anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang, Jawa Tengah pada 1991.

Setelah dua tahun meniti karier, ia dipecat. "Keluarga semua nangis," ucapnya.

Edhy Prabowo pun merantau ke Jakarta. Bersama 15 orang, ia menemui Prabowo Subianto di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Mereka memperkenalkan diri, dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?' Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," ceritanya. 

Edhy Prabowo bersama temannya, sempat ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan di Kalimantan.

"Dulu diupah Rp 250 ribu gede banget," tutur Edhy Prabowo.

Namun, di wilayah perbatasan itu, belum ada universitas.

Baca juga: Sebelum Terkenal Sebagai Kiki di Sinetron Ikatan Cinta, Ayya Renita Pernah Viral di Indonesian Idol

Edhy Prabowo pun disekolahkan oleh Prabowo Subianto untuk mengenyam ilmu pendidikan Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.

"Kalian ikut saya. Saya biayain cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," imbuh Edhy Prabowo mengutip kembali pesan Prabowo Subianto.

"Kita diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.

Saat itu Prabowo Subianto merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.

Menurut Edhy Prabowo, Prabowo Subianto ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat.

Edhy Prabowo pun menuruti keinginan Prabowo Subianto.

Edhy Prabowo menjadi atlet Pencak Silat Nasional.

Ia pernah mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta.

Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.

"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy Prabowo.

Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.

"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?" katanya.

Setelah pertandingan di semi final, Edhy Prabowo memutuskan untuk melipur lara dengan pergi ke Malang.

"Dua Minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy Prabowo.

Ia menyontohkan kedekatan dengan Prabowo Subianto terjalin pada tahun 90-an.

Namun, Edhy Prabowo enggan mengklaim menjadi orang paling dekat Prabowo.

"Saya tidak mau klaim paling dekat, karena semua orang pasti ingin dibilang paling dekat. Tapi yang jelas, orang paling dekat sekalipun, namanya beliau ada di saya juga," kelakar Edhy Prabowo.

Baca juga: Jangan Coba-coba Langgar Prokes Jelang Pilkada Serentak, Mahfud MD Beber Sanksinya Tak Main-Main

Puluhan tahun Edhy Prabowo mendampingi Prabowo Subianto.

"Keikutsertaan sama beliau (Prabowo) sudah 26 tahun. Setengah hidup saya, ikut Pak Prabowo," katanya.

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KPK Tangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2020/11/25/07271511/kpk-tangkap-menteri-kelautan-dan-perikanan-edhy-prabowo.

Berita Terkini