Pesona Borneo

Tari Perang Ulong Da’a, Simbol Penghormatan Suku Dayak Sambut Pejuang Menang dari Medan Tempur

Tari Perang Ulong Da’a, Simbol Penghormatan Suku Dayak Sambut Pejuang Menang dari Medan Tempur

Penulis: Tribun Kaltim |
TRIBUN KALTARA/MOHAMMAD SUPRI
Tari Perang Ulong Da’a, seni gerakan tradisional ini sangat terkenal di Kabupaten Malinau. Kesenian daerah tersebut diperankan oleh pegiat kesenian daerah, Sanggar Seni Dayak lengilo’ Ulong Da’a Malinau. 

TRIBUNKALTIM.CO, MALINAU - Tari Perang Ulong Da’a, Simbol Penghormatan Suku Dayak Sambut Pejuang Menang dari Medan Tempur.

Pertunjukan utama dimulai. Sontak, suasana berubah tegang. Gerak tarian berubah menyesuaikan tempo musik iringan.

Seketika, barisan penari mengatur jarak membentuk lingkaran. Dua penari mengisi ruang tengah, mulai memerankan adegan puncak.

Keduanya saling serang-bertahan, dipersenjatai perisai dan senjata tradisional, golok khas suku dayak. Keduanya berganti peran, saling serang dan bertahan.

Lantunan musik pengiring terdengar bertambah cepat, suara senjata saling beradu menambah tegang suasana.

Sesekali penari meneriakkan suara melengking. Denting besi dan dentum golok bertemu perisai membuat pertunjukan semakin mencekam.

Pertunjukan berhasil menyihir khalayak, membuat siapapun yang menyaksikan adegan serasa sedang berada di medan perang.

Adegan tersebut merupakan cuplikan sajian utama sekaligus adegan penutup tarian tradisional khas suku adat Dayak, Tari Perang Ulong Da’a.

Seni gerakan tradisional tersebut sangat terkenal di Kabupaten Malinau. Kesenian daerah tersebut diperankan oleh pegiat kesenian daerah, Sanggar Seni Dayak lengilo’ Ulong Da’a Malinau.

Tari Perang Ulong Da’a merupakan warisan budaya leluhur masyarakat adat Dayak yang mendiami dataran tinggi Borneo.

Tari tradisional mulai mencuri perhatian publik setelah sukses dipertontonkan saat kunjungan pertama Presiden RI, Joko Widodo di Bumi Intimung tahun 2019 silam.

Kesenian daerah tersebut sarat filosofi dan menyimpan sejarah panjang bagian kehidupan suku adat di wilayah Kalimantan Utara.

TribunKaltara mewawancari salah satu generasi perintis Sanggar Seni Ulong Da’a di Kabupaten Malinau, Tirusel Samuel Tipa Padan.

Panglima Sanggar Seni Dayak Lengilo’ Ulong Da’a Malinau tersebut bercerita, dulunya tari perang tersebut merupakan bagian dari prosesi kebesaran masyarakat adat Dayak di dataran tinggi Borneo.

Tari Perang hanya digelar dalam upacara khusus. Prosesi selebrasi perang untuk menyambut pejuang yang memenangkan peperangan di medan tempur.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved