TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Tes urine massal para pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Bontang, terpaksa harus dihentikan sementara.
Kegiatan yang menyasar seluruh pegawai di 9 OPD Pemkot Bontang itu dihentikan sementara lantaran alat tes urine narkoba yang digunakan telah habis.
"Yah dihentikan sementara karena alat tesnya habis. Tapi nanti dilanjutkan setelah alat tersedia," ungkap Kepala Badan Narkotika Nasional Kota atau BNNK Bontang Agustinus Widdy Harsono.
Sejatinya, kegiatan tes urine narkoba di lingkup pegawai ini diinisiasi oleh Pemkot Bontang, dalam hal ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik.
BNNK Bontang hanya memfasilitasi jasa pemeriksaan dengan menggunakan alat tes yang disediakan Pemkot Bontang.
Baca juga: Soal Kerumunan saat Tes Urine Digelar, Kepala BNNK Bontang Sebut Pegawai Sulit Diatur dan Mau Cepat
Baca juga: Sudah 1.400 Honorer Ikut Tes Urine, BNNK Bontang Belum Temukan Pegawai Positif Narkoba
Baca juga: Harga Tes Urine, Pegawai Lama Dapat Subsidi dari Pemkot Bontang
"Belum tahu kapan dilanjut. Karena ini kegiatannya Kesbangpol, kita hanya bantu dengan jasa pemeriksaan. Yang jelas kalau alatnya siap, maka kita lanjut tes ke OPD yang belum dapat giliran," beber Widdy.
Dijelaskan Widdy, tes narkoba ini telah menyasar 9 OPD. Saat ini sudah ada 15 pegawai yang ditemukan positif menggunakan narkoba jenis sabu. Di antaranya 13 honorer dan 2 Aparatur Sipil Negara.
Untuk rinciannya, 9 honorer dari Disdamkartan, 1 personel Satpol PP, 1 pegawai Dinas Perhubungan, 1 honorer di Dispopar, 1 orang dari BPKAD, dan 2 TKD di Bapenda.
"Rata-rata mereka mengonsumsi sabu selama bertahun-tahun, bahkan ada yang sudah menggunakan narkoba ini selama 11 tahun terakhir," tandasnya. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.