Berita Internasional Terkini
Bantu Rusia Perang dengan Ukraina, Belarusia Angkut Senjata Nuklir Menggunakan Pesawat Tempur
Belarusia angkut senjata nuklir dengan pesawat tempur untuk bantu Rusia pada perang melawan Ukraina.
TRIBUNKALTIM.CO - Perang antara Rusia dengan Ukraina semakin panas, bahkan kali ini senjata nuklir telah dimobilisasi untuk segera digunakan.
Setelah sebelumnya Rusia "digempur" banyak negara terkait perang dengan Ukraina, kini Vladimir Putin dikabarkan bakal dapat bantuan dari Belarusia dengan persenjataan nuklir.
Di tengah perang Rusia dengan Ukraina, Belarusia siap menggunakan senjata nuklir dengan target yang telah ditentukan jika negara-negara Barat terus melakukan provokasi.
Bahkan, Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, mengatakan pesawat tempur SU-24 telah diperlengkap untuk membawa persenjataan nuklir.
Menurut kantor berita negara Belarusia, Belta, Lukashenko mengatakan bahwa dia sebelumnya telah menyetujui langkah tersebut dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin.

Belarusia siap untuk menanggapi "provokasi serius" dari Barat secara instan, Lukashenko memperingatkan.
"Jika Tuhan melarang beberapa provokasi serius terhadap Belarus terjadi, target kami telah terkunci. Pusat pengambilan keputusan. Kami tahu mereka," kata presiden, dikutip dari The Guardian.
"(Hubungan dengan Belarusia) tidak boleh diperburuk karena itu juga berarti memperburuk hubungan dengan Negara Kesatuan Belarusia dan Rusia yang memiliki senjata nuklir," imbuhnya.
Baca juga: Terbaru, Rusia Tak Hentikan Perang Meski Ukraina Batal Gabung NATO, Jadi Penaklukan?
Baca juga: 2 Negara Eropa Turun Tangan Bantu Ukraina, Kirim Ratusan Senjata Super Mini Lawan Rusia
"Jika mereka (Barat) mulai membuat masalah, Belarusia mungkin lebih buruk tetapi jawabannya akan segera muncul," tegas Lukashenko.
Meski tidak memiliki senjata nuklir sendiri, Belarusia merupakan sekutu dekat Rusia dan telah mengizinkan wilayahnya digunakan untuk membuka jalur invasi ke Ukraina.
Kabar lainnya, perusahaan tenaga nuklir negara Ukraina mengatakan, satu reaktor di PLTN Zaporizhzhia telah terhubung kembali ke jaringan energi Ukraina.
Dalam postingan di Telegram, Energoatom mengatakan satu reaktor tersebut sedang membangun kapasitas dan lima reaktor lain di fasilitas itu terputus dari jaringan selama berjam-jam setelah dugaan penembakan Rusia pada Kamis kemarin.
"Hari ini pukul 14:04, salah satu unit pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang ditutup kemarin terhubung ke jaringan listrik," kata Energoatom dalam pernyataan.
Gedung Putih meminta Rusia untuk menyetujui zona demiliterisasi di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Baca juga: Putin Makin Jadi, Rusia Tambah 137 Ribu Tentara Serang Ukraina, Sumpah Zelensky
Seruan ini terjadi setelah Presiden AS Joe Biden bicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.