TRIBUNKALTIM.CO - Ada yang menarik dari hasil survei Capres 2024 yang dirilis Litbang Kompas Oktober 2022 lalu dan elektabilitas capres 2024 terbaru.
Dalam survei tersebut, Gubernur Jawa Tengah ganjar Pranowo yang saat itu belum resmi ditunjuk menjadi Capres PDIP dinilai menjadi bakal calon presiden (capres) terkuat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo diprediksi bisa menang jika hanya lawan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.
Namun, jika hanya berhadapan langsung dengan Anies Baswedan, suara keduanya diprediksi berimbang.
Baca juga: Terbaru! Hasil Survei Capres 2024 dari 5 Lembaga: Prabowo dan Ganjar Bersaing Ketat, Anies Merosot
Hal itu terungkap dalam simulasi Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis, Kamis (27/10/2022).
Dalam analisnya disebutkan, proses pencalonan presiden memang masih sangat cair, tetapi bukan tidak mungkin ketiga nama tersebut akan saling berhadapan secara langsung dalam kontestasi pemilu.
Peluang Ganjar, Prabowo, dan Anies ketika saling berhadapan terpetakan dalam survei Litbang Kompas terbaru yang dilaksanakan pada 24 September-7 Oktober 2022.
"Simulasi yang dilakukan lewat survei menunjukkan Ganjar akan memenangi kompetisi perolehan suara jika berhadapan langsung dengan Prabowo. Namun, jika berhadapan dengan Anies, suaranya masih mungkin berimbang," tulis analisis Litbang Kompas dilansir dari Kompas.id.
3 Faktor yang Buat Elektabilitas Ganjar Terus Tinggi
Keunggulan itu diungkap Direktur Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, yang menyebutkan, paling tidak ada 3 faktor yang membuat elektabilas Ganjar terus tinggi.
Menurut Ali, Ganjar 'berbaju Jokowi' dan itu membuatnya begitu kuat secara elektabilitas dan bersaing dengan Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Paling tidak ada tiga hal. Pertama, Ganjar adalah penerus Jokowi. Asosiasi sebagai penerus Jokowi itu menempel dalam diri Ganjar. Begitu pula suara pendukung Ganjar kalau kita zoom, cenderung sama dengan Jokowi," ujarnya saat dihubungi KOMPAS.TV, Kamis (27/10/2022).
"Kedua, harus diakui, dalam konteks elektoral, Jawa adalah kunci. Ini bukan soal identitas, tapi memang fakta politik," katanya.
"Secara demografi, 60 persen pemilih ada di Pulau Jawa. Tapi, tidak hanya 'Jawa' secara geografis loh ya, tapi persebaran orang Jawa yang banyak di Indonesia," katanya.
Ia lantas menjelaskan, di antar tiga calon teratas dalam Survei Litbang Kompas, Ganjar disebut yang paling 'Jawa'di antara yang lain.