"Saya mengucapkan terima kasih kepada para investor yang telah menanamkan modalnya.
Saya rasa mereka menanamkan modalnya di sini sudah melalui kalkulasi yang matang karena ini bukan investasi sia-sia, pasti mereka mau untung," ujar Jokowi.
Dua Infrastruktur Kunci di IKN
Dalam paparannya, Jokowi menyebut ada 2 infrastruktur yang menjadi kunci kedatangan investor ke IKN.
Diketahui, sejumlah perusahaan swasta sudah menunjukkan komitmennya untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara.
Presiden Joko Widodo berpendapat, IKN memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor..
"Swasta kan sudah mulai masuk, artinya di sini ada sesuatu," ujar Jokowi setelah prosesi groundbreaking Hotel Nusantara pada Kamis (21/9/2023), dikutip dari siaran Youtube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Camat Ancam Ayah Siswi yang Buta Dicolok Kakak Kelas: Dipecat Jika Tak Cabut Laporan dan Minta Maaf
Terlebih, ada Jalan Tol IKN dan Bandara VVIP IKN yang semakin membuka daya tarik investasi di IKN.
"Kalau dua ini selesai, saya rasa akan semakin banyak yang akan datang, saya yakin itu," imbuh Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden mendorong percepatan penyelesaian infrastruktur dasar di IKN.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir Konsorsium Agung Sedayu Group (ASG), selaku investor Hotel Nusantara, yang terdiri dari 10 taipan besar yang kerap disebut naga properti.
Meliputi, ASG milik Sugianto Kusuma (Aguan), Salim Group milik Anthony Salim, Sinarmas milik Franky Wijaya, Pulauintan milik Pui Sudarto, Djarum milik Budi Hartono.
Kemudian Wings Group milik William Katuari, Adaro milik TP Rahmat/Boy Tohir, Barito Pacific milik Prajogo Pangestu, Mulia Group milik Eka Tjandranegara, dan Astra milik Soeryadjaya.
Di samping itu, ada satu konglomerat lainnya yang hadir yaitu Kawan Lama Group.
Baca juga: Jokowi Ungkap Luas Lapangan Istana Garuda di IKN Nusantara 2 Kali Lipat dari Istana Merdeka Jakarta
Menurut Jokowi, para konglomerat yang hadir tersebut merupakan orang dengan tingkat kesibukan tinggi.
Namun, mereka berkenan hadir menyaksikan langsung pembangunan hotel di IKN.
"Dan, enggak mungkin beliau-beliau ini mau mulai dengan Rp 20 triliun kalau enggak ada cuannya.
Dipikir beliau ini adalah lembaga sosial, bukan.
Datang menanamkan modalnya pasti akan mencari keuntungan sebesar-besarnya dan itu wajar," terangnya. (*)