Kisah Buaya Riska di Bontang

Sudah Dianggap Anak Sendiri, Begini Potret Kedekatan Buaya Riska dengan Pak Ambo dan Keluarga

Editor: Diah Anggraeni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sudah dianggap anak sendiri, begini potret kedekatan buaya Riska dengan Pak Ambo dan keluarga.

"Aku juga sering kasih makan dulu waktu masih kecil. Sekarang besar banget, tetap bersahabat," lanjut Pia.

Tampak dari dalam videonya, anak Pak Ambo begitu menyayangi Buaya Riska, sama seperti ayahnya.

Momen kedekatan Pak Ambo dengan Buaya Riska. (HO/Youtube fitriyani Riska)

Pia sendiri tak takut untuk berada di sebelah hewan liar ini.

Bahkan, Pia tanpa rasa ragu memegang hingga mencium buaya yang telah diasuh ayahnya selama bertahun-tahun.

Menurut Pak Ambo, buaya riska saat ini berusia kisaran 26 atau 27 tahun.

"Teman-teman, kalau Riska memang menyakiti kami, Pak Ambo, dan keluarga, mungkin dari dulu diantara kami pasti sudah ada terluka.

"Inilah bukti, saya selalu berinteraksi dengan dia (buaya) dan juga anak-anak," ujar Pak Ambo.

Disampaikannya, Riska merupakan buaya yang sabar.

Sejak kecil, Buaya Riska selalu patuh terhadap apa yang disampaikan oleh Pak Ambo.

Baca juga: Ambo Hanya Pasrah Usai BKSDA Kaltim Evakuasi Buaya Riska dari Sungai Guntung Bontang

Akhir Kebersamaan Ambo dengan Buaya Riska

Tangkapan layar momen kedekatan Pak Ambo dengan buaya Riska. (YouTube Fitriyani Riska)

Usai sudah kebersamaan Ambo dengan Buaya Riska.

Ya, Ambo menjadi sosok fenomenal lantaran kedekatannya dengan Buaya Riska di Bontang.

Aksi Ambo memberi makan Buaya Riska hingga memeluk dan menciumnya selalu viral di YouTube.

Kini, Ambo tak bisa lagi bersama Riska.

Buaya tersebut dikabarkan sudah dievakuasi BKSDA Kaltim dari Sungai Guntung, Bontang Utara.

Proses evakuasi berlangsung Selasa (3/10/2023) dini hari lalu.

Ambo yang sebelumnya bertekad memertahankan Buaya Riska dengan berbagai cara kini hanya bisa pasrah.

Dalam kesempatan wawancara dengan Tribunkaltim.co, Rabu (4/10/2023) pagi, Ambo mengaku hanya bisa pasrah.

Ia tidak bisa berbuat apa-apa, lantaran sebelum proses evakuasi ada 3 orang polisi yang berjaga dikediamannya.

Ia dihalangi untuk turun melihat Riska, sebelum diangkut petugas.

Terlebih lagi banyak tekanan dari masyarakat yang menyasar keluarganya.

Ia makin merasa terpojokkan. Berbagai bentuk intimidasi pun diterima, sampai ancaman terusir dari rumah yang ditempati sekarang.

"Saya mikir-mikir dulu mau berbuat apa. Saya tidak bisa goyang, orang sendiri.

Sementara orang banyak disini," kata pria yang terkenal karena konten Buaya Riksa.

Pak Ambo saat memberikan makanan ke Buaya Riska di depan rumahnya yang berlokasi di bantaran Sungai Guntung, Kota Bontang, Kalimantan Timur. (YouTube Buaya Riska)

Menurutnya percuma saja ia membela diri, menjelaskan ke publik bahwa seharusnya bukan Riska yang direlokasi.

"Tapi sama saja saya ngomong sama angin, orang disini tidak percaya," ungkapnya.

Meski demikan Ia hanya berharap diberi kesempatan BKSDA Kaltim untuk melihat buaya tersebut.

Lantaran ia khawatir keselamatan predator air kesayangannya itu.

"Saya lihat difoto itu, Riska luka dibagian ekornya. Kasian.

Saya cari informasi tapi belum dapat. Saya mau ketemu juga minta keringanan dari BKSDA," terangnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Balai Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 Tenggarong Suriawati Halim, sampai saat ini tidak memberikan jawaban atas upaya konfirmasi Tribunkaltim.co.

Baca juga: Sebelum BKSDA Kaltim Evakuasi Buaya Riska, Ambo dan Keluarga Diberi Firasat Melalui Mimpi

Sementara itu, dari berita sebelumnya Lurah Guntung Denny Febrian mengungkapkan BKSDA Kaltim, masih akan turun ke lapangan merelokasi dua ekor buaya lagi dari sungai Guntung.

Relokasi itu menggenapkan jumlah buaya yang berhasil diselamatkan BKSDA.

Setelah sebelumnya di akhir Agustus lalu pihak yang sama juga menangkap 1 ekor buaya dari sungai tersebut.

"Masih ada dua lagi yang target BKSDA," terang Denny kepada Tribunkaltim.co, Rabu (4/10/2023).

Mesti demikian Denny mengaku ia tidak mengetahui pasti apakah buaya yang direlokasi BKSDA itu adalah Riska.

Menurutnya, BKSDA turun ke Guntung atas permintaan masyarakat yang resah pasca terjadinya konflik buaya dan manusia beberapa waktu lalu.

Dirinya pun menyakinkan, tindakan ini tidak memiliki niatan memojokan salah satu pihak. Lantaran buaya yang disasar, adalah predator air yang kerap masuk ke pemukiman masyarakat. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Berita Terkini