Bisa jadi, partainya justru mendulang empati publik.
“Saya yakin, salah-salah bukan memberikan efek yang negatif, Insya Allah barangkali justru akan mendapatkan sesuatu, empati barangkali kalau memang dilihat pendekatannya ini secara terus terang, terbuka, di mana salahnya dan sebagainya,” kata Surya Paloh.
Surya mengklaim partainya menjunjung tinggi semangat antikorupsi dan penegakan hukum terhadap tindakan koruptif.
Dia pun mengaku bakal menghormati proses hukum yang berlaku terhadap kader NasDem yang terjerat kasus korupsi.
Elektabilitas Anies Anjlok usai Gandeng Cak Imin
Terkait elektabilitas, survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas Anies anjlok usai menggaet Cak Imin sebagai cawapresnya.
Dikutip dari TribunJakarta.com, elektablitas Anies turun menjadi 5,2 persen.
Diketahui, pasangan Anies-Cak Imin dideklarasikan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada 2 September 2023 lalu.
Namun, usai pendeklarasian tersebut, elektabilitasnya hanya tersisa 14,5 persen.
Jika dilihat dari Januari 2023, tren elektabilitas Anies terus menurun hingga 7,6 persen.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan sejumlah faktor yang membuat turunnya elektabilitas Anies setelah memilih Cak Imin.
Salah satunya yakni kemarahan dari Partai Demokrat yang merasa dikhianati oleh Anies dan NasDem karena sepihak menunjuk Cak Imin sebagai cawapres Koalisi Perubahan.
Dalam hal ini, kritik Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga manjur dalam hal memeloroti elektabilitas Anies.
Selain itu, popularitas Cak Imin juga kalah dengan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Di sisi lain, dua bakal calon presiden (bacapres) saingan Anies, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto mengalami tren kenaikan elektabilitas.