Kali ini Zijklert berhasil. Dia menemukan minyak yang besar di sumur baru yang kemudian dikenal sebagai Telaga Tunggal 1.
Tak lama kemudian, sumur ini mulai berproduksi dalam jumlah komersial.
Pada tahun 1890, setelah mendapatkan untung besar dari minyak, Zijlker merasa cukup percaya diri mendirikan perusahaan bernama Royal Dutch Company yang dicatatkan di Den Hag.
Ketika Zijklert meninggal pada 27 Desember 1890, rekannya De Gelder yang bersama-sama ikut mengerjakan pengeboran minyak menemukan sumur baru lainnya di Pangkalan Brandan.
Pengeboran pun langsung dilakukan, kemudian ia juga membangun fasilitas pengiriman minyak di Pangkalan Susu agar minyak bisa diekspor melalui laut.
Baca juga: Daftar Proyek APBN dan Non-APBN IKN Nusantara yang Ditarget Kelar Juni 2024
Pada tahun 1898, pemerintah Hindai Belanda juga telah menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan dan dermaga yang akan menjadi pelabuhan pengiriman minyak pertama di Pangkalan Susu.
Sementara itu di Kalimantan pada tahun 1897, perusahaan lain, Shell Transport and Trading Company Ltd juga menemukan minyak di Kalimantan Timur dan pada tahun yang sama mendirikan kilang kecil di Balikpapan, yang mulai beroperasi pada tahun 1899.
Kilang di Balikpapan ini yang kemudian menjadi salah satu cikal bakal Pertamina.
Pada pergantian abad dari abad ke-19 ke abad ke-20, sumur minyak telah banyak ditemukan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Timur, dan Kalimantan Timur.
Kilang-kilang minyak pun telah didirikan di setiap daerah kaya minyak itu.
Tercatat, saat itu ada 18 perusahaan yang mengebor minyak di Indonesia.
Pada tahun-tahun awal abad ke-20, dari 18 perusahaan minyak itu, dua yang paling menonjol dalam skala produksi minyaknya adalah Royal Dutch dan Shell Transport.
Shell Transport sendiri adalah perusahaan yang didirikan pada tahun 1897 oleh orang Inggris, Marcus Samuel.
Ia adalah pengusaha perdagangan rempah-rempah yang juga nyambi berjualan kerang.
Itu sebabnya, Marcus Samuel kemudian menamakan perusahaan barunya dengan nama Shell yang secara harfiah artinya kerang.