Tahun Baru Imlek 2024

Sejarah, Makna dan Cara Membuat Kue Keranjang Khas Tahun Baru Imlek 2024

Penulis: Tribun Kaltim
Editor: Nisa Zakiyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUE KERANJANG IMLEK - Ilustrasi. Simak sejarah, makna dan cara membuat kue keranjang khas Tahun Baru Imlek 2024. (7/2/24)

TRIBUNKALTIM.CO - Kurang lengkap rasanya jika merayakan Imlek tanpa kue keranjang. 

Kue keranjang, juga dikenal sebagai kue cina atau nian gao, memiliki sejarah yang panjang dan kaya di Tiongkok dan beberapa negara Asia Timur lainnya.

Kue yang teksturnya mirip dengan dodol ini memiliki makna yang cukup dalam, yakni melambang harapan keluarga supaya dapat bersatu dan hidup rukun.  

Kue keranjang biasanya disusun bertumpuk. 

lihat foto Menjelang Tahun Baru Imlek, LOKA Supermarket sudah menjual kue keranjang yang dipasok dari Bangka Belitung dan jeruk ponkan yang diimpor dari China.

Tumpukan ini juga memiliki makna khusus, yaitu lambang pendapatan, posisi, dan pertumbuhan anak-anak agar lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Simak sejarah kue keranjang dalam tradisi tahun baru Imlek berikut ini.

Baca juga: 15 Hidangan Pencuci Mulut untuk Tahun Baru Imlek 2024

Asal Usul Kue Keranjang

Kue keranjang memiliki akar sejarah yang kaya dalam budaya Tionghoa, khususnya dalam tradisi Tahun Baru Imlek.

Menurut legenda Tionghoa, kue keranjang berasal dari cerita tentang dewa Nian, makhluk mitos yang menyerang manusia setiap tahun selama Tahun Baru Imlek.

Kue tersebut kemudian disebut "nian gao," yang secara harfiah berarti "kue tahun baru."

Menurut legenda, makanan yang kenyal seperti kue keranjang dapat mengusir dewa Nian dan membawa keberuntungan.

Tepung beras ketan, bahan utama dalam pembuatan kue keranjang, secara simbolis melambangkan kemakmuran dan kesuksesan dalam budaya Tionghoa.

Oleh karena itu, makan kue keranjang selama Tahun Baru Imlek diharapkan akan membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi mereka yang memakannya.

Sebelum ditemukannya metode pengawetan modern, kue keranjang adalah salah satu dari sedikit makanan yang dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa membusuk.

Ini membuatnya menjadi pilihan populer selama Tahun Baru Imlek ketika akses ke bahan makanan segar mungkin terbatas.

Ada juga teori yang mengatakan bahwa kue keranjang memiliki akar dalam ritual kuno yang dilakukan oleh petani Tionghoa untuk memperingati panen dan memohon keberuntungan dari dewa-dewa pertanian.

Meskipun tidak ada konsensus tunggal tentang asal usul kue keranjang, namun kue ini telah menjadi bagian integral dari perayaan Tahun Baru Imlek dan memiliki makna simbolis yang dalam dalam budaya Tionghoa.

Baca juga: 9 Kuliner Keberuntungan Terbaik untuk Disantap Saat Tahun Baru Imlek 2024

Simbolisme Kue Keranjang

Kue keranjang memiliki makna simbolis yang dalam dalam budaya Tionghoa.

Bentuk bulat dan kenyalnya mewakili kesatuan keluarga dan hubungan yang kuat, sementara tingginya melambangkan kemajuan dan pertumbuhan dalam hidup.

Kue keranjang menjadi hidangan khas selama perayaan Tahun Baru Imlek di Tiongkok dan di seluruh dunia di mana masyarakat Tionghoa berada.

Ini merupakan bagian integral dari tradisi dan budaya yang melibatkan pertemuan keluarga, memberi hadiah, dan memperkuat hubungan sosial.

lihat foto Ribuan warga berebut kue keranjang di Grebeg Sudiro 2019 Solo, MInggu (3/2/2019).

Meskipun sejarah kue keranjang terkait erat dengan budaya Tionghoa, kini kue ini telah menjadi populer di berbagai negara Asia Timur seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan juga di komunitas Tionghoa di seluruh dunia.

Kue keranjang, juga dikenal sebagai kue cina atau nian gao, memiliki makna dan simbolisme yang dalam dalam budaya Tionghoa, terutama dalam konteks perayaan Tahun Baru Imlek.

Baca juga: 10 Kuliner Khas Imlek, Lengkap dengan Filosofi dan Resepnya

Makna Kue Keranjang Imlek

Berikut adalah beberapa makna yang terkait dengan kue keranjang:

  • Kesatuan Keluarga

Bentuk bulat dan kenyalnya kue keranjang melambangkan kesatuan keluarga. Selama perayaan Tahun Baru Imlek, kue keranjang sering diberikan sebagai hadiah kepada anggota keluarga dan teman-teman untuk menandakan kebersamaan dan hubungan yang erat.

  • Kemajuan dan Pertumbuhan

Tinggi kue keranjang yang melambangkan kemajuan dan pertumbuhan dalam hidup. Ini mencerminkan harapan untuk kemajuan dan sukses di masa depan, baik dalam hal karier, pendidikan, atau kehidupan pribadi.

  • Kesempurnaan dan Keberuntungan

Kue keranjang sering dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesempurnaan karena teksturnya yang kenyal dan manis. Makan kue keranjang diharapkan membawa keberuntungan dan kesuksesan di tahun yang baru.

  • Tradisi dan Kontinuitas

Kue keranjang juga melambangkan tradisi dan kontinuitas. Ini merupakan bagian penting dari warisan budaya Tionghoa yang telah ada selama berabad-abad, dan makan kue keranjang selama Tahun Baru Imlek merupakan cara untuk mempertahankan dan merayakan warisan tersebut.

  • Harapan untuk Masa Depan

Kue keranjang juga mewakili harapan untuk masa depan yang cerah dan sukses. Selama perayaan Tahun Baru Imlek, makan kue keranjang menjadi bagian dari ritual untuk menghadapi tahun yang baru dengan optimisme dan semangat yang tinggi.

Secara keseluruhan, kue keranjang bukan hanya hidangan lezat selama perayaan Tahun Baru Imlek, tetapi juga memiliki makna simbolis yang dalam yang mencerminkan nilai-nilai keluarga, tradisi, harapan, dan keberuntungan dalam budaya Tionghoa.

Baca juga: Sejarah 1 Februari: Tahun Baru Imlek Menjadi Hari Libur Nasional, Tepat 21 Tahun yang Lalu

Cara Membuat Kue Keranjang Imlek

Bahan utama kue keranjang adalah tepung beras ketan yang dicampur dengan gula dan air, dan kemudian dikukus.

Teksturnya yang kenyal dan manis menjadikannya cocok untuk disajikan sebagai hidangan penutup atau camilan selama perayaan Tahun Baru Imlek.

Simak berikut ini cara membuat kue keranjang Imlek.

Bahan:
375 ml air panas
400 gram gula pasir
300 gram oats cepat masak, haluskan dengan blender
300 gram tepung ketan
75 gram tepung sagu (tepung kanji)
300 ml santan
1/4 sdt garam
1/2 sdm minyak goreng untuk olesan

Cara Membuat:
1. Campur air panas dan gula pasir, aduk hingga gula larut. Saring.
2. Taruh tepung oats, tepung ketan, dan tepung sagu dalam wadah. Tambahkan campuran air panas dan gula pasir. Aduk rata.
3. Tambahkan santan dan garam. Aduk hingga adonan halus dan rata.
4. Olesi cetakan dengan minyak goreng. Tuangkan adonan hingga penuh. Kukus selama 30 menit hingga kue matang. Angkat.
5. Setelah dingin, potong-potong. Sajikan.

Itulah penjelasan mengenai sejarah, makna dan cara membuat kue keranjang dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2024. Semoga bermanfaat. (*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini