TRIBUNKALTIM.CO - Pemerintah terus menggenjot pembangunan di IKN Nusantara yang membuat perhatian masyarakat hingga banyak yang berkunjung.
Namun bagi pengunjung yang ingin ke IKN Nusantara sebaiknya membuat persiapan mengingat sejumlah kondisi fasilitas umumnya.
Salah satunya adalah kondisi rest area menuju Titik Nol IKN Nusantara.
Diketahui Titik Nol IKN Nusantara menjadi salah satu wilayah yang paling banyak dikunjungi masyarakat di kawasan Ibu Kota Negara.
Baca juga: Jokowi tetap Yakin Investor Asing Minati IKN Nusantara, Minta Badan Usaha Otorita Menyusun Strategi
Baca juga: Apa Itu Tanaman Kacang Babi yang Ditanam di Jalan Tol IKN Nusantara? Keunggulan Kara Benguk
Baca juga: ASN yang Pindah ke IKN Nusantara di Tahap Pertama Bakal Dapat Tunjangan Pionir, Bukan Tambahan Tukin
Sayangnya, kondisi di rest area yang menuju tempat persinggahan antara menuju Titik Nol IKN Nusantara tidak berfungsi seluruhnya.
Dikutip TribunKaltim.co dari Kompas.com, pada Kamis (8/2/2024), di bagian toilet pria terdapat 12 bilik.
Hanya 3 yang berfungsi, sisanya tidak bisa digunakan.
Lima kloset yang mencakup 3 kloset jongkok berkerak, dan kotor.
Sementara dua kloset duduk juga bermasalah dengan flush yang macet.
Kemudian terdapat lima urinoir, tiga berfungsi dengan baik dua lainnya bermasalah dengan flush yang macet.
Sementara kondisi air yang mengalir dari keran, keruh kecoklatan.
Selain itu, aroma pesing menguar kuat di udara.
Bagaimana toilet perempuan?
Dari pantauan Kompas.com, kondisinya tidak lebih baik dari toilet pria.
Baca juga: Fakta IKN Nusantara, Ahok Sebut Harusnya Bukan di Kaltim, Pernah Ditawari Jokowi Posisi Kepala OIKN
Tak dilengkapi tisu sebagaimana terdapat di toilet-toilet standar fasilitas publik lainnya.
Padahal, pengunjung yang memanfaatkan toilet ini dipungut biaya sekitar Rp 2.000 untuk aktivitas buang air kecil (BAK) dan Rp 5.000 untuk buang air besar (BAB).
Jadi, bagi Anda yang berkeinginan untuk berkunjung ke Titik Nol IKN namun jeda sejenak di Rest Area, kami sarankan membawa tisu kering, tisu basah, dan juga air bersih dalam kemasan.
Bergeser ke area di mana terdapat tenant-tenant sebagai sentra UMKM dan kuliner, tampak kotor.
Debu menyelimuti meja-meja dan kursi-kursi.
Sampah menumpuk tak diangkut, padahal jarum jam di tangan telah menunjukkan pukul 17.15 WITA.
Kemudian, baru sebagian di sisi barat yang terisi tenant, sementara sisi timur masih kosong.
Kendati demikian, kehadiran Rest Area ini membawa dampak bagi para pedagang yang membuka kiosnya di sini.
Yoehana Fitria Ika Nuraenie contohnya.
Baca juga: Transportasi Canggih Jadi Kenyataan, Taksi Terbang IKN Nusantara Diujicoba di Balikpapan-Samarinda
Perempuan berhijab ini membuka kios Ginger Cafe 120. Omset sehari bisa mencapai kisaran Rp 700.000-Rp 800.000.
"Saya berjualan kopi, air mineral, minuman ringan lain, es buah, dan makanan seperti mie instan," ujar Yoehana kepada Kompas.com.
Omset ini tidak harus dipotong biaya sewa ruang, karena Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) belum menetapkan tarif sewa.
"Iya hingga saat ini saya masuk sini free.
Tetapi harga jual makanan dan minuman tertentu sudah dipatok OIKN. Kecuali hand made," imbuhnya.
Untuk diketahui, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) membangun rest area sebagai sentra UMKM lokal dan kuliner bagi pengunjung yang datang ke Titik Nol IKN.
Rest area dibangun sebagai wadah pemasaran, meningkatkan kapasitas, dan menghidupkan UMKM lokal.
"Produk UMKM lokal itu bukan saja berupa makanan atau jajanan tetapi juga suvenir serta lainnya," ujar Alimuddin.
Baca juga: 11 Tersangka Kasus Narkotika Diamankan Polres PPU Selama Januari 2024, Ada yang Berasal dari IKN
UMKM lokal yang dilibatkan terutama berasal dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan hingga kini telah ada sebanyak 20 UMKM yang mengisi rest area tersebut.
UMKM tersebut juga telah dibuatkan tempat masing-masing.
“UMKM itu kita tempatkan di situ, kita bina ini dan kita juga berikan tempat yang cukup bagus.
Sehingga para pengunjung disajikan makanan khas.
Jadi UMKM jalan dan pariwisata juga jalan," kata Alimuddin.
Produk makanan yang dijual harus sudah dilengkapi dengan label halal, kebersihan hingga kualitasnya terjamin, memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) juga sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).
Selain itu, tambahnya, semua kendaraan atau mobil milik pengunjung harus parkir di rest area.
Sementara, untuk mengakses Titik Nol, OIKN menyiapkan satu unit bus listrik non Bahan Bakar Minyak (BBM) fosil.
Harapannya ini dapat menjadi percontohan, penggunaan kendaraan ramah lingkungan tanpa BBM di IKN.
“Rest area itu diadakan karena untuk faktor keamanan, jadi tidak boleh lagi ada kendaraan yang masuk kecuali kendaraan proyek.
Hal ini, karena makin masifnya kegiatan proyek pembangunan IKN,” kata Alimuddin.
Baca juga: Investasi IKN Nusantara, Luhut Beber Elon Musk Bakal Pasang Jaringan Internet Ibu Kota Negara Baru
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.