TRIBUNKALTIM.CO - Rabu (14/2/2024) bersama jutaan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, warga di sekitar IKN Nusantara juga mengikuti Pemilu dan Pilpres 2024.
Sayangnya, Pemilu 2024 bukanlah pesta demokrasi bagi warga yang memperjuangkan keadilan atas tanahnya akibat terdampak proyek pembangunan IKN Nusantara.
Warga di IKN Nusantara masih resah karena mereka hanya menunggu waktu tersingkir dari tanah kelahiran mereka dan sulit berharap dari hasil Pemilu 2024 ini akan mengubah nasib mereka.
Warga di sekitar IKN Nusantara mengaku tak bisa berharap banyak bahwa hak pilih yang mereka salurkan di kotak suara, akan berbalik dengan didengarnya suara itu untuk mendapat keadilan.
Baca juga: Terjawab Nasib Kelanjutan IKN Nusantara, Pengusaha Kalimantan Timur Senang Prabowo-Gibran Menang
Baca juga: Pekerja IKN yang Hadir di TPS Khusus Minim, Sisa Surat Suara Pemilu 2024 Bakal Dikembalikan ke KPU
Baca juga: Kisah Warga yang Tersisih Usai Lahannya Diambil Proyek IKN Nusantara, Menikmati? Kami Ini Tersingkir
Salah satu warga Suku Balik di Kampung Lama Sepaku, Penajam Paser Utara, Pandi mengatakan, “Itu pesta [demokrasi] untuk mereka yang senang, tapi untuk mereka yang sakit, merasa terzolimi.”
Ketika pembangunan Istana Negara dan gedung-gedung pemerintahan lainnya digencarkan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Nusantara, sebagian masyarakat terancam terusir dari kampung mereka.
Sebaliknya, bagi mereka yang merasakan berkah ekonomi dari pembangunan IKN, pemilu kali ini terasa “penting” untuk mempertegas keberlanjutan megaproyek ini.
Seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, BBC News Indonesia menemui sejumlah masyarakat yang terdampak hingga pekerja proyek soal bagaimana mereka memaknai pemilu pertama yang digelar sejak ada proyek IKN.
"Tolong disejahterakan semuanya" Syarariyah, salah satu warga Desa Bumi Harapan, Penajam Paser Utara, mengaku tidak berharap banyak dari Pemilu 2024.
Keluarga Syarariyah tinggal menunggu waktu untuk tersingkir dari tanah kelahiran mereka, sebab lokasinya masuk dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Dalam beberapa tahun ke depan, rumah Syarariyah akan berganti menjadi jalan raya yang lebar, sebagai akses menuju IKN.
Keresahan akan tersingkir dari tanah itu terus menghantuinya.
Oleh sebab itu, dia mengharapkan sosok pemimpin yang dapat memenuhi hak-hak masyarakat setempat dan melibatkan mereka dalam pembangunan IKN.
Namun ketika melihat visi-misi para kandidat sulit, baginya meyakini situasi yang dia hadapi akan membaik.
Baca juga: Warga Tersingkir dari IKN Nusantara, Uang Ganti Rugi Rumah dan Kebun tak Cukup untuk Beli Lahan
"Saya pikir dari ketiga capres itu, hampir tidak ada [yang memperhatikan masyarakat terdampak IKN," kata Syarariyah ketika ditemui di rumahnya, Minggu (11/12).