"Modus ini terjadi. Betul pada hari H terjadi, bagaimana kepala desa memberi pengarahan langsung kepada KPPS dan ikut serta untuk pemenangan paslon tertentu," bebernya.
Selanjutnya, yang keempat adalah pengarahan lanjut usia (lansia) oleh KPPS.
Kelima adalah jumlah surat suara yang lebih sedikit dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Baca juga: Terjawab Kapan Penetapan Presiden 2024-2029 dan Jadwal Pelantikan Presiden Indonesia Terpilih
Kecurangan keenam adalah penghalangan pemilih oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).
Ketujuh, manipulasi data DPT.
Kedelapan adalah upaya menghalangi saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Dan kesembilan adalah praktik politik uang (money politic).
"Ini pengelompokan dan modus (kecurangan) di lapangan yang sudah kami temukan. Pada waktunya secara bertahap akan kami sampaikan ke publik setelah verifikasi," tutur Ari.
Ari menegaskan pihaknya akan terus mengawal proses Pemilu ataupun Pilpres 2024 supaya berjalan baik demi kepentingan rakyat Indonesia.
"Jutaan suara rakyat yang dicurangi, itu intinya. Suara rakyat yang dikehendaki itu yang akan jadi kenyataan," pungkas Ari.
TPN Ganjar-Mahfud Serahkan Bukti-bukti
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud sudah menyerahkan beberapa bukti-bukti kecurangan pelaksanaan pemilihan umum tahun 2024 kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Bukti-bukti kecurangan tersebut berupa video yang dikirimkan oleh saksi-saksi calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang ditugaskan di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS) seluruh Indonesia.
"Kami masih terus mengumpulkan bukti bukti kecurangan pemilu dan akan meneruskan ke Bawaslu sebagian sudah diterima oleh mereka.
Bentuk-bentuk kecurangannya ini juga bisa dilihat dalam bentuk video karena memang ada yang direkam oleh saksi-saksi kami di TPS," ujar Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Chico Hakim saat dikonfirmasi, Kamis (15/2/2024).