TRIBUNKALTIM.CO, NUSANTARA - Ibu Kota Negara Indonesia atau IKN Nusantara ternyata dilirik oleh investor asing. Perkembangan terbaru, Otorita IKN membeberkan negara-negara asing yang minat terhadap IKN Nusantara.
Mereka lebih mengatasnamakan perusahaan tapi perusahaan asing bukan dalam negeri Indonesia.
Tentu saja, data yang dihimpun dari Otorita IKN disebutkan, negara-negara yang paling banyak minat pada IKN Nusantara berasal dari benua Asia.
Investor asing banyak yang berminat berinvestasi di IKN Nusantara.
Baca juga: Terobosan IKN Nusantara, Buat Jalan Tol Bisa Isi Daya Mobil Listrik Saat Melintas, Mirip di Swedia
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebut ada sekitar 357 letter of intent (LoI) atau minat investasi dari calon investor masuk ke proyek IKN Nusantara.
Dari jumlah tersebut, 42 persen LoI berasal dari perusahaan asing. Dari 357 LoI yang sudah masuk, ada sekitar 150 LoI yang merupakan perusahaan asing.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono dalam diskusi daring, Senin (19/2/2024) mengutip dari Kontan.co.id.
Agung mengatakan, minat investasi asing paling banyak berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, Tiongkok, dan Korea.
Tiga Sektor yang Dilirik
Adapun, sektor paling banyak diminati adalah sektor hunian, teknologi, dan energi.
Sekitar ada 8 perusahaan (LoI hunian) yang sudah dalam proses sekarang, sudah menyelesaikan studi kelayakan, sedang dievaluasi.
"Kalau ini nanti ini terwujud dari perusahaan perusahaan ini, ada dari China, Malaysia, mungkin paling tidak nilainya Rp 45 triliun dari nilai capexnya saja untuk mereka bangun," jelas Agung.
Lalu, investasi sektor teknologi untuk membuat kota menjadi smart city. Investor yang berminat di antaranya dari Korea, Amerika Serikat, Prancis, dan Tiongkok.
Baca juga: 3 Fitur Spesial Buat Jalan Tol IKN Nusantara Jadi yang Tercanggih di Indonesia, Cek Progresnya
Kemudian, investasi sektor energi. Agung mengatakan, negara-negara Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia yang sudah menyampaikan minat.
"Dan easily bagi mereka antara US$ 5 miliar sampai US$ 10 miliar itu akan dialokasikan rencananya untuk membangun energi terbarukan," ucap Agung.