Polisi pun melakukan pelacakan ponsel korban.
Saat itu handphone korban dinyatakan masih aktif dengan titik akhir berada di Jalan Aminah Syukur.
"Oleh karena itu Polsek Palaran mengarahkan kami untuk laporan kehilangannya ke Polsek Kota," kata Marta.
Pihaknya sempat mencari keberadaan Berta di titik yang dimaksud.
Namun tidak membuahkan hasil sampai ponsel almarhum tak lagi aktif dan justru ditemukan meninggal dunia di seputaran lokasi pencarian.
Setelah jasad Berta ditemukan, polisi akhirnya memanggil suami almarhum untuk dimintai keterangan.
Di situlah pihak keluarga baru mengetahui bahwa ternyata suami almarhum bekerja di sebuah kantor yang berada di Jalan Aminah Syukur.
"Tapi kenapa saat kami laporan kehilangan, suami almarhum tidak memberitahu kami kalau dia kerja di sana. Padahal kami heran, kok almarhum sampai ke sana (Jalan Aminah Syukur)," bebernya.
Tidak hanya itu, meski kepolisian mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak keluarga mengklaim menemukan fakta yang berbeda.
Mereka menemukan memar pada pipi, bibir atas rusak, pelipis kiri robek, pada dahi kanan, dan kepala bagian belakang terdapat beberapa luka terbuka serta terdapat bekas jeratan tali di tangan dan kaki.
"Makanya kemarin kami bersikeras minta jasad almarhum diautopsi," imbuhnya.
Selain itu mereka juga menemukan sejumlah barang tak biasa di dalam jok motor suami Berta.
Seperti palu-palu, kain dan pisau kater.
"Motornya sudah ditahan. Kami belum melakukan pelaporan karena masih menunggu hasil autopsi," pungkas perempuan asal Kota Bontang tersebut.
Sementara jasad korban telah dikebumikan siang tadi, meninggalkan misteri penyebab kematiannya yang belum terungkap. (Rita Lavenia)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya