Maka dari itu, Jamiluddin melihat ada peluang PKS dan PDI-P menjadi oposisi.
Dia menyebut dua partai tersebut memiliki ideologis, sehingga akan lebih militan bila menjadi oposisi.
Sementara itu, Jamiluddin mengingatkan bahwa oposisi tetap diperlukan dalam sebuah negara.
"Tanpa oposisi yang kuat, tentu check and balances akan melemah. Hal ini akan menjadi peringatan dini bagi meredupnya demokrasi di Indonesia," imbuhnya.
Diketahui, PKB menyebut mereka tidak punya pengalaman menjadi oposisi.
Di sisi lain, Nasdem telah menyambut Prabowo secara hangat, dan blak-blakan mereka punya peluang bergabung ke Prabowo-Gibran.
Gerindra Puji PKS
Partai Gerindra kirim pujian manis ke PKS belum lama ini.
Ya, lobi politik usai Prabowo-Gibran dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024 semakin hangat.
Sebagai pihak pemenang, kubu Prabowo-Gibran menyatakan membuka pintu lebar untuk berkoalisi kepada partai manapun, termasuk rivalnya saat di Pilpres 2024.
Baca juga: Amnesty International sebut tak Cukup Hanya 4 Menteri Jokowi yang Dihadirkan Sidang MK
Baca juga: Prabowo dalam Masalah, MK Putuskan Pilpres 2024 Curang Kata Pengamat Ini, Pencoblosan Diulang?
Meski diketahui, PKS merupakan satu-satunya partai yang konsisten berdiri di barisan oposisi pemerintahan.
Adalah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman memberi "kode politik" perihal rencana pihaknya merangkul PKS masuk ke dalam Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nanti.
"Beda itukan cover-nya, hatinya sama-sama Merah Putih. Jadi, kita sesama anak-anak bangsa, kita menghormati.
PKS selama ini kan mempraktekkan politik yang sangat elegan," ucap Habiburokhman saat ditemui di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2024).
Ia mengungkapkan, PKS berada sebagai oposisi yang hanya sekadari cari gimmick. Meski tidak setuju, partai besutan Ahmad Syaikhu itu pun tak pernah melakukan sabotase kepada kebijakan pemerintah.