Pilkada 2024

Sudirman Said Bicara soal Peluang Anies Maju di Pilgub Jakarta 2024, Singgung Langkah Prabowo

Editor: Amalia Husnul A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PILGUB JAKARTA 2024 - Capres dan cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2024). Sudirman Said, Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin bicara peluang Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta 2024. Singgung langkah Prabowo setelah nyapres

TRIBUNKALTIM.CO - Bagaimana langkah politik para capres usai Pilpres 2024 menjadi sorotan, termasuk Anies Baswedan yang banyak disebut ketika membahas Pilgub Jakarta 2024.

Apakah Anies Baswedan yang mantan Gubernur DKI Jakarta ini akan maju berkontestasi di Pilgub Jakarta 2024? 

Terkait peluang Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta 2024 ini dibahas oleh Sudirman Said, Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin.

Dalam pernyataannya, Sudirman Said menjadikan contoh langkah Prabowo usai menjadi capres dalam Pilpres sebelumnya.

Baca juga: Jadwal Sidang Putusan MK Dua Perkara Sengketa Pilpres 2024, Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar Diundang

Baca juga: Gerindra Soal Anies Baswedan Diusung Lagi di Pilkada Jakar ta 2024, Muzani: Kita Punya Jago

Baca juga: Lampu Hijau NasDem Buat Anies di Pilkada Jakarta 2024, Kabarnya Surya Paloh Setuju, Lalu Sahroni?

Menurut Sudirman Said, kecil kemungkinan Anies akan maju sebagai calon gubernur Jakarta pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Sebab, menurut Sudirman, Anies sudah menjadi calon presiden (capres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Sudirman Said mengatakan, maju kontestasi politik di tingkat nasional, artinya Anies sudah menjadi tokoh level nasional.

"Yang saya dengar siapa pun capres (artinya) sudah di level nasional," kata Sudirman Said saat ditemui di kediamannya, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024).

Sudirman juga menyebut bahwa Anies harus menghormati dan menjaga suara pemilihnya yang berasal dari daerah lain.

Begitu juga ide-ide perubahan dalam skala nasional yang seharusnya bisa terpelihara agar Anies bisa tetap berkontestasi di kancah nasional.

Sudirman Said lantas menyinggung konsistensi capres nomor urut 2, Prabowo Subianto yang tetap berada di jalan sebagai seorang kontestan pilpres meskipun kalah berkali-kali.

Menurut dia, Prabowo tak lantas mengambil jalan pragmatis untuk menjadi kepala daerah di tempat yang suaranya unggul dalam Pilpres, baik 2009, 2014, dan 2019.

PILGUB JAKARTA 2024 - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Sudirman Said, Co-Captain Timnas Anies-Muhaimin bicara peluang Anies Baswedan maju di Pilgub Jakarta 2024. Singgung langkah Prabowo setelah nyapres (warta kota/nuril yatul)

"Pak Prabowo kan sampai empat kali (nyapres), sekali kalah bukan (kemudian mencalonkan sebagai) Gubernur Jawa Barat kan," ujar Sudirman.

"Jadi cawapres (Prabowo) kalah, jadi capres kalah terus, itu perjuangan," katanya melanjutkan.

Baca juga: NasDem Anggap Anies Kartu yang Tak Boleh Mati, Tapi Masih Pikir-pikir Usung di Pilkada Jakarta 2024

Meski demikian, Sudirman tidak bisa memastikan langkah karier politik Anies di masa depan.

Dia hanya bisa memastikan bahwa kontestasi masih berlangsung dan memasuki babak akhir dalam sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Belum dengar (Anies akan mengambil langkah kedepan), kita hormati fokusnya di menuntaskan (Pilpres).

Jadi, kalau besok 22 (April) pengumuman (putusan sengketa), bisa tanya saja (ke Anies)," ujar Sudirman Said seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Diketahui, hasil perolehan suara pasangan Anies-Baswedan tertinggal dari pasangan Prabowo-Gibran yang dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024.

Berharap Anies dan Prabowo Bertemu

Co Captain Tim Nasional capres-cawapres nomor urut 1 Anies Basweda-Muhaimin Iskandar, Sudirman Said berharap agar Anies dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto bisa bertemu.

"Saya punya harapan begitu semua," katanya saat ditemui di kediamannya di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (19/4/2024).

Baca juga: Survei Pilgub Jakarta 2024, Cek Elektabilitas 3 Nama Terkuat, Koalisi Perubahan Tinggalkan Anies

Pertemuan itu, kata Sudirman, bisa dilakukan apabila hasil putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tidak mengubah hasil pemungutan suara Pilpres 2024 yang memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.

"Kalau tidak ada perubahan signifikan artinya Pak Prabowo menjadi presiden, wajar saja kalau para calon presiden yang tidak menang menyambut dengan selamat," katanya seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Sudirman mengatakan, pertemuan Anies dan Prabowo bisa menjadi tradisi yang baik dalam berdemokrasi di Indonesia.

Menurut Sudirman Said, ketika MK telah membacakan putusannya, sudah selayaknya semua elemen memberikan pengakuan dan kembali berbaur untuk membangun Indonesia.

"Harus ada titik di mana ini (kompetisi) semua harus selesai, dan ketika selesai ya rembukan, gitu," kata Sudirman.

"Itu omongan saya, harapan sebagai warga negara," tandasnya.

Sebagai informasi, Pilpres 2024 kini memasuki babak sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) yang putusannya akan dibacakan pada 22 April 2024.

Hasil Pilpres 2024 yang resmi diumumkan KPU menetapkan paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang dengan perolehan suara 58,6 persen.

Baca juga: Alasan Sebenarnya PKS Ogah Pakai Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024, NasDem Usung Kader Sendiri

Sedangkan Anies-Muhaimin hanya mencapai 24,95 persen, dan paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih suara 16,47 persen dari total suara sah.

Akui Koalisi Perubahan tak Lagi Solid

Co-captain Timnas Anies-Muhaimin, Sudirman Said mengakui partai Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah tak solid lagi.

Hubungan mereka renggang karena kesibukan kepentingan internal masing-masing.

"Dalam proses (kepentingan internal) kalau dikatakan agak renggang ya wajar lah kan fungsinya berbeda," kata Sudirman saat ditemui di kediamannya di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (18/4/2024).

Sudirman mengatakan, dalam koalisi perubahan ada tiga entitas yang berbeda yang memiliki kepentingan internal masing-masing.

Entitas pertama, capres Anies Baswedan yang merupakan orang di luar partai yang punya kepentingan internal sendiri.

Kedua, entitas koalisi partai yang mencalonkan Anies-Muhaimin.

Entitas kedua ini mungkin, kata Sudirman, merasa tugasnya selesai setelah mencalonkan Anies.

Sebab itulah, kata Sudirman, tidak terlihat banyak dukungan partai koalisi saat Anies memperkarakan hasil pilpres di MK.

"Calonnya bertanding (dalam pemilu) kemudian hasilnya begitu sekarang entitas calon yang memproses ke MK. jadi ini punya batas waktu," imbuh Sudirman Said seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.

Terakhir adalah entitas partai politik yang masing-masing memiliki otonomi sendiri.

Ada partai yang mempertimbangkan bergabung dengan capres-cawapres terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, atau punya strategi tertentu.

"Saya sih melihatnya ini suatu normal saja dan proses transisi ini," tandasnya.

Baca juga: Nasib Anies Baswedan, Partai Anggota Koalisi Perubahan Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI Jakarta

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkini