TRIBUNKALTIM.CO - Setiap tahun pada tanggal 23 Juni, dunia memperingati Hari Janda Internasional sebagai momen penting untuk memberikan perhatian khusus pada suara dan pengalaman para janda yang sering kali terlupakan.
Hari ini didedikasikan untuk mengenali tantangan yang mereka hadapi, mulai dari diskriminasi dan kemiskinan hingga kekerasan dan pengucilan sosial.
Di balik angka-angka statistik dan laporan-laporan resmi, terdapat kisah-kisah kehidupan nyata dari perempuan yang harus menghadapi dunia dengan keberanian dan keteguhan hati setelah kehilangan pasangan hidup mereka.
Dengan latar belakang sejarah yang kuat dan tujuan yang mulia, Hari Janda Internasional berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya solidaritas dan dukungan terhadap para janda, sekaligus mendorong kita semua untuk mengambil tindakan nyata demi menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif.
Pada tahun 2024, peringatan ini kembali hadir dengan harapan dan tantangan baru, mengajak kita untuk terus mendukung dan merayakan kekuatan serta ketahanan para janda di seluruh dunia.
Hari Janda Internasional 2024
Hari Janda Internasional diperingati setiap tahun pada tanggal 23 Juni untuk menarik perhatian pada suara dan pengalaman para janda serta menggalang dukungan yang mereka butuhkan.
Hari ini bertujuan untuk mengakui tantangan yang dihadapi janda di seluruh dunia dan mendorong tindakan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pada tahun 2024, Hari Janda Internasional jatuh pada hari Kamis, 23 Juni.
Tema Hari Janda Internasional 2024
Tema resmi Hari Janda Internasional 2024 belum diumumkan.
Namun, melihat tema tahun 2023 yang berfokus pada “Ketahanan Janda di Masa Pandemi dan Pasca-Pandemi”, ada kemungkinan bahwa tema tahun 2024 akan tetap menyoroti dampak pandemi COVID-19 terhadap para janda, serta upaya pemulihan dan pembangunan ketahanan mereka.
Tema ini mencerminkan pentingnya mendukung janda dalam menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan kesehatan yang diperburuk oleh pandemi global.
Sejarah Hari Janda Internasional
Hari Janda Internasional didirikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2011 melalui Resolusi A/RES/65/189.
Resolusi ini mengakui bahwa janda sering kali menghadapi diskriminasi, kemiskinan, dan kekerasan.
Dalam banyak budaya, janda menjadi korban pengucilan sosial dan ekonomi, kehilangan hak properti, serta kurangnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan.
Dengan menetapkan Hari Janda Internasional, PBB menyerukan tindakan global untuk melindungi hak-hak janda dan memberdayakan mereka, serta memastikan bahwa mereka mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk membangun kehidupan yang layak dan bermartabat.