Berita Bontang Terkini

Puluhan Ayam Mati Mendadak di Lok Tuan Bontang, Dugaan Awal karena Virus Tetelo

Penulis: Muhammad Ridwan
Editor: Budi Susilo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengambilan sampel yang dilakukan DKP3, untuk kemudian akan diuji di laboratorium Dinas Peternakan Kaltim, terkait kematian puluhan ayam kampung di wilayah Kelurahan Lok Tuan, Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur pada Rabu (23/7/2024) lalu.

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Puluhan ekor ayam kampung yang mati mendadak di wilayah Kelurahan Lok Tuan, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur sempat membuat panik masyarakat.

Namun pemerintah menegaskan, penanganan sudah dilakukan dan sampai hari ini kasus serupa tidak ditemukan kembali.

Dari informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co, kematian massal unggas tersebut dilaporkan pertama kali oleh warga Kelurahan Lok Tuan, Bontang Utara, pada Rabu lalu.

Ada 10 ekor ayam kampung yang tiba-tiba mati. Kabar tersebut cepat meluas karena muncul isu flu burung.

Baca juga: Dinkes Kaltim Pastikan Kasus Flu Burung Aman Semasa Lebaran 2023

Dikonfirmasi, Pejabat Fungsional Ahli Muda Medik Veteriner, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Peternakan (DKP3) Riyono, menjelaskan laporan kematian unggas ini telah ditangani pihaknya dengan melakukan sterilisasi di lokasi, penyuluhan kepada masyarakat dan mengambil sampel swab dan darah terhadap unggas yang mati untuk dikirim ke laboratorium Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur.

Riyono mengungkapkan, tidak ditemukan lagi kasus serupa. Namun ia belum memastikan apa yang menjadi penyebab dari matinya puluhan ayam tersebut.

"Dugaan sementara , unggas yang mati diduga karena Newcastle Disease (ND) atau yang kerap disebut tetelo," kata Riyono saat dihubungi TribunKaltim.co, Jumat (26/7/2024).

Dilansir dari World Organization of Animal Health, ND biasanya menyerang unggas domestik. Disebabkan oleh paramixovirus tipe 1. ND menunjukkan gambaran klinis yang mirip dengan influenza, namun perlu dilakukan uji laboratorium untuk menegakkan diagnosis.

Menurut Riyono, ada 3 hal yang menyebabkan virus tersebut muncul. Pertama keluar masuk unggas.

Baca juga: Antisipasi Penyebaran Flu Burung, Disbunak Paser Perketat Pengawasan Ternak di Perbatasan

Transisi hewan ini, tidak bisa dipungkiri juga berpengaruh. Pasalnya hewan yang datang dari luar daerah bisa saja membawa virus.

Kedua faktor cuaca dan ketiga kepedulian pemilik unggas. "Kalau kandangnya kotor, atau cara pemeliharaan yang dilepas begitu saja juga berbahaya. Apalagi kebayakan pemilik ayam kampung ini hampir tidak pernah melakukan vaksin pada ayam miliknya," terangnya.

Lebih lanjut, Riyono mengatakan untuk hasil uji lab diestimasikan baru keluar minggu depan.

Disinggung apakah virus Newcastle Disease (ND) menular ke manusia, Riyono menjelaskan, penyakit tersebut tidak berbahaya untuk manusia.

Tetapi ia tetap mengingatkan, agar masyarakat hidup dengan pola sehat. Sebelum makan mencuci tangan.

Baca juga: Kemenkes Tetapkan KLB Flu Burung, Bisa Menular ke Manusia, Sudah Mewabah di China

Khusus untuk konsumsi ayam, agar dilakukan perebusan terlebih dahulu sebelum diolah untuk disantap.

"Hasil uji lab-nya belum keluar. Apakah ada penyakit lain yang muncul atau tidak. Jadi kami menghimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat, karena dengan cara itu akan lebih menjaga kemungkinan dari persoalan penyakit," pungkasnya. (*)

 

Berita Terkini