Apalagi saat itu Gakkum sedang menangani banyak kasus secara bersamaan, termasuk operasi di Kutai Barat pada Agustus 2024.
Saat itu, pihak Balai Gakkum KLHK Kalimantan juga tengah menangani tambang di Hutan Lindung Kutai Barat.
“Karena saat itu kami juga sedang gencar operasi menangani tambang di Kutai Barat, Intulingau. Kita ada prioritas, mana yang sudah terjadi dan mana yang masih mepet-mepet. Tapi kita sudah rencanakan dari Kutai Barat langsung ke situ (lahan Unmul). Tapi itu rupanya tidak teregister dan kami juga lagi menelusuri di internal kenapa tidak teregister,” jelas David.
Namun demikian, David mengapresiasi langkah pengelola KHDTK yang dianggap sudah maksimal dalam melindungi kawasannya.
Termasuk dengan pelaporan dan tindakan langsung di lapangan.
Sehingga ini akan menjadi bahan evaluasi internal Gakkum agar kasus serupa tak terulang terkait pengaduan.
Langkah pendalaman penyelidikan pasca turun ke lapangan, pihaknya juga berkolaborasi dengan semua pihak untuk mengungkap siapa dalang yang menambang di KHDTK Unmul.
Gakkum KLHK Kalimantan menyatakan butuh dukungan dari semua pihak, termasuk instansi kehutanan, akademisi, dan media, agar proses yang ada bisa berjalan maksimal.
“Kami juga berterima kasih pada pihak Unmul yang sangat responsif dalam melaporkan hal ini, dan tentunya berkomitmen penuh untuk menindaklanjuti setiap dugaan tindak pidana di sektor lingkungan dan kehutanan,” pungkas David.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy
Caption: Gambar drone (pesawat tanpa awak) yang mendokumentasikan kegiatan penambang saat melakukan pematangan lahan di hutan pendidikan Unmul 5 April 2025 (HO/ Fahutan Unmul)