Berita Balikpapan Terkini

BOSF Berangkatan Orangutan ke KJ7 Kutai Timur, Awal Langkah Menuju Kebebasan

Penulis: Dwi Ardianto
Editor: Samir Paturusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ORANGUTAN - Kepala Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite, Selasa (22/04). Sebuah langkah penting dalam konservasi orangutan kembali berlangsung hari ini dengan diberangkatkannya enam individu orangutan menuju kawasan hutan KJ7 di Kutai Timur  (TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO)

TRIBUNKALTIM.CO,SAMBOJA — Sebuah langkah penting dalam konservasi orangutan kembali berlangsung hari ini dengan diberangkatkannya enam individu orangutan menuju kawasan hutan KJ7 di Kutai Timur.

Prosesi pemberangkatan ini disaksikan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud dan berbagai pihak yang selama ini aktif mendukung upaya pelestarian satwa liar Indonesia, Selasa (22/04).

Kepala Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite, menyampaikan bahwa pemberangkatan ini merupakan bagian dari rangkaian panjang kerja keras yang dimulai sejak dekade 1990-an.

“Kami sudah memulai pelepasliaran sejak 1991, sempat terhenti selama 10 tahun, dan baru bisa dilanjutkan pada 2012 setelah mendapatkan izin penggunaan lahan dari PT. Roy,” ujarnya.

Baca juga: Sepanjang 2024 hingga Awal 2025, BKSDA Kaltim Selamatkan 37 Orangutan

Lokasi pelepasliaran besok, yakni KJ7 Forest, merupakan kawasan yang namanya terinspirasi dari istilah lokal masyarakat Wahaya, dan kini menjadi simbol kawasan konservasi yang berkembang.

Jamartin menjelaskan, orangutan yang dirawat di pusat rehabilitasi BOSF bukanlah milik lembaga, melainkan milik negara yang dipercayakan kepada BOSF untuk disiapkan kembali ke alam liar.

Hingga saat ini, BOSF telah berhasil melepasliarkan 539 orangutan, sementara 355 lainnya masih dalam proses rehabilitasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Salah satu individu yang diberangkatkan hari ini adalah Mikaela, orangutan betina yang sebelumnya diselamatkan dalam kondisi malnutrisi parah.

Setelah menjalani perawatan intensif bersama BKSDA, ia dinyatakan siap untuk dilepasliarkan. Menteri Kehutanan dijadwalkan akan secara simbolis membuka kandang Mikaela dalam acara pelepasliaran besok.

Jamartin juga menyampaikan apresiasi kepada para mitra seperti NAPP dan BCA yang secara konsisten mendukung program ini.

“Banyak pihak yang bahkan membantu tanpa pamrih. Ini bukti nyata kepedulian terhadap pelestarian satwa endemik kita,” katanya.

Enam individu orangutan yang diberangkatkan hari ini memiliki rentang usia 10 hingga 35 tahun. Cici, salah satunya, merupakan orangutan yang paling lama menjalani masa rehabilitasi.

Baca juga: BKSDA Kaltim Berhasil Rehabilitasi dan Lepasliarkan 4 Orangutan Kalimantan

Dengan dukungan dari berbagai pihak, pemberangkatan ini menjadi awal dari langkah besar menuju kebebasan satwa yang selama ini terancam oleh perusakan habitat.

Diharapkan, upaya bersama ini akan terus berlanjut demi masa depan orangutan dan kelestarian hutan Indonesia. (*)

 

 

 

Berita Terkini