Kawasan ini akan berfokus pada hilirisasi sumber daya alam, energi terbarukan, dan industri petrokimia sebagai bagian dari upaya pemerintah membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, PSN di Kalimantan Timur tahun 2025 bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi menjadi tonggak transformasi wilayah ini dari daerah penghasil sumber daya menjadi pusat pemerintahan, industri, dan logistik nasional.
Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama memastikan proyek ini berjalan tepat waktu, inklusif, dan berdampak langsung bagi masyarakat Kaltim.
Baca juga: PHK Pekerja Januari-Juni 2025 Naik, Wamenaker Noel Ebenezer Beber 2 Faktor Pendorong Pemutusan Kerja
Inilah 5 PSN yang berada di Kalimantan Timur dan aktif pada tahun 2025, yang didukung oleh Perpres No. 12 Tahun 2025 serta implementasi RPJMN 2025‑2029 (data diolah dari laman dishub.kaltimprov.go.id)
1. Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara – Kutai Kartanegara
IKN resmi menjadi bagian dari daftar PSN melalui Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2025, yang menjadikan pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai prioritas nasional hingga tahun 2029.
Pengadaan lahan sudah memasuki tahapan lanjutan: 15 kegiatan pengadaan tanah untuk IKN dilaksanakan oleh BPN Kaltim per Mei 2025; 11 kegiatan telah rampung total dan 4 lainnya masih dalam proses penyerahan parsial.
Pendanaan sebesar Rp1,426 triliun telah direalisasikan oleh LMAN untuk sektor IKN, mencakup alokasi Rp1,010 triliun untuk akses jalan dan Rp415 miliar untuk Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
IKN didesain sebagai kota masa depan 'modern, hijau, dan cerdas' yang akan memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta dan mengintegrasikan pembangunan sosial-ekonomi di Kalimantan Timur.
Baca juga: 10 Daerah dengan Kasus Angka Penemuan TBC dan HIV/AIDS Tertinggi di Kalimantan Timur
2. Jalan Tol Balikpapan–Samarinda & Seksi Lanjutan ke IKN
Tol ini menjadi jaringan utama PSN yang menghubungkan Balikpapan dan Samarinda (± 99 km) serta memperpanjang rute hingga ke Penajam dan Banjarmasin (±210 km total) sebagai tol antarpulau pertama di Indonesia.
Beroperasi sebagian sejak 2019–2021, tol ini telah mengurangi waktu tempuh dari 12 jam menjadi sekitar 4–5 jam antarprovinsi.
Investasi total diperkirakan mencapai Rp38 triliun, bersumber dari APBN, skema KPBU, dan dukungan swasta.
Proses pembebasan lahan tol hingga kuartal II–III 2025 sudah lebih dari 70 persen selesai. Beberapa seksi seperti 1B, 3A-2, dan 3B-2 berada di tahap harmonisasi dan divestasi lahan.
3. Rel Kereta Api Logistik (Koridor Buluminung–Balikpapan–Kutai Timur)
Proyek rel kereta logistik dirancang untuk mendukung konektivitas internal Kaltim dan membantu distribusi komoditas ekspor impor.
Panjang total jalur ditaksir antara 195–203 km, menghubungkan Kutai Barat hingga Balikpapan dan Kutai Timur hingga Lubuk Tutung.
Pada November 2023, dilakukan paparan progres Feasibility Study (Pra-FS) oleh PT. Bayan Resources dan diskusi lintas instansi/pemangku kepentingan terkait studi investasi, dampak lingkungan dan sosial, serta sinergi regional.