TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kasus stunting di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur kembali menjadi perhatian lantaran meningkat signifikan.
Ini dipaparkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan, Heria Prisni kepada TribunKaltim.co, Kamis (31/7/2025).
Dirinya mengutip dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, terungkap, ada catatan angka stunting nasional berada pada kisaran 19,8 persen.
Sementara data terbaru, prevalensi stunting kini berada di angka 24,6 persen, naik dari sebelumnya 21,6 persen.
Baca juga: Angka Stunting di Balikpapan Naik Jadi 24,6 Persen, Lampaui Rata-Rata Nasional
Dengan capaian tersebut, Kota Balikpapan masih tercatat berada di atas rata-rata nasional dengan selisih hampir lima persen.
Lonjakan angka stunting membuat pemerintah Kota Balikpapan melakukan berbagai upaya preventif.
Heria Prisni menyebut, pihaknya akan gencar turun ke lapangan. Tepatnya melakukan edukasi hingga ke tingkat RT.
Ia katakan, pendekatan yang dilakukan tidak hanya melalui sosialisasi umum, tetapi juga langsung menyentuh keluarga berisiko.
Baca juga: Atasi Stunting dan Kekerasan, Wawali Balikpapan Bagus Susetyo: RT, Lurah, Camat Aktif Monitor Warga
"Kami tidak menangani kasus yang sudah terjadi, tapi lebih pada pencegahan. Salah satunya dengan edukasi ke keluarga dan anak-anak di kelompok rentan," tuturnya.
Heria menuturkan, program rutin seperti Satu Telur Satu Hari masih dijalankan secara aktif.
Baik menyasar lingkungan kantor pemerintahan, maupun di lingkungan keluarga berisiko.
"Di kantor, kami rutin melaksanakan program ini setiap hari Jumat," tuturnya.
Baca juga: Puskesmas Kariangau Balikpapan Lakukan Validasi Data untuk Penanganan Stunting
DP3AKB berharap, lewat pendekatan langsung dan keterlibatan lintas sektor, angka stunting di Kota Balikpapan bisa ditekan secara bertahap dan berkelanjutan. (*)