TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Lonjakan harga beras di Balikpapan memicu keluhan pedagang bahan pokok.
Salah seorang pedagang Pasar Pandansari, Dahlan, menyayangkan ketergantungan distribusi beras dari Surabaya akibat mandeknya pengiriman dari Sulawesi dalam dua bulan terakhir.
"Kiriman dari Sulawesi ke Kalimantan sudah dua bulan nggak ada. Akhirnya pasokan dari Surabaya yang masuk, tapi harganya lumayan tinggi," ujar Dahlan, Selasa (5/8/2025).
Baca juga: Kelangkaan Beras Premium di Kota Balikpapan, Sejumlah Warga Beralih ke Beras Lokal
Menurut dia, ketimpangan harga tersebut membuat beban semakin berat bagi konsumen, terutama warga berpenghasilan rendah.
Harga beras dari Surabaya dinilai jauh lebih mahal dibanding pasokan Sulawesi yang selama ini menjadi andalan para pedagang di Balikpapan.
Saat ini, kata Dahlan, harga beras di pasar lokal berkisar antara Rp3.800 hingga Rp4.000 per liter, tergantung jenis dan kualitas.
Sementara untuk beras kemasan 5 kilogram, harganya telah mencapai Rp85 ribu.
Kenaikan harga ini dirasa tidak wajar oleh pedagang karena biaya distribusi dari Jawa Timur yang lebih tinggi.
Dahlan mengungkapkan bahwa selama ini pasokan dari Sulawesi lebih terjangkau dan stabil.
Ketergantungan pada satu jalur distribusi menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga harga tetap terkendali.
Menurutnya, pemerintah perlu memikirkan solusi agar tidak hanya mengandalkan satu sumber pasokan.
"Kalau satu jalur terganggu, semua ikut goyang. Pedagang, pembeli, semua terdampak," tegasnya. (*)