DPRD Balikpapan Dorong Inovasi Kuliner Lokal dan Konsep Wisata Modern
Komisi II DPRD Balikpapan, Kalimantan Timur tengah menyiapkan sejumlah gagasan pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi daerah
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Komisi II DPRD Balikpapan, Kalimantan Timur tengah menyiapkan sejumlah gagasan pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi daerah.
Salah satu fokusnya adalah membangun identitas kuliner dan destinasi wisata baru yang mampu menarik minat wisatawan sekaligus memperkuat citra kota.
Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Suriani, mengatakan bahwa hingga kini belum ada makanan khas yang benar-benar menjadi ikon Balikpapan.
Ia menilai hal itu menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan produk kuliner yang mampu bersaing dengan daerah lain.
"Setiap daerah punya ciri khas, sementara Balikpapan belum memiliki makanan unggulan yang dikenal luas. Kalau amplang itu kan lebih identik dengan Samarinda," ujar Suriani.
Suriani mencontohkan bagaimana kota lain berhasil mengangkat kuliner lokal menjadi simbol daerah.
Baca juga: DPRD Balikpapan Dorong Pemerataan Pengawasan Pajak Digital untuk Keadilan Pelaku Usaha
Ia menyebut Yogyakarta dengan bakpia dan ikon Malioboro sebagai contoh sukses sinergi antara kuliner dan pariwisata.
"Kalau di Jogja ada Malioboro yang jadi pusat wisata sekaligus ikon kota, Balikpapan juga harus punya ciri khas seperti itu," katanya.
Menurutnya, Komisi II kini tengah menggali potensi bahan baku lokal yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan.
Beberapa ide yang muncul antara lain berbasis singkong atau hasil bumi lain yang mudah didapat di wilayah Balikpapan.
"Kita ingin pelaku UMKM ikut berinovasi menciptakan kuliner khas Balikpapan. Jadi bukan sekadar meniru, tapi melahirkan sesuatu yang benar-benar baru," jelas politisi Golkar tersebut.
Selain fokus pada kuliner, Suriani juga menyoroti pengembangan kawasan wisata di wilayah utara Balikpapan, tepatnya di Kelurahan Graha Indah.
Ia menilai kawasan tersebut berpotensi menjadi destinasi baru jika dikembangkan dengan konsep modern dan alami.
"Jalan menuju ke sana sudah bagus. Kalau ditata, bisa seperti tempat wisata di Jawa. Misalnya, konsep kafe kopi kelotok seperti di Surabaya itu menarik untuk dikembangkan," ungkapnya.
Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan pengembangan sektor kuliner dan wisata sangat bergantung pada dukungan anggaran dan kolaborasi pemerintah kota.
Baca juga: DPRD Balikpapan Dorong Keterlibatan Warga dalam Pembentukan Generasi Cerdas
"Kalau tidak ada dukungan anggaran, tentu sulit berjalan. Kami berharap Pak Wali bisa menindaklanjuti gagasan dari Komisi II, termasuk rencana pembangunan pasar induk," tandasnya. (*)
| 115 Poster Hari Sumpah Pemuda 2025 Menarik Bergambar Kartun, Pakai untuk Meriahkan 28 Oktober! |
|
|---|
| Peluang Wakil Indonesia di Hylo Open 2025, Putri KW dan Jonatan Christie Jadi Unggulan Satu dan Dua |
|
|---|
| Respons Bupati Aceh Singkil soal Suami yang Ceraikan Istrinya Usai Lolos PPPK, Alasan Belum Dipecat |
|
|---|
| Daftar 4 Segmen Teras Samarinda Tahap II dan Nilai Proyeknya, Target Selesai Desember |
|
|---|
| Borneo FC Tumbangkan Arema di Kanjuruhan, Fabio Lefundes Puji Mental Tim |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.