Berita Pemkab Kutai Barat
Tari Kolosal Pesona Harmoni di Tanaa Purai Ngeriman Warnai Puncak HUT ke-26 Kutai Barat
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kutai Barat Tahun 2025, ada tari kolosal
Penulis: Febriawan | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Penyerahan piring putih ini melambangkan amanah kesucian, keharmonisan, dan persatuan;
- Semangat persatuan dan pelestarian budaya lokal Kutai Barat kembali ditegaskan sebagai kekuatan bersama;
- Diamanahkan untuk menjaga keseimbangan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Kutai Barat Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Kutai Barat menggelar Tari Kolosal.
Event tersebut usung tema “Pesona Harmoni di Tanaa Purai Ngeriman” digelar di halaman Taman Budaya Sendawar (TBS), Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (5/11/2025).
Pertunjukan tari kolosal ini menampilkan perpaduan gerak, musik, dan makna budaya dari enam etnis besar yang mendiami Kutai Barat, yakni:
Tunjung, Benuaq, Bahau, Melayu, Aoheng, dan Kenyah, serta partisipasi dari berbagai suku lainnya seperti Banjar, Jawa, Batak, Bugis, Toraja, Manado, Timor, dan lainnya yang hidup rukun dan berdampingan di Bumi Tanaa Purai Ngeriman.
Baca juga: Lomba Paduan Suara Mars PKK dan Mars HKG Meriahkan Peringatan HKG PKK ke-53 di Kutai Barat
Pertunjukan dimulai dengan Tari Nusantara bertajuk “Tari Persatuan” yang menggambarkan semangat kebersamaan dan keharmonisan antar suku di Kutai Barat.
Selanjutnya, berbagai etnis menampilkan tari khasnya, Etnis Aoheng dengan Tari Selinungk Danum, Etnis Kenyah dengan Tari Datun Julungk, Etnis Bahau dengan Tari Hudoq Apaa, Etnis Melayu dengan Tari Jepen Pesisir.
Juga ada Etnis Tunjung dengan Tari Gantar, dan Etnis Benuaq dengan Tari Belian Bawo yang diiringi tabuhan gimer, kelentangent, dan getangk khas tradisional daerah.
Sebagai puncak acara, tarian kolosal ditutup dengan penyerahan simbolik Piring Putih (Pingant Putii) kepada Bupati Kutai Barat Frederik Edwin, Ketua TP PKK sekaligus Bunda PAUD Kubar Maria Christina Mozes Edwin, tokoh masyarakat dan mantan Bupati Kubar Ismail Thomas, serta Ketua DPRD Kutai Barat.
Melambangkan 3 Amanah
Penyerahan piring putih ini melambangkan amanah kesucian, keharmonisan, dan persatuan yang dipercayakan kepada para pemimpin dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga serta membangun Tanaa Purai Ngeriman.
Dalam tradisi adat Dayak, piring putih atau pingant putii memiliki makna kesucian hati, ketulusan niat, serta lambang perdamaian.
Warna putih melambangkan kemurnian dan persaudaraan tanpa sekat.
Baca juga: HUT Kubar ke-23, Bupati FX Yapan Minta Camat Ciptakan Lingkungan Bersih dan Asri
Sedangkan dalam upacara adat, piring putih kerap digunakan sebagai simbol perdamaian, pengukuhan pemimpin, atau awal yang baru.
Penerima piring putih diamanahkan untuk menjaga keseimbangan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tanpa membeda-bedakan golongan.
Melalui gelaran ini, semangat persatuan dan pelestarian budaya lokal Kutai Barat kembali ditegaskan sebagai kekuatan bersama dalam mewujudkan daerah yang damai, harmonis, dan berbudaya. (adv)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251010_Desain-Banner-Pemerintah-Kabupaten-Kutai-Barat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.