Hari Guru Nasional 2025

60 Puisi Hari Guru Nasional 2025 Singkat dan Penuh Doa, Cocok Dibaca Siswa di Sekolah!

Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November selalu menjadi momen penting bagi siswa di seluruh Indonesia untuk mengucapkan terima kasih

Grafis TribunKaltim.co/canva
HARI GURU NASIONAL - Poster Hari Guru Nasional 2025, diolah di aplikasi Canva. Berikut contoh puisi Hari Guru yang penuh doa (Grafis TribunKaltim.co/Canva) 

Selamat Hari Guru untuk semua penjaga masa depan.

 
14. Pelita yang Tak Padam
Engkau pelita yang tak padam,
meski badai menggoyang tubuhmu.
Semangatmu tetap hangat,
mengusir gelap di sekitar kami.

Kami berjalan dalam terangmu,
bertumbuh dari bimbinganmu.
Kau ajarkan bahwa cahaya
selalu dimulai dari hati.

Terima kasih selalu, Guru.

 
15. Guru, Pahlawan Tanpa Spanduk
Tidak ada spanduk besar
yang memuji jasamu.
Tidak ada panggung megah
yang menyorot namamu.

Namun kami tahu,
engkau pahlawan setiap hari—
yang mengubah ketidaktahuan
menjadi kesempatan.

Hari Guru Nasional adalah milikmu.
Terima kasih telah menjadi pahlawan
tanpa perlu diperkenalkan.

16. Guru, Mata Air Kesabaran
Di tengah padang luas kebingungan,
engkau hadir sebagai mata air kesabaran.
Setiap kata yang kau ucap,
menjadi kesegaran bagi pikiran yang lelah.

Kami datang dengan gelisah,
namun pulang dengan hati yang lapang.
Begitulah keajaiban yang kau lakukan,
tanpa meminta balasan sedikit pun.

Selamat Hari Guru—
semoga kesabaranmu mengalir
hingga menjadi berkah bagi generasi penerus.

17. Penjaga Pintu Masa Depan
Engkaulah penjaga yang berdiri tegak
di pintu masa depan kami.
Kau buka perlahan,
agar kami belajar melangkah tanpa takut.

Kau izinkan kami tersandung,
namun tak kau biarkan kami jatuh.
Setiap nasihatmu
adalah pegangan untuk bangkit lagi.

Hari ini kami bersyukur—
karena tanpa penjagaanmu,
kami tak sampai sejauh ini.

18. Kunci yang Menghidupkan Mimpi
Di tanganmu ada kunci
yang menghidupkan mimpi-mimpi kecil.
Engkau membukakan pintu ilmu
yang tak pernah kami tahu sebelumnya.

Pelajaranmu bukan sekadar hafalan,
tetapi keberanian untuk mencoba.
Engkau ajarkan bahwa mimpi
takkan tumbuh tanpa usaha.

Terima kasih, Guru—
karena kau percaya mimpi kami layak hidup.

19. Waktu yang Kau Berikan
Waktu adalah hadiah yang paling mahal,
dan engkau memberikannya tanpa ragu.
Setiap menit kau habiskan
untuk memastikan kami mengerti.

Kami tahu, di balik itu
ada lelah yang kau sembunyikan.
Namun engkau tetap mengajar
dengan senyum yang sama tulusnya.

Selamat Hari Guru—
semoga waktu yang kau berikan
kembali padamu dalam kebaikan.

20. Guru, Pemilik Hati yang Luas
Hati yang luas adalah milikmu, Guru.
Hati yang memaklumi kesalahan,
mengampuni kebodohan,
dan merayakan kemajuan kecil kami.

Kami tidak selalu mudah diarahkan,
tapi engkau tidak pernah berhenti membimbing.
Kesabaranmu seakan tak bertepi.

Hari ini kami sadar—
betapa berharganya hatimu
di perjalanan hidup kami.

21. Di Jalan Ilmu yang Kau Rintis
Jalan ilmu ini panjang dan terjal,
tetapi engkau merintisnya dengan tabah.
Kami hanya berjalan di atas jejakmu
yang telah lebih dulu terluka dan lelah.

Namun engkau tak pernah menceritakan rasa sakitmu.
Engkau hanya tersenyum,
seolah perjalanan ini mudah.

Selamat Hari Guru—
tanpamu, jalan ini gelap dan sunyi.

22. Rumah Tempat Kami Kembali
Setiap kali dunia terasa berat,
engkaulah rumah tempat kami kembali.
Nasihatmu adalah pintu,
dan pelukan sabarmu adalah halaman teduh.

Kami belajar arti pulang
meski bukan kepada keluarga,
melainkan kepada seseorang
yang peduli tanpa syarat.

Terima kasih, Guru—
rumah terbaik kami selain keluarga.

23. Hujan yang Menumbuhkan
Engkau adalah hujan
yang menumbuhkan benih masa depan.
Tetes-tetes ilmumu
membasahi tanah pikiran kami.

Kami tumbuh tak seragam,
tapi engkau tetap merawat kami semua.
Tak ada yang kau tinggalkan,
tak ada yang kau bedakan.

Selamat Hari Guru—
teruslah menjadi hujan
yang menumbuhkan peradaban.

24. Guru, Penjaga Api Kecil
Di dada kami ada api kecil
yang hampir padam karena ragu.
Engkau datang dan meniupnya perlahan,
hingga api itu menyala kembali.

Engkau ajarkan bahwa semangat
tak selalu harus besar.
Cukup dijaga, cukup disayangi,
maka ia akan tumbuh sendiri.

Hari ini api itu menyala untukmu, Guru.

25. Langkah yang Kau Arahkan
Setiap langkah kami dulu goyah,
namun kau arahkan tanpa menggurui.
Engkau bukan hanya pengajar,
tetapi penuntun yang penuh empati.

Kami belajar berjalan
karena engkau percaya kami mampu.
Kepercayaan itu lebih kuat
dari seribu motivasi.

Selamat Hari Guru Nasional.
Terima kasih telah percaya pada langkah kecil kami.

26. Sebuah Nama dalam Kenangan
Nama guru mungkin tak selalu diingat,
tapi jasanya tinggal seumur hidup.
Dalam setiap keberhasilan kecil kami,
ada potongan ketulusanmu.

Engkau tak mencari pujian,
bahkan tak pernah meminta dikenang.
Namun di hati kami,
namamu tersimpan seperti doa.

Hari ini kami sebutkan namamu
dengan penuh hormat dan syukur.

27. Tangan yang Tak Pernah Melepas
Engkau menggenggam tangan kami
saat langkah pertama terasa menakutkan.
Tanganmu hangat,
dan tak pernah melepas sebelum kami siap.

Engkau tahu kapan harus mendorong,
kapan harus menahan,
dan kapan harus membiarkan kami mencoba sendiri.

Kasihmu adalah arah,
bimbinganmu adalah keberanian.

28. Kepada Guru yang Tak Kami Mengerti Dulu
Dulu kami tak mengerti
mengapa engkau begitu keras.
Kami merasa marah,
kami merasa dipaksa.

Namun hari ini kami paham—
kerasmu adalah bentuk cinta,
bimbinganmu adalah perlindungan.

Terima kasih, Guru,
karena cintamu tidak selalu manis,
tapi selalu tepat.

29. Guru, Ladang yang Tak Pernah Kosong
Engkau menanam setiap hari—
harapan, nilai, dan akhlak.
Meski tak semua tumbuh cepat,
engkau tetap merawat dengan setia.

Ladangmu tak pernah kosong,
karena selalu ada generasi baru
yang menunggu disentuh oleh ilmumu.

Selamat Hari Guru, penanam abadi.

30. Matahari yang Tidak Memilih
Engkau seperti matahari—
memberi cahaya kepada semua
tanpa memilih siapa yang layak.

Dalam terikmu ada kemurahan,
dalam hangatmu ada ketulusan.
Kami tumbuh dalam sinarmu
tanpa sadar betapa berharganya dirimu.

Hari Guru ini adalah milikmu,
Matahari dalam hidup kami.

21. Terang yang Kau Sisakan
Setelah kelas kosong
dan suara kami menghilang,
terangmu masih tinggal
di papan tulis yang mulai pudar.

Engkaulah alasan
mengapa kami terus melangkah.
Selamat Hari Guru,
terima kasih untuk cahaya yang tak pernah padam.

 
22. Nafas Ilmu
Setiap huruf yang kau tulis,
setiap jeda dalam penjelasanmu,
adalah nafas ilmu
yang membuat kami hidup.

Di Hari Guru ini,
izinkan kami mengucap syukur—
karena tanpa nafasmu,
kami takkan tumbuh sejauh ini.

 
23. Payung di Hari-hari Hujan
Kami datang dengan bingung,
kadang basah oleh masalah.
Namun engkau membuka payung kesabaran,
melindungi kami dari badai kecil kehidupan.

Guru,
engkaulah perlindungan
yang tak pernah meminta balasan.

 
24. Senyum yang Menyembuhkan
Di balik tugas menumpuk
dan waktu yang terus berlari,
engkau masih memilih tersenyum.

Senyummu menyembuhkan lelah kami,
menguatkan hati yang ingin menyerah.
Terima kasih, Guru,
karena memilih untuk tetap baik.

 
25. Setitik Harapan
Engkau percaya pada kami
meski kami sering ragu pada diri sendiri.
Kepercayaanmu adalah setitik harapan
yang perlahan tumbuh menjadi keberanian.

Hari Guru ini,
kami ingin bilang—
terima kasih sudah percaya.

 
26. Di Balik Pintu Kelas
Pintu kelas terbuka,
dan segala kemungkinan ikut terbuka.
Engkau berdiri menyambut kami
dengan ilmu yang tak pernah habis.

Kami belajar bahwa dunia luas,
dan engkaulah yang pertama
menggenggam tangan kami untuk melihatnya.

 
27. Guru Adalah Pelajaran
Lebih dari buku,
lebih dari soal-soal,
engkau adalah pelajaran itu sendiri.

Dari caramu bersabar,
dari caramu mengajar,
kami tahu bagaimana menjadi manusia.

 
28. Cahaya Tanpa Sumber
Engkau memberi terang,
tapi tak pernah kehabisan cahaya.
Kami bertanya dalam hati—
apa rahasia ketulusanmu?

Hingga akhirnya kami sadar,
cahaya sejati memang tak butuh sumber.
Ia tinggal di hati seorang guru.

 
29. Ketika Kami Masih Mencari Arah
Di masa-masa kami tersesat,
engkaulah kompas yang menunjukkan jalan pulang.
Bukan hanya arah pelajaran,
tapi juga arah hidup.

Selamat Hari Guru—
penunjuk jalan yang tak tergantikan.

 
30. Pelukan Tanpa Sentuhan
Engkau tak selalu memeluk kami,
tapi kata-katamu hangatnya sama.
Menjadi pelindung dalam diam,
menenangkan tanpa harus tersentuh.

Terima kasih, Guru,
untuk pelukan tak kasat mata
yang menyelamatkan kami berkali-kali.

 
31. Orang Dewasa yang Kami Percaya
Di dunia penuh keraguan,
engkaulah satu-satunya orang dewasa
yang kami percaya sepenuh hati.

Karena engkau mengajar bukan untuk dihormati,
tapi untuk menumbuhkan.

Itulah yang membuatmu istimewa.

 
32. Hadiah Bernama Kesabaran
Kesabaranmu adalah hadiah
yang tak pernah habis dibagi.
Kami menerimanya setiap hari,
tanpa pernah kau hitung jumlahnya.

Hari Guru ini,
kami ingin mengembalikannya
dalam bentuk doa yang baik.

 
33. Tempat Aman
Kelas bukan hanya ruang,
tapi tempat aman yang kau ciptakan.
Tempat kami boleh salah,
tempat kami boleh belajar lagi.

Guru,
terima kasih karena membuat kami berani mencoba.

 
34. Kata yang Mengubah Hari
Kadang hanya butuh satu kalimat darimu
untuk mengubah hari yang berat
menjadi lebih terang.

Engkau mungkin lupa apa yang kau ucapkan,
tapi kami mengingatnya selamanya.

 
35. Bunga yang Kau Rawat
Kami adalah bunga
yang kau rawat tanpa pamrih.
Tumbuh tak sama,
tapi kau tak pernah membiarkan kami layu.

Selamat Hari Guru—
penjaga kebun masa depan bangsa.

 
36. Jalan Pulang ke Ilmu
Ilmu terkadang rumit,
membuat kami tersesat di tengah-tengahnya.
Namun engkau selalu punya cara
untuk membawa kami pulang.

Kami sampai di tujuan
karena engkau tak pernah menyerah.

 
37. Gerimis di Pagi Hari
Di pagi-pagi yang buru-buru,
engkau datang lebih awal.
Langkahmu seperti gerimis ringan,
tapi keberadaanmu menumbuhkan banyak hal.

Terima kasih telah hadir
lebih dulu dari siapa pun.

 
38. Guru yang Mengerti Tanpa Kata
Engkau mengerti gelisah kami
meski kami tak mengatakannya.
Tatapanmu lebih peka
dari banyak kalimat yang kami sembunyikan.

Engkau menenangkan tanpa bertanya,
dan itulah bentuk kasih yang paling tulus.

 
39. Andai Ilmu Bisa Diukur
Andai ilmu bisa diukur,
maka engkaulah samudra yang tak bertepi.
Kami hanya mengambil setetes,
namun cukup untuk mengubah hidup kami.

Selamat Hari Guru—
samudra pengetahuan yang selalu mengalir.

 
40. Terima Kasih untuk Segalanya
Untuk suara serakmu,
untuk papan tulis yang tak terhitung,
untuk malam-malammu menyiapkan pelajaran—
hari ini kami mengucapkan terima kasih.

Bukan sekadar untuk ilmu,
tetapi untuk hati yang kau berikan
pada setiap proses belajar kami.

41. Cahaya di Pagi Sekolah

Di pagi bening langkah kami dimulai,

Gerbang terbuka, harap menunggu di depan,

Kau sambut dengan senyum yang meneduhkan,

Mengajarkan kami percaya pada hari.

 

Engkau cahaya yang menyapu ragu,

Tanganmu menuntun ketika jalan gelap,

Tatapanmu menimbun keberanian kecil,

Kami tumbuh dari pelita yang kau bawa.

 

Doa kami mengiringi setiap langkahmu,

Semoga sehat, berkah dan kuat selalu,

Allah limpahkan kemudahan di jalanmu,

Agar ilmu terus bersemi di tanganmu.

42. Doa dari Muridmu

Huruf demi huruf kau susun menjadi harap,

Nasihatmu jadi jembatan cita-cita kami,

Dalam sabar kau bentuk karakter kecil kami,

Menjadi bekal saat kelak kami melangkah.

 

Lelahmu sering tak terlihat mata,

Namun kami merasakan cinta tanpa syarat,

Engkau ajarkan hidup, bukan sekadar pelajaran,

Menjadi pemandu saat kami kehilangan arah.

 

Kami berdoa dari dasar hati yang polos,

Semoga Tuhan lindungi langkahmu selalu,

Balas setiap jasamu dengan pahala yang luas,

Beri kelapangan dan kebahagiaan sepanjang usia.

43. Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Di balik papan tulis kau tenun masa depan,

Kapur habis, namun semangatmu tak pudar,

Kau ajarkan keberanian pada kami yang takut,

Menjadi contoh ketika kami ragu dan gentar.

 

Kau tanamkan makna gagal bukan akhir,

Ajaranmu menumbuhkan tekad dan sabar,

Biru langit harapan muncul dari usahamu,

Kami menatap masa depan karena cahaya itu.

 

Semoga Tuhan menjaga hatimu selalu,

Memberi kesehatan dan limpahan berkah,

Agar engkau terus jadi pahlawan tanpa pamrih,

Yang jasanya terukir di setiap langkah kami.

44. Lembut Suara Guruku

Ada ketenangan pada suaramu, guru,

Yang menenun ragu menjadi pasti,

Setiap kata mengalir seperti doa,

Membuat ilmu terasa hangat di hati.

 

Sabarmu jadi pelita di kala gelap,

Teladanmu membimbing kami bertumbuh,

Tak pernah meminta pujian atau sorak,

Hanya berharap kami jadi yang terbaik.

 

Doa kami menyertai setiap senyumanmu,

Semoga Allah lapangkan jalan hidupmu,

Berikan perlindungan di setiap pagi,

Dan balas kebaikanmu dengan bahagia.

45. Untukmu, Sang Penuntun Jalan

Kau adalah kompas yang tunjukkan arah,

Menuntun kaki kami saat tersesat,

Dengan ilmu kau rapatkan kekhawatiran,

Menjadi penopang di hari yang gentar.

 

Kau ajarkan membaca bukan sekadar huruf,

Melainkan melihat dunia dengan jujur,

Menjadi sahabat saat kami bingung,

Menjadi suara yang memanggil harap.

 

Di Hari Guru ini kami panjatkan doa,

Semoga hidupmu penuh kemudahan,

Surga menanti sabarmu yang tulus,

Terima kasih atas semua pengorbanan.

46. Doa untuk Guruku Tercinta

Pagi kami diwarnai senyum yang sama,

Walau mungkin hatimu menyimpan letih,

Kau tetap menyinari kelas yang sederhana,

Menabur ilmu dengan hati yang jujur.

 

Engkau tak hanya mengajar di papan,

Tapi mengajari arti menjadi manusia,

Menunjukkan kebaikan melalui contoh,

Membentuk akhlak selain sekadar angka.

 

Kami berdoa semoga Tuhan menjaga dirimu,

Memberimu umur panjang dan karunia,

Agar selalu diberi kekuatan mengajar,

Dan pulang membawa kedamaian hati.

47. Jalan yang Kau Terangi

Kami melangkah di jalan yang kau terangi,

Benih ilmu kau tabur tiap hari,

Sabar menjadi pupuk di ladang mimpi,

Kau tanam harapan dalam dada kami.

 

Engkau tak minta pujian atau etalase,

Cukup melihat kami menjadi berguna,

Itulah ketulusan sukses tanpa drama,

Guru sejati yang paham arti jujur.

 

Doa ini hadiah kecil dari muridmu,

Semoga kebaikanmu berlipat berkat-Nya,

Semoga nikmat dan rahmat menyertaimu,

Hadirkan senyum di setiap langkahmu.

48. Kehangatan Seorang Guru

Di setiap nasihat ada kehangatan,

Di setiap senyum ada perlindungan,

Kau ajar kami menata langkah kecil,

Menjadi pribadi yang penuh harapan.

 

Engkau layaknya orang tua kedua,

Menjaga kami dari gelap kebodohan,

Memberi arah ketika hati bimbang,

Menghapus takut dengan keteguhan.

 

Semoga Tuhan membalaskan kebaikanmu,

Memberi rezeki dan kesehatan melimpah,

Menjauhkanmu dari segala dukacita,

Dan menempatkanmu di pintu kebahagiaan.

49. Sang Penjaga Pengetahuan

Engkau penjaga ilmu yang tak ternilai,

Membuka kunci-kunci yang menjerat pikir,

Setiap pelajaranmu menyalakan harap,

Menjadi lentera saat malam menutup.

 

Kami belajar dari buku dan tindakanmu,

Sikapmu menorehkan nilai keberanian,

Kau ajarkan kerja keras dan ketulusan,

Hingga kami percaya pada masa depan.

 

Doa kami mengalir untuk pengabdianmu,

Semoga lindungan-Nya selalu menyertai,

Kebahagiaan berlabuh pada hidupmu,

Dan pahala mengalir tiada henti.

50. Cahaya Tak Pernah Padam

Guru, engkaulah pelita abadi,

Meski waktu berjalan cahaya tetap,

Kau nyalakan semangat di dada kami,

Mengusir gulita yang sempat menjerat.

 

Kami belajar kejujuran dan berani bermimpi,

Langkah kecil kami terasa berarti,

Kau bagai rapuh namun penuh teguh,

Mengajarkan arti cinta tanpa pamrih.

 

Semoga Tuhan melindungi pelita itu,

Agar terus bersinar pada generasi,

Memberi damai pada malam-malammu,

Dan menjadikan hidupmu penuh berkah.

51. Ilmu yang Kau Tanam

Setiap kata yang kau ucap menjadi benih,

Tumbuh pelan menjadi pohon harap,

Kami duduk di bawah naungannya,

Menyerap ilmu hingga akar menyebar.

 

Benih itu berkembang jadi cita-cita,

Menguat ketika badai datang mengetuk,

Kau sirami dengan ketulusan tak henti,

Hingga mimpi kami tak lagi rapuh.

 

Doa kami semoga Tuhan balas kebaikanmu,

Memberi kelapangan hati dan rezeki,

Agar selalu kuat menuntun anak bangsa,

Dengan kasih yang lembut menuntun langkah.

52. Suara yang Menenteramkan

Dalam suara tenangmu kami temukan teduh,

Kata-katamu jadi obat kebingungan,

Ilmu yang kau beri mengalir damai,

Menjadi sandaran saat ragu datang.

 

Teguranmu adalah bukti cinta mendidik,

Bukan kemarahan yang ingin melukai,

Engkau hancurkan kebodohan perlahan,

Menggantinya dengan pengetahuan mulia.

 

Semoga Tuhan memberi ketenangan jiwamu,

Menguatkan langkah di hari-hari panjang,

Memberi balasan atas pengorbananmu,

Dan menempatkanmu dalam rahmat-Nya.

53. Hadiah Tulus untuk Guru

Kami tak punya emas atau permata,

Cukup doa dan ucapan yang tulus,

Terima kasih atas waktu yang kau curahkan,

Untuk membentuk langkah-langkah kecil kami.

 

Guru, engkau ubah jejak kami menjadi arah,

Bimbing kami agar tak tersesat di dunia,

Dalam pelukan ilmu kami merasa aman,

Kau bekali kami melintasi hari.

 

Doa kami agar Tuhan lipat gandakan pahala,

Menjaga kesehatan dan menenangkan hatimu,

Semoga hidupmu dipenuhi berkah berlimpah,

Dan kebaikanmu terpatri sepanjang masa.

54. Pelita Ruang Kelas

Ruang kelas terasa hangat oleh suaramu,

Setiap pelajaran menjadi jendela dunia,

Kami menatap, mencatat, dan bermimpi,

Mengangkat asa dari kebun pengetahuan.

 

Engkau penjaga mimpi yang kukuh,

Memberi arah ketika jalan sempit,

Menuntun tangan kami meraih ilmu,

Menjadi pengawal di setiap langkah.

 

Doa kami semoga langkahmu ringan selalu,

Damai menyelimuti ruang kehidupanmu,

Dan Allah balas setiap pengorbananmu,

Dengan kebahagiaan yang tak terhitung.

55. Setulus Doa untuk Guruku

Dengan hati kecil kami sebut namamu,

Guru yang sabar walau kami sering salah,

Kau tetap hadir memberi pembelajaran,

Menunjukkan cinta lewat tindakan nyata.

 

Walau kami nakal dan membuatmu berat,

Engkau tak pernah menyerah membimbing,

Terus menuntun tanpa kata mengeluh,

Menjadi contoh ketulusan sejati.

 

Doa kami semoga kesehatan selalu menyertaimu,

Panjang umur dan rezeki yang luas,

Agar terus mengisi hari dengan amal,

Dan pulang membawa kedamaian jiwa.

56. Bintang di Langit Ilmu

Engkau bintang yang sinarnya menuntun,

Petunjuk di malam yang penuh ragu,

Kami menatap, memetik pelajaranmu,

Menjadi bekal saat melangkah jauh.

 

Keikhlasanmu seperti cahaya lembut,

Tak menuntut tepuk atau hadiah,

Hanya ingin melihat kami jadi manfaat,

Itulah arti guru yang tulus.

 

Semoga Tuhan jaga sinarmu selalu,

Ganti lelah dengan kebahagiaan tak putus,

Menempatkanmu pada puncak kemuliaan,

Di dunia dan di akhirat kelak jua.

57. Jalan Ilmu yang Kau Bentuk

Langkah kami menapak jalan ilmu,

Jalan yang kau bentuk dengan sabar,

Setiap hari kau rapatkan bekal,

Agar kami tak tersesat di belokan hidup.

 

Engkau tak mencari tepuk tangan,

Cukup melihat kami tumbuh berdaya,

Menjadi insan yang berguna bagi bangsa,

Itulah tujuan yang selalu kau titipkan.

 

Doa kami semoga Allah limpahkan berkah,

Kepada guru yang ikhlas melayani,

Menjadikan hidup penuh berkah dan bahagia,

Dan memberi ketenangan jiwa sepanjang masa.

58. Malaikat Tanpa Sayap

Guru, kau malaikat tanpa sayap,

Menjaga dari gelap kebodohan,

Mengalirkan ilmu seperti embun pagi,

Menyegarkan hati yang haus tahu.

 

Kau hadir dengan sabar tak bertepi,

Membimbing setiap langkah kecil kami,

Mengajarkan etika, budi, dan kerja keras,

Menyiapkan kami menghadapi dunia luas.

 

Doa kami semoga kebaikanmu berlipat,

Dinaungi rahmat dari Yang Maha Kuasa,

Kuatkan langkahmu di setiap hari,

Dan tempatkanmu di kedudukan mulia.

59. Terima Kasih, Guruku

Tak ada kata yang cukup ungkap jasa,

Hanya terima kasih yang kami sampaikan,

Engkau ubah kami jadi insan yang paham,

Menjadi cahaya bagi keluarga dan negeri.

 

Kami bersyukur dipertemukan dirimu,

Guru yang sabar dan penuh pengertian,

Engkau membentuk kami jadi lebih baik,

Menjadi generasi yang berani bermimpi.

 

Semoga Tuhan memberi kesehatan padamu,

Melapangkan rezeki dan menenangkan hati,

Terima kasih atas segala yang kau beri,

Doa kami menyertaimu selamanya.

60. Doa untuk Guru yang Mulia

Engkau buka mata kami pada luasnya dunia,

Mengajarkan makna kerja dan kasih,

Menjadi pemandu yang tak pernah lelah,

Menuntun kami menuju hari yang cerah.

 

Di setiap tutur ada doa tersirat,

Di setiap langkah ada teladan nyata,

Engkau guru sekaligus pelita hati,

Yang menuntun kami menjadi lebih berarti.

 

Semoga Tuhan membalas segala kebaikan,

Memberi kelapangan, kesehatan, dan sukacita,

Menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya,

Terima kasih guruku, doa kami untukmu.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved