Berita Nasional Terkini

Cerita dari Pulau Buru, Minyak Kayu Putih Lapanam Curi Perhatian di 'Festival Napi 2025'

Produk Minyak Kayu Putih yang diberi nama Lapanam dari Pulau Buru, menarik perhatian di "Festival Napi 2025".

Kompas.com/Priska Birahy
MINYAK KAYU PUTIH - Proses pembuatan minyak kayu putih yang dilakukan warga binaan di Lapas Kelas III Namlea. Produk Minyak Kayu Putih dari Pulau Buru, menarik perhatian di "Festival Napi 2025". (Kompas.com/Priska Birahy) 

TRIBUNKALTIM.CO - Produk minyak kayu putih dari Pulau Buru, menarik perhatian di "Festival Napi 2025".

Diketahui, Pulau Buru adalah salah satu pulau besar di Provinsi Maluku, yang terletak di Laut Banda.

Pulau ini merupakan pulau terbesar ketiga di Maluku setelah Seram dan Halmahera.

Ibu kota administratifnya adalah Namlea, yang juga menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Buru.

Baca juga: BERITA FOTO: Pupuk Penyubur Tanaman minyak kayu putih: Sumber Penghidupan dan Penjaga Alam

Ya, di tengah pesona Pulau Buru, Maluku, sebuah produk menjanjikan lahir dari tangan-tangan para warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea.

minyak kayu putih dengan merek dagang Lapanam berhasil mencuri perhatian, menempati posisi ke-10 sebagai produk terlaris dalam acara Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) 2025.

IPPAFest adalah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) sebagai wadah apresiasi sekaligus promosi kreativitas para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Gelaran yang berlangsung pada 8-10 Agustus 2025 di Pantai Aloha, Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta, ini menjadi panggung bagi Lapanam untuk memamerkan kualitasnya.

Baca juga: Promo Gajian Indomaret Hari ini 28 Februari 2024, Pampers, Minuman hingga minyak kayu putih Murah

Meski baru berjalan selama dua bulan, minyak kayu putih Lapanam telah mencatatkan penjualan mengesankan sebanyak 100 liter.

Dalam tiga hari pameran IPPAFest, sebanyak 150 botol dengan harga Rp 45.000 per botol ludes terjual, menghasilkan pendapatan sebesar Rp 6.750.000.

Di luar pameran, permintaan eceran terus mengalir, membuktikan daya tarik produk ini di pasar.

“Baru dua bulan berjalan, kami sudah memproduksi 100 liter. Kami bersyukur produk kami memiliki kualitas unggul sehingga diminati banyak pembeli,” ujar Kepala Lapas Namlea, Muhammad M. Marasabessy, Kamis (21/8/2025).

Baca juga: Minyak Telon, minyak kayu putih, Vitamin C Diskon 50 Persen, Promo Alfamart Hari ini 22 Desember

Pulau Buru dikenal sebagai penghasil minyak kayu putih terbaik di Maluku, berkat tanaman kayu putih berkualitas yang tumbuh di bumi Kapala Madang.

Menurut Marasabessy, proses produksi Lapanam pun tak sembarangan.

Setiap tahap dilakukan dengan cermat, mulai dari pemilihan lokasi tanam hingga penyulingan.

Daun kayu putih yang digunakan sebagai bahan baku dipilih secara selektif untuk memastikan kualitas terbaik.

Baca juga: 4 Manfaat Rahasia dari minyak kayu putih yang Belum Banyak Orang Tahu, Membersihkan Bahan Kulit

Dalam sekali penyulingan, kata Marasabessy, Lapas Namlea mampu menghasilkan lima liter minyak, yang kemudian dijual dalam jeriken seharga Rp 1 juta.

“Kualitas minyak kayu putih Lapanam tidak kalah bersaing dengan produk di pasaran. Kami yakin produk ini bisa menjadi kebanggaan UMKM Lapas Namlea,” ungkap Marasabessy.

minyak kayu putih sendiri merupakan salah satu produk alami yang sangat populer di Indonesia, khususnya untuk kesehatan dan pengobatan tradisional.

Minyak ini berasal dari penyulingan daun pohon kayu putih (Melaleuca cajuputi), yang banyak tumbuh di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

Baca juga: minyak kayu putih, Minyak Telon dan Obat Batuk Murah, Ini Promo Alfamidi Rabu 24 Agustus 2022

Keberhasilan Lapanam di IPPAFest 2025 menjadi bukti bahwa produk ini mampu bersaing di pasar nasional.

Lalu, untuk memperkuat posisi, kini Lapas Namlea tengah berupaya mendaftarkan merek dagang Lapanam dan mempromosikannya secara lebih luas.

Proses Pembuatan minyak kayu putih

1. Pengumpulan Daun Kayu Putih

Daun diambil dari pohon Melaleuca cajuputi atau Melaleuca leucadendra (dikenal sebagai pohon kayu putih).

Biasanya dipanen dari pohon yang berumur 3–5 tahun ke atas, saat kandungan minyak atsiri dalam daun cukup tinggi.

2. Pengeringan (opsional)

Daun segar bisa langsung disuling, namun ada juga yang dikeringkan sebagian terlebih dahulu.

Tujuannya untuk mengurangi kadar air sehingga proses penyulingan lebih efisien.

3. Proses Penyulingan

Metode utama yang digunakan adalah destilasi uap (steam distillation):

Daun dimasukkan ke dalam ketel suling (terbuat dari besi atau stainless steel).

Uap panas dialirkan ke dalam ketel berisi daun sehingga minyak atsiri yang terkandung di dalam daun menguap bersama uap air.

Campuran uap minyak dan uap air kemudian dialirkan ke kondensor untuk didinginkan.

Setelah didinginkan, uap akan berubah menjadi cairan yang terdiri dari air dan minyak atsiri.

4. Pemisahan Minyak

Cairan hasil kondensasi ditampung dalam bejana pemisah (separator).

Karena minyak kayu putih lebih ringan daripada air, minyak akan mengapung di permukaan.

Minyak kemudian dipisahkan dari air sulingan.

5. Penyaringan dan Pemurnian

Minyak disaring untuk menghilangkan kotoran atau sisa air.

Proses pemurnian bisa dilakukan dengan penyaringan berulang hingga kualitas minyak jernih.

6. Pengemasan

minyak kayu putih murni dikemas dalam botol kaca atau plastik khusus agar tidak terkontaminasi.

Disimpan di tempat sejuk, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung untuk menjaga kualitas. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "minyak kayu putih Lapas Namlea, Hasil Kerja Para Napi di Pulau Buru yang Dilirik Pasar"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved