Berita Viral
Senyum Saat Ditangkap, Sopian Hakim Korupsi Dana Desa Rp2,6 M untuk Judol dan Proyek Fiktif
Sosok Sopian makin viral setelah videonya tersenyum santai saat digiring jaksa menuju mobil tahanan beredar luas di media sosial.
TRIBUNKALTIM.CO - Sopian Hakim, mantan Penjabat (PJ) Kepala Desa Sumberjaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, menjadi sorotan publik setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana desa senilai Rp2,6 miliar.
Ironisnya, dana yang seharusnya digunakan untuk pembangunan desa itu justru dipakai untuk kepentingan pribadi, termasuk berjudi online.
Sosok Sopian makin viral setelah videonya tersenyum santai saat digiring jaksa menuju mobil tahanan beredar luas di media sosial.
Sopian Hakim bersama tiga orang lainnya dijadikan tersangka korupsi dana desa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bekasi, pada Kamis (11/9/2025).
Baca juga: Kemensos Hentikan Penyaluran Bansos 300 Ribu, Kadinsos Kaltim: Bukan Hanya Judol Penyebabnya
Tak tanggung-tanggung dana desa yang dikorupsi mencapai Rp2,6 miliar.
Uang tersebut digunakan untuk berbagai keperluan pribadi, termasuk judi online (judol).
Sopian Hakim kemudian menjadi viral karena foto serta videonya yang tampak tersenyum ketika ditangkap Kejari Bekasi tersebar luas di akun Instagram @ceritabekasi.co.
Dirinya melempar senyum saat digiring petugas menuju mobil untuk ditahan.
Lantas siapa Sopian Hakim?
Dikutip dari wartakotalive.com, Sopian Hakim menjadi orang nomor satu di Desa Sumberjaya sejak 14 Juni 2023.
Ia dilantik langsung oleh Camat Tambun Selatan Sopian Hadi di Aula Rapat Kantor Desa Sumberjaya.
Baca juga: Pemuda Bontang Promosikan Judol via Media Sosial, Terancam Hukuman Denda hingga Rp10 Miliar
Sopian Hakim kemudian lengser 12 September 2024.
Artinya dirinya hanya menjabat kurang lebih 15 bulan saja.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Sopian Hakim memiliki dua gelar akademis.
Yakni Sarjana Ilmu Politik (S.IP) dan Magister Sains (M.Si).
Sopian Hakim kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
Selain Sopian Hakim, ada tiga tersangka lainnya, yaitu:
- SJ merupakan Sekdes Sumberjaya Tahun 2024,
- GR Kaur Keuangan Desa Sumberjaya Periode Januari 2024 sampai dengan Agustus 2024 dan merupakan operator siskeudes,
- MSA merupakan direktur CV Sinar Alam Inti Jaya.
Dirinya dijerat dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 2 ayat (1) junto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2021, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Baca juga: Terjawab Siapa Pelapor! 3 Fakta 5 Orang Ditangkap Karena Akali Sistem Situs Judol dan Rugikan Bandar
Modus para tersangka
Kasi Pidana Khusus (Pidsus) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bekasi, Ronal Thomas Mendrofa membongkar modus para tersangka.
Sopian Hakim dkk menilap dana desa dengan membuat proyek fiktif.
"Jadi konstruksinya itu ada beberapa pekerjaan-pekerjaan. Pekerjaan ada yang fiktif, ada yang tidak dilakukan dan ada yang dilakukan tapi sudah dipotong," katanya, dikutip dari wartakotalive.com, Sabtu (13/9/2025).
Ronal melanjutkan, pemotongan berkisar 5-15 persen dari total besaran angka proyek.
Ada juga proyek yang dikerjakan asal-asalan yang tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) awal.
Dana-dana kemudian dikumpulkan ke rekening milik CV Sinar Alam Inti Jaya.
Uang haram yang mencapai total Rp2,6 miliar itu dibagi ke empat tersangka dengan besaran berbeda-beda.
"Jadi semua dana yang diselewengkan dari dana pembangunan di desa tersebut ditampung di situ di CV Sinar Alam Inti Jaya) Baru kemudian dibagi-bagikan," urainya.
Selama perjalanan kasusnya, para tersangka sempat mengembalikan hasil korupsi sebesar Rp256 juta, yang kini dijadikan sebagai barang bukti.
Baca juga: Wapres Gibran Minta Bantuan BSU 2025 tak Dipakai Judol dan Beli Rokok di NTB, Bansos Bisa Dicabut
Untuk keperluan pribadi
Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi, Eddy Sumarman menambahkan, para tersangka menikmati uang haram untuk keperluan pribadinya.
Dari hasil penyidikan menunjukkan adanya aliran dana berupa menerima imbalan dari APBDes tersebut untuk kepentingan pribadi sehingga mengakibatkan kerugian keuangan negara kurang lebih Rp 2,6 miliar," katanya, dikutip dari wartakotalive.com.
Eddy dalam kesempatannya juga berharap, dengan penangkapan ini menjadi peringatan bagi kepala desa lainnya.
Kepala desa diharapkan bertanggungjawab atas penggunaan dana desa.
"Saya berharap hal ini juga sebagai peringatan bagi Kepala desa maupun perangkat desa lainnya, agar tidak menggunakan dana desa untuk kepentingan pribadi."
"Dana mestinya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Sopian Hakim, Eks Kades Sumberjaya Bekasi Korupsi Rp2,6 M untuk Judol, Senyum saat Ditangkap.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.