Berita Nasional Terkini

Purbaya Optimistis Ekonomi Tembus 8 Persen, Kunci Ada di Likuiditas dan Sinergi Negara-Swasta

Menteri Keuangan Purbaya optimistis ekonomi tembus 8 persen: Kunci ada di likuiditas dan sinergi negara-swasta.

Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Heriani AM
Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
MENTERI KEUANGAN PURBAYA - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, saat memberikan keterangan kepada awak media di Gedung Kemenkeu, Jakarta, usai dilantik Presiden Prabowo Subianto, Senin (8/9/2025). Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 8 persen jika didorong oleh sinergi kuat antara mesin ekonomi negara dan sektor swasta. (Nitis Hawaroh/Tribunnews.com) 

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai 8 persen jika didorong oleh sinergi kuat antara mesin ekonomi negara dan sektor swasta.

Purbaya menyampaikan pandangan ini dalam sebuah diskusi bertajuk "Transformasi Ekonomi Nasional: Pertumbuhan Inklusif Menuju 8 persen" yang diadakan oleh GREAT Institute di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Menurut Purbaya, target pertumbuhan ekonomi 8 persen bukan sekadar angka, melainkan suatu kebutuhan mendesak bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan middle income trap.

Middle income trap atau jebakan pendapatan menengah adalah sebuah kondisi di mana suatu negara yang telah mencapai tingkat pendapatan menengah (baik per kapita maupun secara agregat) gagal untuk terus maju menjadi negara berpendapatan tinggi.

Alih-alih melompat ke level ekonomi yang lebih tinggi, negara tersebut justru terjebak pada level yang sama selama bertahun-tahun atau bahkan berdekade-dekade.

Ia mencontohkan Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok yang pernah mencatatkan pertumbuhan ekonomi dua digit dalam waktu yang lama, sehingga berhasil menjadi negara maju.

Baca juga: Strategi Menkeu Purbaya untuk Perbaiki dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Mendiagnosis Masalah Ekonomi: Keringnya Likuiditas

Purbaya mengidentifikasi pangkal persoalan ekonomi saat ini ada pada keringnya likuiditas, yang ditunjukkan oleh indikator M0 (uang beredar dalam arti sempit) yang pertumbuhannya negatif.

Kondisi ini, menurutnya, serupa dengan yang terjadi saat pandemi COVID-19.

Ia mengenang pengalamannya saat menjabat di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di mana ia menyarankan Presiden Joko Widodo untuk menarik uang Rp300 triliun dari Bank Indonesia (BI) dan mengembalikannya ke sistem perbankan.

Lembaga Penjamin Simpanan adalah sebuah lembaga independen yang bertugas menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Lembaga ini didirikan pada tahun 2004 berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004.

"Alhasil, di 2021 ekonomi di Indonesia perlahan mulai pulih," kenangnya.

Purbaya meyakini bahwa resep yang sama, yaitu dengan memperkuat dorongan likuiditas dari sisi fiskal, dapat kembali menggerakkan ekonomi nasional.

Baca juga: Tepatkah Menkeu Purbaya Gelontorkan Rp200 Triliun ke Himbara, Ini Analisis Pengamat Ekonomi

Saatnya Sektor Swasta dan Negara Bergerak Bersama

Menteri Purbaya juga menyoroti peran sektor swasta yang dinilainya belum optimal.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved