Berita Nasional Terkini
Kacab Bank BUMN yang Diculik dan Dibunuh Dipilih secara Acak, Berawal dari Kartu Nama
Kacab bank BUMN yang diculik dan dibunuh dipilih secara random, berawal dari kartu nama.
"Pada saat pertemuan tersebut Kopda F meminta uang operasional sebesar Rp5 juta dan pada saat itu disanggupi oleh Serka N dan uang tersebut dari pemberian saudara JP," jelasnya.
Usai adanya pemberian uang tersebut, Serka N kembali melakukan pertemuan dengan JP pada Rabu, 20 Agustus 2025 di sebuah bank swasta di wilayah Jakarta Timur.
Dalam pertemuan itu, JP menarik uang sebesar Rp95 juta dan menyerahkannya kepada Serka N yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan penculikan tersebut.
"Selanjutnya setelah diterima Serka N, uang tersebut dibawa dan diberikan kepada Kopda FH di sebuah Kafe di wilayah Rawamangun Jakarta Timur," imbuh Donny.
Dibagi dalam 4 Klaster
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, mengatakan para tersangka terbagi dalam empat klaster berdasarkan peran masing-masing.
“Dari 15 tersangka tersebut, kami membagi ke dalam empat kategori klaster,” ungkapnya di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa.
Dikutip dari Wartakotalive.com, berikut pembagian empat klaster tersebut:
Klaster 1: Otak Penculikan
Klaster ini merupakan aktor intelektual dalam kasus penculikan Ilham.
Para tersangka antara lain:
C alias Ken – Mengatur, merancang rencana penculikan, dan menyiapkan tim IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan.
Dwi Hartono (DH) – Mencari tim penculik, merencanakan aksi, serta memberikan Rp60 juta kepada JP untuk biaya operasional.
AAM – Merencanakan penculikan dan menyiapkan tim pemantau korban.
JP – Menyiapkan tim eksekutor bersama N, ikut membuang korban ke Cikarang, mengoordinasikan pembuntutan, serta memberikan Rp150 juta kepada N untuk operasional.
Klaster 2: Eksekutor Penculikan
Kelompok ini terlibat langsung dalam aksi penculikan terhadap korban, yakni:
Eras – Memaksa korban masuk ke mobil para penculik, melakukan penganiayaan, melilit lakban dan mengikat tangan korban.
Ia menerima Rp45 juta dari Kopda FH (oknum TNI, ditangani Pomdam Jaya) dan membagi uang tersebut ke empat rekannya.
REH – Membantu memegangi korban dari belakang.
RS – Membantu memegangi korban dari sisi kanan.
AT – Membantu memasukkan korban ke mobil Avanza putih yang digunakan dalam penculikan dan menahan dari sisi kiri.
EWB – Bertugas sebagai sopir mobil penculik.
Klaster 3: Penganiaya hingga Korban Tewas
Sebelum dibuang, korban diketahui dianiaya hingga tewas.
Pelaku penganiayaan diketahui JP, yang juga menjadi salah satu otak perencana, ikut menganiaya dan membuang korban.
MU selaku sopir mobil Fortuner hitam yang digunakan untuk membawa korban dari Kemayoran hingga lokasi pembuangan.
Di tengah perjalanan, DS menggantikan MU karena terjadi perlawanan korban sampai akhirnya tak berdaya.
Klaster 4: Surveilance atau Pengintai
Ada empat tersangka dalam klaster ini yakni AW, EWH, RS, dan AS yang membuntuti korban mulai dari kantor.
"Dari kasus ini, masih ada satu orang yang belum tertangkap dan kami tetapkan sebagai DPO dengan inisial EG. Ini perannya adalah sebagai tim yang masuk dalam kategori klaster empat, ikut membuntuti korban," jelas Wira. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dari Mana Ken Tahu Rekening Dormant hingga Bunuh Kacab Bank BUMN? Polisi Ungkap Sosok Ini
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Otak Penculikan Kacab Bank BUMN Dapat Informasi Rekening Dormant dari S, Polisi Lakukan Pengejaran
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.