Berita Nasional Terkini
4 Fakta Program Makan Bergizi Gratis Prabowo, Dihantam Skandal Keracunan dan Limbah
Pemerintah menyampaikan permintaan maaf atas maraknya kasus keracunan makanan yang diduga dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
TRIBUNKALTIM.CO - Di tengah gelontoran anggaran jumbo hingga Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG), ribuan anak justru harus dilarikan ke rumah sakit karena keracunan makanan.
Program andalan pemerintahan Prabowo Subianto itu kini menuai sorotan tajam, menyusul munculnya dugaan kelalaian, lemahnya pengawasan, dan dampak lingkungan yang mencemari air bersih warga.
Program ini telah digaungkan sejak kampanye Pilpres 2024, mulai diluncurkan pada 6 Januari 2025, dan ditegaskan sebagai prioritas nasional dalam RAPBN 2026.
“Pertama-tama tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan,” ujar Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Baca juga: Pemkot Balikpapan Bentuk Satgas Khusus Guna Percepat Pembangunan Dapur MBG
Ia menegaskan bahwa pemerintah telah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan cepat bagi warga terdampak.
“Yang pertama adalah memastikan bahwa seluruh yang terdampak dan harus mendapatkan penanganan secepat mungkin dan sebaik-baiknya. Yang kedua tentu harus dilakukan upaya evaluasi termasuk mitigasi perbaikan supaya masalah-masalah seperti ini tidak terulang kembali,” katanya.
Lebih lanjut, Prasetyo menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menutup-nutupi jika ditemukan pelanggaran.
“Harus. Dan sanksi kalau memang itu adalah faktor-faktor kesengajaan atau lalai dalam melaksanakan SOP, tentunya akan ada sanksi kepada SPPG yang dimaksud,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan agar sanksi yang diberikan tidak mengganggu operasional program MBG.
“Sanksi yang akan diterapkan jangan sampai kemudian itu mengganggu dari sisi operasional sehingga mengganggu penerima manfaat untuk tidak mendapatkan MBG ini,” pungkasnya.
Baca juga: 6 Sekolah Penerima Manfaat Tahap Awal, SPPG ke 6 Bakal Salurkan Bantuan MBG kepada 3.700 Siswa
Lonjakan Kasus dan Desakan Publik
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat lebih dari 5.360 anak mengalami keracunan sejak program MBG diluncurkan. Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyebut jumlah itu bisa lebih besar karena sebagian kasus diduga ditutupi.
“Kasus keracunan akibat makanan dari program MBG terus berulang. Dalam pemantauan kami, 5.360 anak mengalami keracunan. Jumlah ini bahkan bisa lebih seiring kasus yang terus terjadi dan sebagian ditutupi,” kata Ubaid dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/9/2025).
JPPI mendesak Presiden Prabowo untuk menghentikan sementara program MBG dan melakukan evaluasi menyeluruh.
“Kami tidak tega melihat anak-anak harus dilarikan ke rumah sakit, berjuang dengan selang infus di tangan mungil mereka, bahkan ada yang nyawanya hampir melayang,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Samarinda Bentuk Tim Gerak Cepat dan Latih Food Handler untuk Cegah Insiden MBG
Dugaan Sumber Keracunan: Supplier Baru
BGN, Dadan Hindayana, menyebut kasus terbaru di Kabupaten Kepulauan Banggai diduga berasal dari ikan cakalang yang disuplai oleh pemasok baru.
“Di Banggai, SPPG sudah berjalan 8 bulan dan sejauh ini aman. Menurut info sementara, terjadi pergantian supplier ikan cakalang yang kemudian menimbulkan alergi pada sebagian penerima manfaat,” kata Dadan melalui pesan singkat kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa BGN telah meminta agar pergantian supplier dilakukan secara bertahap untuk mencegah kejadian serupa.
“Kami juga sekarang akan minta agar pergantian supplier bertahap,” tegasnya.
Dari 251 siswa yang terdampak di Banggai, 78 di antaranya harus menjalani rawat inap di rumah sakit.
Anggaran Jumbo, Risiko Nyata
Program MBG bukan sekadar inisiatif sosial, tapi proyek fiskal berskala raksasa.
Dalam APBN 2025, pemerintahan Prabowo Subianto mengalokasikan Rp71 triliun untuk MBG, menjadikannya salah satu belanja sosial terbesar tahun itu. Hingga September 2025, serapan anggaran tercatat Rp13,2 triliun, atau sekitar 18,6 persen dari pagu awal.
Dalam RAPBN 2026, alokasi MBG melonjak drastis menjadi Rp335 triliun, dengan target menjangkau 82,9 juta penerima manfaat, mulai dari siswa sekolah, balita, hingga ibu hamil.
Sekitar 44?ri anggaran pendidikan nasional sebesar Rp757,8 triliun akan dialihkan ke MBG.
Pemerintah menyebutnya sebagai “investasi gizi nasional,” namun publik mulai mempertanyakan efektivitas dan pengawasan program sebesar ini.
Baca juga: Viral Surat Pernyataan MBG MTsN Brebes, BGN Bantah Lepas Tangan Jika Ada Keracunan
Sumur Warga Bau
Selain banyaknya kasus keracunan di banyak daerah program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga meninggalkan limbah yang cukup menganggu.
Salah satunya yang terjadi di Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Air sumur di lokasi tersebut berubah menjadi keruh, hitam dan berbau dan tidak bisa digunakan untuk aktivitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK).
Usut punya usut pencemaran itu diduga akibat rembesan limbah dari proyek Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola di lokasi Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Mersi.
Warga menduga pencemaran ini berasal dari tempat penampungan limbah MBG yang tidak dilengkapi dengan bak penahan dan telah dikeruk secara maksimal menggunakan alat berat.
Akibatnya, limbah meresap ke dalam tanah dan mencemari sumber air bersih warga. Warga setempat, Kirtam (75) mengungkapkan pencemaran air sumur terjadi sejak dua minggu terakhir.
Air yang biasanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari kini berubah menjadi keruh, berbau tak sedap, bahkan berwarna kuning hingga hitam.
"Air sumur tiga hari ini keruh sekali, bahkan tadi malam sudah bau. Saya lihat endapannya kuning. Tidak bisa dipakai mandi," ujar Kirtam, kepada Tribun, Jumat (19/9/2025).
Ia menyebut ada sekitar tiga rumah yang terdampak secara langsung. Salah satu sumur yang terpapar limbah itu digunakan oleh tiga rumah.
Sejak air tercemar, mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut Kirtam, pengelola proyek MBG memang telah melakukan pengerukan limbah di penampungan, namun baru dilakukan sekitar seminggu terakhir.
Warga mengaku baru kali ini air tercemar sejak puluhan tahun. Bahkan kondisi paling parah terjadi pada Suparto.
Suparto (50) menyatakan, sejak kecil tinggal di kawasan itu, baru kali ini air sumur mengalami pencemaran yang begitu parah.
"Ini limbah MBG. Dari saya kecil sampai sekarang, belum pernah air sumur seperti ini. Baru sekarang. Satu minggu ini air keruh, tidak bisa dipakai sama sekali, tidak layak pakai karena bener-bener hitam," kata Suparto.
Untuk kebutuhan harian, ia bahkan harus meminta air bersih dari tetangganya. Suparto meyakini penyebab pencemaran adalah rembesan dari proyek MBG yang berdekatan langsung dengan lingkungan tempat tinggalnya.
"Momennya pas ada proyek MBG di sini, karena memang sebelahan dengan pembuangan limbah itu," jelasnya.
Ia menambahkan, selama hampir 50 tahun tinggal di kawasan tersebut, belum pernah mengalami kejadian seperti ini.
Baca juga: Kasus Dugaan MBG Basi di Samarinda, Satgas Pastikan Kualitas Makanan Diperketat
Dirinya berharap pemerintah dan pihak pengelola proyek MBG segera turun tangan dan melakukan penanganan serius agar pencemaran tidak semakin meluas.
Warga lainnya, Abduh (45), memperkirakan kedalaman rata-rata sumur di lingkungan mereka berkisar 8 hingga 10 meter.
Ia meyakini pencemaran terjadi karena tempat limbah MBG tidak dibuat bak penampung sehingga air limbah langsung meresap ke dalam tanah.
Menurutnya, puncak rembesan limbah terjadi saat wilayah Banyumas diguyur hujan deras selama dua hari berturut-turut.
"Pihak MBG juga mengakui kalau limbah di sana kosong. Berarti kan merembes ke sini, takutnya nanti meluas ke rumah-rumah yang lain," terangnya.
Warga meminta pemerintah dan pihak pengelola MBG segera memperbaiki sistem pembuangan limbah agar kejadian serupa tidak terulang.
Mereka berharap, sumur-sumur warga bisa kembali pulih dan air bersih dapat digunakan kembali.
Sementara itu, Kepala SPPG Brobahan yang juga menjadi salah satu penanggungjawab MBG di Banyumas, Luky Ayu Parwatiningsih mengatakan akan segera menindaklanjuti aduan tersebut.
"Terima kasih atas informasinya, segera saya tindakanjuti," katanya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program makan siang gratis Indonesia yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.
Program ini dirancang dengan tujuan untuk membangun sumber daya unggul, menurunkan angka stunting (tengkes), menurunkan angka kemiskinan, dan menggerakkan ekonomi masyarakat.
Program ini juga merupakan rancangan pemerintah Prabowo Subianto dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan terciptanya generasi emas dari bonus demografi, yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju.
Program ini mulai digulir sejak tanggal 6 Januari 2025 di 26 provinsi Indonesia dengan menargetkan siswa-siswi PAUD hingga SMA serta ibu hamil dan menyusui.
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada 82,9 juta penerima.
Namun sejak Januari 2025, sejumlah kasus keracunan massal dilaporkan terjadi di berbagai daerah di Indonesia, diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan di sekolah-sekolah. Setidaknya sudah ada nyaris 60 kasus keracunan MBG yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gara-gara Limbah Program MBG, Air Sumur Warga di Purwokerto Berbau dan Warnanya Hitam dan 5.360 Anak Keracunan MBG, Program Unggulan Prabowo—Istana Akui Kelalaian: Kami Minta Maaf.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.