Berita Samarinda Terkini

Dinkes Samarinda Bentuk Tim Gerak Cepat dan Latih Food Handler untuk Cegah Insiden MBG

Dinkes Samarinda Tekankan Pelatihan Penjamah Makanan untuk Cegah Insiden MBG Lewat Tim Gerak Cepat

TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari
MBG SAMARINDA - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, dr. Ismed Kusasih ketika ditemui pada Kamis (18/9/2025). Pihaknya menegaskan komitmen untuk memperketat pengawasan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda dengan membentuk Tim Gerak Cepat dan melatih food handler (penjamah makanan) dari dapur-dapur penyedia untuk mencegah insiden. (TribunKaltim.co/Sintya Alfatika Sari) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda menegaskan komitmen mereka untuk memperketat pengawasan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Samarinda usai kasus dugaan makanan basi yang terjadi di SMA Negeri 13 Samarinda beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik.

Komitmen itu ditunjukkan dengan pembentukan Tim Gerak Cepat yang tersebar di 26 puskesmas di seluruh area Samarinda.

Kepala Dinkes Samarinda, dr. Ismed Kusasih menjelaskan bahwa tim tersebut dibentuk dengan koordinasi penuh bersama pihaknya untuk melakukan pengawasan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas penyajian makanan.

“Tim gerak cepat ini kita siapkan agar selalu siap siaga kalau misalkan ada laporan,” ungkap Ismed.

Baca juga: Kasus Dugaan MBG Basi di Samarinda, Satgas Pastikan Kualitas Makanan Diperketat

Ia menjelaskan, Tim Gerak Cepat bekerja berdasarkan tupoksi yang merujuk pada arahan Kementerian Kesehatan. Jika muncul laporan kasus, tim akan langsung turun ke lapangan kemudian menyampaikan hasilnya ke Dinkes melalui unit surveilans.

Dari situ, dapat diputuskan apakah sampel makanan perlu dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau Laboratorium Kesehatan (Labkes) untuk memastikan ada atau tidaknya indikasi keracunan.

Terkait kejadian di SMA Negeri 13, ia menuturkan bahwa laporan awal kasus tersebut telah diteruskan ke tim surveilans. Namun, kata Ismed, belum ditemui tanda-tanda keracunan massal. 

“Pada saat itu laporannya sejauh ini memang dari surveilans, tapi yang jelas mereka akan menyampaikan kalau misalkan ada tanda-tanda keracunan.”

Soal dugaan makanan basi, Ismed menyebut bahwa penyebabnya masih perlu ditelusuri lebih lanjut, terutama karena proses masak dalam jumlah besar memiliki risiko berbeda dibandingkan masakan rumah tangga. 

Selain penanganan insiden, Dinkes juga menekankan aspek pencegahan kasus. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada penjamah makanan atau food handler dari dapur-dapur penyedia MBG (SPPG). 

Baca juga: Respons Wagub Kaltim Seno Aji Soal Temuan MBG Basi di Samarinda

Dari total 13 dapur, dua hingga tiga di antaranya telah mengikuti pelatihan intensif yang melibatkan ahli gizi.

“Karena memang sudah tugas Dinkes sejak sebelum ada MBG untuk memastikan penjamah makanan mendapat sertifikasi layak sehat catering, termasuk yang ada di perhotelan. Sejauh ini belum ada keracunan di Samarinda,” tegasnya.

Sementara itu, Tim Gerak Cepat yang baru dibentuk ini akan segera menyusun jadwal pengecekan ke lapangan. Nantinya, mereka akan berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan, khususnya Bidang P2 agar setiap laporan bisa ditangani secara lebih sistematis dan cepat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved