Berita Nasional Terkini
Besaran Uang Operasional Kader Posyandu Pengantar MBG, Bisa Raup Rp400 Ribu per Bulan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025–2026 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto kini memasuki tahap perluasan manfaat.
TRIBUNKALTIM.CO - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 2025–2026 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto kini memasuki tahap perluasan manfaat.
Tak hanya untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, pemerintah juga menyiapkan uang operasional bagi kader posyandu yang bertugas mengantar makanan ke penerima manfaat.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Wihaji, menyebut besaran biaya operasional yang diterima Tim Pendamping Keluarga (TPK) sekitar Rp1.000 per paket makanan yang didistribusikan.
Dengan hitungan rata-rata 20 makanan per hari, kader bisa mengantongi sekitar Rp400 ribu per bulan, yang pembiayaannya dialokasikan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap provinsi.
Baca juga: Sisi Lain MBG: Senyum Orangtua Murid, Untung Tipis Pelaku Bisnis Sosial
Kebijakan ini sekaligus menjawab arahan Presiden Prabowo untuk memberi apresiasi kepada kader posyandu dan relawan yang terlibat dalam distribusi MBG.
Pemerintah juga menargetkan 600 ribu TPK disiapkan untuk mendukung distribusi, dengan total sasaran 9,3 juta penerima manfaat pada tahun 2026.
Saat ini, program baru menjangkau sekitar 1,2 juta ibu hamil, menyusui, dan balita.
“Salah satu tugas TPK yang terdiri dari kader KB, posyandu mereka bertugas mendistribusikan MBG, ada pembiayaannya. Besarannya sekitar seribu per makanan yang diantar,” ujar Wihaji saat ditemui di UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (22/9/2025).
Wihaji menjelaskan, perluasan penerima manfaat MBG ke relawan posyandu ini sejalan dengan peningkatan anggaran BGN pada tahun 2026 yang mencapai Rp 268 triliun, angka ini tiga kali lebih besar dari sebelumnya, yakni Rp 71 triliun.
Baca juga: DPRD Kaltim Kawal Penyaluran Jospol 3 dan MBG di Paser
Nantinya, alokasi anggaran uang operasional untuk para kader menjadi kewenangan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap provinsi.
“Jadi misalnya, sehari 20 makanan yang diantar oleh satu kader KB, satu penyuluh atau TPK. Dikali 20 hari, kira-kira 400 ribu, yang membiayai nanti SPPG di masing-masing provinsi,” ungkap Wihaji.
Pihaknya mengatakan, program MBG untuk kelompok ini baru mencapai 1,2 juta penerima manfaat dari tototal target sekitar 9,3 juta penerima ibu hamil, ibu menyusui dan balita.
Pemberian MBG untuk kelompok ini didistribusikan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), BKKBN sendiri menyiapkan sebanyak 600 ribu TPK.
“Pemerintah mencoba mendampingi seluruh rakyat Indonesia termasuk ibu hamil supaya sehat memastikan supaya tidak terjadi insiden itu (keracunan MBG),” ujar dia.
Baca juga: MBG Diguncang Kasus Keracunan, KPAI Usul Hentikan Sementara
Guru-Kader Posyandu Jadi Sasaran Penerima MBG
Sebelumnya Juru Bicara BGN, Redy hendra, berdasarkan arahan terbaru dari Presiden Prabowo Subianto kepada Badan Gizi Nasional (BGN), pada Senin (15/9), diperluas ke guru, tenaga pendidik hingga kader posyandu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.