Program Makan Bergizi Gratis
MBG di Pulau Sebatik Kaltara, Awalnya Disambut Gembira Kini Ramai Ditolak, Anak Takut dan Trauma
MBG di Pulau Sebatik Kaltara, awalnya disambut gembira kini ramai ditolak, anak-anak takut dan trauma.
Lima unit mobil ambulans yang dikerahkan tak cukup untuk membawa murid-murid SD yang mengalami keracunan makanan MBG tersebut hingga mobil dinas camat juga dipakai mobilitas pasien.
Bunyi sirine ambulans memecah kesunyian malan di Sebatik.
Baca juga: Kronologi Menu MBG Hiu Goreng yang Sebabkan Keracunan Massal di SDN 12 Ketapang, Kalimantan Barat
‘’Kami menangani 13 pasien anak sekolah SD yang muntaber.
Kita konfirmasi penyebabnya keracunan menu MBG,’’ ujar penanggung jawab Puskesmas Sebatik Timur, Muhammad Akbar, yang dihubungi pada Rabu (30/9/2025).
Akbar menuturkan, semua anak usia SD yang masuk ke Puskesmas Sebatik Timur mengalami gejala yang sama, yaitu muntaber dan sakit perut.
Puskesmas Sebatik Timur sudah mulai menangani pasien yang diduga keracunan MBG sejak sekitar pukul 16.30 WITA.
‘’Kasus dugaan keracunan MBG kejadiannya di Kecamatan Sebatik Tengah, tapi karena Puskesmas di Sebatik Tengah kewalahan, sebagian dikirim ke Puskesmas Sebatik Timur,’’ katanya lagi.
Membeludaknya pasien membuat petugas Puskesmas cukup sibuk, sehingga belum ada keterangan lebih jauh mengenai seberapa parah pasien yang dirawat dan bagaimana para petugas Nakes menangani pengobatan para pasien.
Mobil Dinas Camat Dipakai
Camat Sebatik Timur, Aris Nur, juga mengaku sedang sibuk mengantar puluhan anak-anak SD yang diduga keracunan MBG ke sejumlah Fasilitas Kesehatan.
‘’Saya di jalan, mengantar pasien anak-anak yang keracunan MBG,’’ katanya saat dihubungi.
Aris mengatakan, ada puluhan anak yang sedang dalam penanganan medis pasca mengkonsumsi menu MBG siang tadi.
Pihak Kecamatan Sebatik Timur juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah Puskesmas yang ada, dengan menurunkan 5 unit mobil ambulans untuk segera menangani para pasien.
Para pasien dikirim ke Puskesmas Sebatik Tengah, Puskesmas Sebatik Timur dan ke RSUD Pratama Sebatik.
‘’Mobil ambulans lima unit tidak cukup, saya manfaatkan mobil dinas.
Ini saya di jalan mengantar anak-anak,’’ kata Aris lagi.
Sampel MBG Diamankan, SPPG Distop
Terpisah, Anggota DPRD Nunukan, Andre Pratama, meminta pihak kepolisian segera mengamankan sampel menu MBG yang dikonsumsi anak-anak tersebut.
Dari penelusurannya, ada sejumlah sekolah di Kecamatan Sebatik Tengah yang menerima menu MBG, masing-masing SDN 04 Sei Limau, SDN 05 Sei Limau, MI As Adiyah Tapal Batas, dan PAUD Ar Rahman, Sei Limau.
‘’Sebaiknya SPPG di Sebatik Tengah distop dulu.
Kita minta penyelidikan dan investigasi menyeluruh untuk kelayakan dapur SPPG (Stasiun Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Sebatik Tengah, yang baru beroperasi dua hari itu,’’ tegas Andre.
Dilansir TribunKaltim.co dari laman resmi Badan Gizi Nasional (BGN) ada 3 SPPG di Sebatik yakni:
- SPPG Nunukan, Kecamatan Sebatik Utara, Kelurahan/Desa Sungai Pancang
- SPPG Nunukan, Kecamatan Sebatik Tengah, Kelurahan/Desa Aji Kuning
- SPPG Nunukan, Kecamatan Sebatik Timur, Kelurahan/Desa Tanjung Aru
Kejadian Keracunan Sebelumnya di Kaltara
Sebelumnya, Senin (22/9/2025) dua siswa SMAN 1 Tanjung Selor dilarikan ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo diduga mengalami gangguan kesehatan pasca mengkonsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG),
Pasca kejadian itu, kini program pemberian MBG di Sekolah Jalan Kolonel Soetadji Tanjung Selor, Bulungan Kalimantan Utara terpaksa dihentikan sementara.
Kepala SMAN 1 Tanjung Selor, Didik Sukanto saat dikonfirmasi membenarkan adanya insiden tersebut.
“Kemarin, dua siswa sempat masuk Rumah Sakit karena muntah dan pusing. Hari ini, keduanya belum masuk sekolah,” kata Didik, Selasa (23/09/2025).
Didik Sukanto menjelaskan, kejadian bermula sekitar pukul 12.00 Wita saat para murid menyantap MBG. Sekitar setengah jam kemudian, sejumlah siswa mulai muntah, sakit perut hingga pusing.
“Beberapa siswa sempat dirawat di UKS. Dua orang dilarikan ke Rumah Sakit, sementara yang lain ada yang pulang terlebih dahulu,” ungkapnya.
Pihak sekolah, tidak berani memastikan penyebab pasti sakit yang dialami siswa.
“Untuk dua orang murid, kami belum bisa memastikan apakah karena keracunan atau sebab lain.
Belum ada informasi lebih lanjut dari rumah sakit,” ujarnya.
Didik Sukanto mengaku sempat menanyakan kondisi salah satu siswa yang mengalami sesak napas.
“Yang bersangkutan mengaku pernah beberapa kali mengalami hal serupa sebelumnya. Tetapi kami tidak bisa menyimpulkan apakah itu asma atau penyebab lain,” jelasnya.
Selain itu, berdasarkan laporan di lapangan, menu nasi goreng MBG yang dikonsumsi siswa disebut keras dan sedikit berlendir.
“Tetapi, saya tidak bisa menyimpulkan apakah itu basi atau tidak, karena waktu itu menunya nasi goreng,” bebernya.
Didik Sukanto menegaskan, sejak awal program MBG sudah melakukan pendataan siswa yang memiliki alergi tertentu.
“Kalau ada murid alergi telur, tentu tidak diberikan telur. Begitu juga dengan ikan dan bahan lain,” tegasnya.
Untuk sementara, kata dia, pemberian MBG di SMAN 1 Tanjung Selor dihentikan.
“Mulai hari ini MBG distop sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” tegasnya.
Didik memastikan, seluruh biaya pengobatan siswa yang dirawat di RSD ditanggung sepenuhnya oleh penyedia jasa penyelenggara makanan (SPPG).
“Jadi tidak ada biaya yang dibebankan ke orang tua siswa,” imbuhnya.
Selanjutnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulungan mengambil sampel makanan pada program MBG yang dikonsumsi siswa SMAN 1 Tanjung Selor.
Sampel ini diambil untuk mengetahui kandungan dalam makanan yang diduga menjadi penyebab siswa SMAN 1 Tanjung Selor keracunan, Senin (22/09/2025).
Kepala Dinkes Bulungan Imam Sujono mengatakan sampel yang diambil langsung dikirim ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan.
"Sampel sudah kami kirim ke BPOM Tarakan, tetapi sampai hari ini hasilnya belum keluar," kata Imam Sujono kepada wartawan, Kamis (25/09/2025).
Menurutnya pengambilan sampel dilakukan sebagai prosedur standar untuk mengidentifikasi kandungan yang terdapat dalam makanan.
"Tujuannya untuk mendeteksi ada atau tidaknya racun maupun zat berbahaya yang menyebabkan keracunan setelah murid mengonsumsi makanan itu," ungkapnya.
Sampai saat ini, Dinkes Bulungan masih menunggu hasil resmi dari laboratorium BPOM.
"Kami tidak bisa menyimpulkan sebelum ada hasil uji. Jadi kita tunggu dulu hasil dari BPOM Tarakan," katanya.
Sebagai tindak lanjut awal, Dinkes Bulungan langsung menggelar rapat internal untuk mengevaluasi kejadian tersebut.
"Kami sudah rapat internal untuk membahas langkah penanganan dan pencegahan agar kasus serupa tidak terulang," ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan juga akan menggelar rapat koordinasi lintas instansi.
Rencananya, rapat bersama akan dilaksanakan dengan melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN) dan OPD terkait pada Senin (29/9/2025).
"Rapat ini akan dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Bulungan," kata Imam. (kompas.com/TribunKaltara.com/Edy Nugroho)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com, TribunKaltara.com dengan judul Pasca Dua Siswa Dilarikan ke Rumah Sakit, Program MBG di SMAN 1 Tanjung Selor Dihentikan Sementara dan Soal Penyebab Dugaan Keracunan MBG Siswa SMAN 1 Tanjung Selor, Dinkes Bulungan Tunggu BPOM.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.