Mushola Ponpes Al Khoziny Ambruk
Identifikasi Korban Ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny Terkendala Kondisi, Penjelasan Tim DVI
Jenazah korban ambruknya mushala Ponpes Al Khoziny sulit teridentifikasi, ini penjelasan Tim DVI.
Namun, kualitas sampel sangat menentukan kecepatan hasil.
“Semakin jelek kualitasnya, semakin susah. Kalau sel-selnya sudah busuk, prosesnya jadi lama,” jelasnya.
Setelah pengambilan sampel, DNA akan dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk dicocokkan.
Proses ini diperkirakan memakan waktu minimal tiga hari dan maksimal dua minggu.
Jika ditemukan jenazah baru, sampel akan dikirim dalam gelombang berikutnya.
Permintaan Keluarga dan Risiko Emosional
Tim DVI juga meminta keluarga korban untuk menyerahkan foto-foto santri yang hilang guna membantu proses pencocokan.
Namun, identifikasi visual juga memiliki keterbatasan.
Tubuh manusia yang telah meninggal selama lebih dari 24 jam akan mengalami pembengkakan, perubahan warna, dan pengelupasan kulit, sehingga sulit dikenali.
Beberapa keluarga sempat meminta untuk melihat langsung jenazah yang telah ditemukan.
Namun, permintaan tersebut belum dapat dipenuhi karena kondisi fisik jenazah yang sudah berubah dapat memicu reaksi emosional yang berat.
“Ketika jenazah dijejerkan, umumnya sudah mulai berubah bentuk. Kekalutan itu muncul, jadi pengen segera bertemu, padahal belum tentu yang menurut keluarga itu anaknya, tetapi ternyata bukan,” kata Wahyu.
Kronologi dan Dampak Tragedi
Bangunan mushala tiga lantai yang berada di area asrama putra Ponpes Al Khoziny ambruk saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab runtuhnya bangunan diduga akibat kegagalan konstruksi yang tidak mampu menahan beban sesuai kapasitas.
Hingga saat ini, total korban tercatat sebanyak 117 orang. Sebanyak 27 santri berhasil dievakuasi oleh petugas, sementara sisanya menyelamatkan diri secara mandiri.
Dari jumlah tersebut, 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 103 lainnya selamat.
Namun, puluhan korban masih dalam proses pencarian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.