Berita Viral
Nangis Dituduh Cabul oleh Sahara, Yai Mim: Santri dan Mahasiswa Menjauh, Saya Hancur
Menurut Yai Mim, tuduhan yang dilontarkan oleh Sahara adalah bohong dan fitnah.
TRIBUNKALTIM.CO - Tangis Yai Mim pecah di tengah wawancara.
Mantan dosen Filsafat UIN Malang itu tak kuasa menahan luka batin setelah dituduh melakukan pelecehan seksual oleh tetangganya sendiri, Nurul Sahara, seorang pemilik usaha rental mobil yang tinggal tak jauh dari rumahnya.
Tuduhan itu viral dan menghancurkan reputasinya dalam sekejap. Dari seorang pengajar, hafiz, hingga pengasuh pondok pesantren, Yai Mim tiba-tiba dicap “dosen cabul”.
Ia mengaku kehilangan murid, dijauhi mahasiswa, bahkan harus meninggalkan rumah dan tinggal berpindah-pindah hotel demi menjaga diri dan mentalnya.
Baca juga: Ngaku Dihina Seperti Babi Hutan oleh Yai Mim, Sahara : Saya Emosi, Tidak Mampu Sabar Lagi
Menurut Yai Mim, tuduhan yang dilontarkan oleh Sahara adalah bohong dan fitnah.
Yai Mim dan Sahara berseteru setelah Sahara mengunggah beberapa video yang bernarasi miring soal Yai Mim, mulai dari penutupan jalan, pelecehan seksual, hingga perusakan mobil rental.
Yai Mim membantah semua tuduhan itu. Ia menegaskan awal mula perseteruan mereka karena Sahara memakirkan mobil rental di depan pagar rumah sehingga dirinya sulit untuk keluar.
"Itu semua bohong dan fitnah (soal tuduhan pelecehan seksual)," kata Yai Mim, dikutip dari YouTube Uya Kuya, Minggu (5/10/2025).
Saudara dari pendakwah Gus Iqdam itu menegaskan bahwa dirinya adalah seorang hafiz, orang yang hafal Al Quran.
Ia juga mengaku tidak mungking melakukan pencabulan sebagaimana yang dituduhkan Sahara.
"Saya itu penghafal Al Quran. Saya tidak mungkin melakukan maksiat. Kalau saya melakukan maksiat hilang Al Quran saya," ujar Yai Mim.
Tangis Yai Mim pecah tatkala ia memikirkan nasib para santri dan mahasiswanya setelah dirinya difitnah Sahara melakukan pelecehan seksual.
"Saya punya santri dari Aceh sampai Papua, gimana perasaan mereka kalau kyainya cabul coba. Kalau sampe mereka percaya bagaimana?" ujar Yai Mim.
Ia menceritakan ada dampak besar setelah difitnah soal pencabulan.
"Dampaknya apa? Saya datang ke kelas, tak ada satupun mahasiswa yang datang, saya dosen," kata Yai Mim dengan air mata yang terus mengalir.
"Saya datang, saya WhatsApp tidak ada yang jawab, ternyata apa? Semuanya dihubungi orangtua mereka, jangan mau diajari Yai Mim 'dosen cabul'," lanjutnya.

Melihat Yai Mim menangis, Rosida Vignezvari, istri Yai Mim, mencoba untuk menenangkan suaminya dengan mengelus punggung.
Saat ini, Yai Mim masih enggan pulang ke rumahnya di Malang. Ia memilih untuk menginap di hotel di Jakarta.
"Ini saya enggak mau pulang ke Malang, saya di Jakarta pindah dari hotel ke hotel, ingin apa? Ingi menghibur diri, sebenarnya uangnya enggak ada," ujar Yai Mim.
"Yang penting aku happy, dari pada pulang saya penat, diancam terus saya," kta dia.
Sebelumnya, Dalam podcast YouTube Dedi Mulyadi, Sahara mengaku 4 kali mendapatkan tindakan dugaan pelecehan seksual dari Yai Mim.
"Kasus pertama, beliau bilang mbak Sahara, istri saya payudaranya besar tapi lebih besar punya mbak Sahara. Saya jadi pengen ***, saya sangat tertarik dengan hal itu," tutur Sahara.
"Kedua, beliau bilang, 'Mbak Sahara ketika saya mencium aroma Mbak Sahara itu harum sekali. Tolong belikan saya parfum yang harumnya seperti Mbak Sahara. Karena, kalau saya mencium parfum yang baunya sama seperti mbak Sahara, saya jadi pengen ***'. Ini Rosyida lagi haji, jadi momen yang tepat," kata Sahara menirukan ucapan Yai Mim.
Dugaan pelecehan ketiga terjadi ketika Sahara baru selesai keramas dan mengenakan hijab tanpa dililitkan.
"Saya sapa beliau langsung menghampiri dan tanya habis keramas ya mbak, habis mandi junub? Oh habis berhubungan ya? Oh kalau Pak Sofyan nggak ada, berhubungan sama saya," kata Yai Mim.
Keempat, Sahara mengatakan Yai Mim pernah menunjukkan video aktivitas seksualnya dengan sang istri di hadapannya dan kerabatnya yang sedang bertamu.
"Terakhir, waktu itu ada tamu dari Madura pak, ada enam orang. Beliau tiba-tiba datang dari rumahnya menunjukkan video aktivitas beliau sama istrinya," kata Sahara.
Baca juga: Dituding Akting, Yai Mim Beberkan Filosofi Tasawuf di Balik Insiden Viral dengan Sahara
Yai Mim keturunan Wali Songo
Yai Mim ternyata memiliki latar belakang keluarga yang sekarang menjadi tokoh-tokoh terkenal di Jawa Timur.
Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang itu ternyata merupakan saudara dari pendakwah kondang asal Blitar, yakni Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam.
Tidak hanya itu, Yai Mim juga masih bersaudara dengan kyai senior di Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH Marzuki Mustamar.
Hal itu Yai Mim ungkapkan saat bertemu dengan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi.
Ia mengaku juga berasal dari Blitar, Jawa Timur.
"Saya itu saudaranya Kyai Marzuki, Gus Iqdam, itu masih saudara dengan saya," kata Yai Mim, dikutip dari YouTube Dedi Mulyadi, Kamis (2/10/2025).
Yai Mim sendiri juga pernah mengaku sebagai keturunan keenam dari dua anggota Wali Songo, yaitu Sunan Ampel dan Sunan Bonang.
Ia merupakan anak dari pasangan H. Achmad Mochammad Mardi Hasan Karyantono dan Hj. Siti Katmiyati.
Kepada Dedi Mulyadi, Yai Mim juga mengaku, dirinya memiliki pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shafa (Anshofa).
Saat dipuji Dedi Mulyadi ia adalah keluarga dari ulama-ulama terkenal di Jawa Timur, Yai Mim berusaha untuk merendah.
Ia menegaskan, dirinya bukan sosok ulama terkenal seperti Gus Iqdam dan Kyai Marzuki tersebut.
"Saudara tokoh-tokoh terkenal Jawa Timur ya?" tanya Dedi Mulyadi.
"Saya nggak terkenal tapi, saya di bawahnya," jawab Yai Mim.
Di sisi lain, Yai Mim mendapatkan pujian dari Dedi Mulyadi saat menjelaskan tafsir musyarokah.
Yai Mim mengaitkan konsep musyarokah dengan konsep hidup berdampingan bersama alam.
Ia menilai istilah musyrik sering dipahami dengan negatif.
Baca juga: Viral Pemancing Bontang Angkat Ikan Black Marlin 16 Kg Hanya Pakai Ketinting
Padahal, kata itu bisa dimaknai sebagai kebersamaan atau kerja sama dalam menjaga ciptaan sang pencipta, Allah SWT.
"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujarnya.
"Musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita supaya dia mengeluarkan oksigen."
"Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," imbuhnya.
KDM, sapaan akrap Dedi Mulyadi tampak mengapresiasi cara pandang mantan dosen Filsafat Tasawuf tersebut.
"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya.
Dedi menyebut istilah musyarokah bisa dimaknai seakar dengan diksi 'masyarakat' bermakna kebersamaan dalam komunitas.
"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Yai Mim Menangis Difitnah Sahara Lakukan Pelecehan: Saya Penghafal Al Quran, Tidak Mungkin Maksiat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.