Berita Nasional Terkini
Puji Purbaya yang Baru Sebulan Menjabat, Mahfud MD: Tegas, Berani, dan Bawa Warna Baru
Sebulan menjabat sebagai Menkeu, Purbaya mulai menuai sorotan publik berkat sejumlah kebijakan berani dan tidak konvensional.
Menurut Mahfud, penting ada perubahan seperti yang dilakukan oleh Purbaya sekarang ini, karena jika tidak ada perubahan, nanti sedikit-sedikit akan ada pajak terus.
"Penting (ada gebrakan baru), karena kalau tidak ada perubahan, kalau perlu apa pajak, kalau perlu apa pajak, kalau ini kan nggak, misalnya ya kita stimulasi aja pertumbuhan ekonomi dengan suntikan dana, pajak naik sendiri, nggak usah cari-cari pajak lagi, gitu kan bagus, bagi orang awam seperti saya loh yang bukan ekonom, oh iya ya bagus juga gitu," jelas Mahfud.
Mahfud juga menambahkan, terkait kritik-kritik yang dilayangkan kepada Purbaya itu merupakan sesuatu yang biasa karena pandangan setiap orang memang berbeda.
Menurut Mahfud, yang terpenting adalah Purbaya mampu membuktikan bahwa dia bisa membawa perubahan sebagai bendahara negara yang sebelumnya dipegang oleh Sri Mulyani.
"Saya paham terhadap kritik-kritik itu, tapi itu kan soal pandangan saja, tetapi dia mampu memecah kebekuan dari penataan keuangan yang mungkin selama 15 tahun dipercayakan kepada Ibu Sri Mulyani ya," katanya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Tanggapi Gagasan Dedi Mulyadi soal Iuran Rp1.000 per Hari, Tidak Ada Kewajiban Donasi
Apa Saja Gebrakan Purbaya Selama Jabat Menkeu?
- Salurkan Dana Rp200 Triliun ke Bank Himbara
Purbaya menyalurkan sekitar Rp200 triliun dari kas negara yang selama ini mengendap di rekening BI ke lima bank nasional, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Tabungan Negara (BTN).
Dari total dana Rp 200 triliun, Bank Mandiri, BRI dan BNI mendapat alokasi terbesar, masing-masing Rp 55 triliun. Sementara BTN dicairkan Rp 25 triliun, dan BSI Rp 10 triliun.
Tujuan dana tersebut disalurkan untuk mendukung ketersediaan likuiditas guna mendorong peningkatan penyaluran kredit sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dana Rp 200 triliun akan ditempatkan dalam bentuk rekening pemerintah. Purbaya yakin dana itu tidak akan dibiarkan mengendap karena ada biaya (cost) dari penempatan dana tersebut sehingga bank akan terdorong untuk mencari imbal hasil lebih tinggi.
- Pastikan Cukai Rokok tak Naik 2026
Purbaya juga memastikan tidak ada kenaikan tarif cukai rokok pada 2026 mendatang.
Pihaknya, kata Purbaya, tengah menyiapkan sistem khusus industri hasil tembakau (IHT) dengan konsep sentralisasi dengan melibatkan pelaku industri kecil hingga besar.
Harapannya, sistem itu bisa menekan peredaran rokok ilegal yang selama ini tidak membayar pajak.
Meski cukai tidak naik, harga jual eceran (HJE) rokok tetap naik.
Baca juga: Purbaya: Anggaran MBG tak Diserap Akan Ditarik, Kalau Lebih Kita Tambah
- Kejar Penunggak Pajak
Selanjutnya, Purbaya menyatakan tengah mengejar 200 penunggak pajak yang sudah berkekuatan hukum (inkracht) dan targetnya negara bisa mengantongi Rp 60 triliun.
Dengan adanya status yang sudah inkracht secara hukum, kata Purbaya, membuat para penunggak pajak besar tidak bisa menghindar lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.