Program Makan Bergizi Gratis

BGN Klarifikasi Isu Viral Insentif Rp5 Juta untuk Konten Positif Program Makan Bergizi Gratis

Isu soal insentif pribadi sebesar Rp5 juta untuk pembuat konten positif terkait Program MBG yang viral di media sosial diklarifikasi oleh BGN

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
MAKAN BERGIZI GRATIS - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat telah berjalan di berbagai sekolah di Indonesia, termasuk di SMA PGRI Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Klarifikasi BGN soal konten positif program MBG akan dapat insentif Rp 5 juta (TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI) 
Ringkasan Berita:
  • Isu insentif Rp5 juta untuk pembuat konten positif Program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral di media sosial usai pernyataan Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang
  • BGN meluruskan bahwa pernyataan itu hanyalah guyonan dalam rapat koordinasi internal untuk memotivasi peserta agar kreatif menyebarkan informasi positif
  • BGN menegaskan komitmen transparansi publik dan perang melawan hoaks terkait program MBG.

TRIBUNKALTIM.CO - Isu soal insentif pribadi sebesar Rp5 juta untuk pembuat konten positif terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang viral di media sosial akhirnya diklarifikasi langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Kabar yang awalnya muncul dari pernyataan Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, itu sempat memicu diskusi publik di berbagai platform digital, karena dinilai tidak lazim dan berpotensi disalahartikan sebagai bentuk "hadiah" untuk pencitraan.

Namun, pihak BGN melalui Kepala Biro Hukum dan Humas, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa ucapan mengenai insentif Rp5 juta tersebut tidak pernah menjadi kebijakan resmi lembaga, melainkan hanya guyonan atau candaan yang disampaikan dalam suasana santai pada kegiatan internal lembaga.

“Pernyataan tersebut disampaikan dalam suasana santai dan bersifat guyonan saat acara Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Teknis Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis pada Senin, 27 Oktober 2025, di Jakarta,” ujar Hida dalam keterangan resmi yang diterima Selasa (28/10/2025).

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di PPU Sentuh Ribuan Anak, Pemerintah Siapkan Perluasan Layanan

Latar Belakang Program MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu inisiatif pemerintah pusat yang dijalankan oleh BGN dengan tujuan meningkatkan status gizi masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah.

Program ini menyediakan makanan sehat dan bernutrisi di berbagai daerah Indonesia, dengan melibatkan dapur umum yang disebut SPPG (Satuan Produksi Pangan Gizi).

Melalui skema ini, pemerintah berupaya menekan angka stunting, memperbaiki pola konsumsi gizi masyarakat, dan menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan petani, nelayan, hingga pelaku UMKM penyedia bahan pangan.

Namun, seiring berjalannya waktu, MBG juga tak lepas dari tantangan komunikasi publik di era digital.

Berbagai isu miring dan hoaks (informasi palsu) sering kali beredar di media sosial — mulai dari tudingan penyimpangan anggaran hingga tuduhan soal kualitas makanan.

Dalam konteks inilah, Nanik mengajak para pelaksana daerah untuk aktif membuat konten positif tentang MBG agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya.

Pernyataan Awal yang Menjadi Sorotan

Dalam rapat koordinasi yang dihadiri oleh berbagai Koordinator Regional (Kareg) dan Koordinator Wilayah (Korwil) program MBG, Nanik menyampaikan pentingnya komunikasi publik yang efektif.

Ia menekankan bahwa pelaksana di daerah harus cepat tanggap dalam menangkal hoaks dan membangun citra positif lembaga di ruang digital.

“Sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas pelaksana daerah, (ada) insentif pribadi sebesar Rp5 juta bagi konten daerah yang berhasil viral secara positif di media sosial,” ujar Nanik dalam pernyataan yang kemudian tersebar luas di kalangan media, Senin (27/10/2025).

Nanik menjelaskan bahwa konten positif yang dimaksud meliputi dokumentasi aktivitas dapur MBG, variasi menu makanan bergizi, hingga kisah nyata tentang peningkatan ekonomi masyarakat dan petugas lapangan akibat keberadaan program MBG.

Menurutnya, konten seperti itu mampu menghidupkan optimisme publik dan memperkuat citra BGN sebagai lembaga yang transparan dan responsif.

Sayangnya, pernyataan itu dengan cepat dipotong konteksnya dan viral di media sosial. Beberapa pihak bahkan menilai seolah-olah BGN “menyogok” pembuat konten agar memoles citra lembaga.

Klarifikasi Resmi BGN: Bukan Kebijakan, Hanya Guyonan

Melihat isu ini berkembang luas, BGN segera mengeluarkan klarifikasi resmi pada Selasa (28/10/2025).

Dalam keterangan tertulis, Khairul Hidayati menegaskan bahwa tidak ada kebijakan resmi dari BGN mengenai pemberian insentif pribadi kepada pembuat konten MBG.

“Pernyataan soal insentif Rp5 juta itu bukan keputusan resmi, melainkan hanya candaan yang disampaikan untuk memotivasi para peserta agar lebih kreatif dalam menyebarkan informasi positif tentang program MBG,” kata Hida.

Ia menambahkan, maksud dari candaan itu bukanlah untuk menjanjikan imbalan, melainkan sebagai bentuk motivasi ringan agar peserta aktif menggunakan media sosial sebagai sarana edukasi publik.

“Candaan tersebut dimaksudkan untuk menyemangati para peserta agar berani tampil dan kreatif di media sosial dengan konten yang edukatif serta inspiratif,” lanjutnya.

BGN, kata Hida, tetap berkomitmen menjalankan kebijakan sesuai mekanisme anggaran negara dan koridor resmi yang berlaku.

Tidak ada penggunaan dana pribadi maupun publik untuk tujuan di luar aturan lembaga.

Dorongan Perbaikan Komunikasi Publik

Di balik insiden candaan tersebut, Hida menekankan bahwa BGN memang tengah memperkuat strategi komunikasi publiknya.

Hal ini dilakukan agar informasi resmi terkait MBG bisa tersampaikan dengan cepat, akurat, dan menarik di tengah derasnya arus disinformasi digital.

Sebagai lembaga negara yang menangani urusan gizi, BGN menganggap komunikasi publik sebagai pilar penting keberhasilan program.

Melalui pelatihan bagi Kareg dan Korwil, BGN mendorong setiap pelaksana daerah membangun akun media sosial resmi, menyusun narasi positif, serta melibatkan masyarakat dalam kampanye gizi.

“Kami akan terus memastikan agar seluruh pesan publik berjalan sesuai koridor resmi dan dapat dipertanggungjawabkan,” kata Hida.

Langkah ini juga diambil menyusul maraknya konten hoaks yang menyesatkan masyarakat.

Beberapa di antaranya menuduh MBG menyebabkan kasus keracunan atau berimbas pada kenaikan harga telur di pasar lokal — isu yang belakangan telah dibantah oleh BGN dan Kementerian Dalam Negeri melalui hasil rapat koordinasi nasional.

Membangun Citra MBG yang Positif dan Kredibel

Dalam konteks digital saat ini, kecepatan informasi sering kali mengalahkan akurasi fakta.

BGN memahami bahwa kepercayaan publik terhadap program pemerintah harus dibangun melalui pendekatan yang terbuka dan komunikatif.

Itu sebabnya, lembaga ini berupaya memanfaatkan media sosial bukan hanya sebagai sarana publikasi, tetapi juga ruang dialog publik.

Melalui konten seperti video dapur produksi, testimoni penerima manfaat, atau liputan kegiatan distribusi makanan bergizi, BGN ingin menghadirkan wajah lembaga yang humanis dan inspiratif.

“Pelaksana di lapangan bukan sekadar operator administratif, tetapi juga komunikator yang menyampaikan pesan gizi kepada masyarakat,” kata Nanik dalam pertemuan tersebut.

Program MBG sendiri tidak hanya berfokus pada pemberian makanan, tetapi juga pada edukasi gizi berkelanjutan.

Di beberapa daerah, pelaksana program bahkan bekerja sama dengan sekolah dan posyandu untuk memberikan edukasi tentang pentingnya protein, karbohidrat kompleks, serta buah dan sayur bagi tumbuh kembang anak.

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul BGN Janjikan Rp 5 Juta untuk Konten Positif MBG yang Viral di Medsos

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BGN Jawab Tudingan Menyogok Pembuat Konten Positif Soal MBG

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved