Breaking News

Berita Nasional Terkini

Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk: 1 Santriwati Meninggal, Ini Kronologinya

Atap kamar santri putri di pondok pesantren tersebut ambruk sekitar pukul 00.30 hingga 01.00 WIB, setelah wilayah itu diguyur hujan deras

KOMPAS.com / Ridho Abdullah Akbar
PONPES SITUBONDO AMBRUK - Foto: Polres Situbondo oleh TKP di Bangunan Asrama Putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Jalan Pesanggrahan, Desa Blimbibg, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.(KOMPAS.com / Ridho Abdullah Akbar) 

“Ya, satu santri meninggal dunia. Kondisinya memang sedang sakit sebelumnya dan baru kembali ke pondok,” ujar KH Hasan dengan nada sedih.

Sementara itu, sebelas santriwati lainnya yang mengalami luka ringan telah diperbolehkan pulang setelah mendapatkan perawatan dan observasi medis.

Kesaksian Korban

Salah satu korban selamat, Aura Adelia (14), santriwati asal Desa Bungatan, Kecamatan Bungatan, mengaku tidak menyangka musibah itu akan terjadi.

"Saya saat itu tidur terlelap, tiba-tiba (bangunan) ambruk dan lalu saya keluar kamar,” ujarnya saat ditemui di RSUD Besuki.

Aura menuturkan, kamar tempat ia tidur dihuni oleh 19 santriwati. Semua sedang tertidur pulas dan tidak menyadari tanda-tanda bangunan akan roboh.

"Saya tidak tahu apa-apa, cuma saat saya keluar kondisi memang gerimis," katanya.

Aura baru tahu bahwa kaki kanannya terluka parah saat dirinya sudah berlari keluar dan sedang duduk bersama teman-temannya. Kaki kanannya tiba-tiba terasa perih dan keluar darah.

"Saat tahu ada luka saya minta tolong, setelah itu digendong dibawa ke rumah sakit," katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa beberapa temannya mengalami luka serius.

“Selain saya, ada empat teman lain yang luka parah. Dua dirawat di RSUD Besuki dan dua di RSIA Jatimnet,” tambahnya.

Pihak Keluarga Terkejut

Keluarga korban juga mengaku terkejut ketika mendapat kabar insiden tersebut.

RS (35), warga Desa Besuki yang merupakan kerabat salah satu korban, mengungkapkan bahwa pihaknya awalnya tidak tahu bahwa anaknya menjadi korban reruntuhan.

“Kami dikabari agar segera datang ke pondok, tapi tidak diberitahu kalau anak kami jadi korban. Kami sangat kaget ketika tahu kondisinya luka parah dan harus dioperasi,” ucapnya penuh haru.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved