Berita Nasional Terkini

Budi Arie Ungkap Arti Sebenarnya Kata 'Projo', Logo Bakal Berubah Tanpa Wajah Jokowi

Langkah ini menjadi sorotan karena simbol wajah Jokowi telah menjadi ikon utama Projo selama lebih dari satu dekade.

KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
BUDI ARIE PROJO - Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA) 

Langkah Projo untuk mengganti logo yang selama ini menampilkan siluet wajah Jokowi menjadi momentum penting dalam transformasi organisasi.

Logo lama Projo dikenal luas — bergambar wajah Jokowi berwarna hitam di dalam lingkaran putih dengan dominasi warna merah dan hitam sebagai dasar desain.

Di bawah lingkaran terdapat tulisan “Projo” dengan huruf kapital tegas, menggambarkan identitas kuat relawan pendukung Jokowi sejak 2014.

Namun, dalam pandangan Budi Arie, logo tersebut kini dianggap terlalu personal dan berpotensi menimbulkan kesan “kultus individu”.

“Logo Projo akan kita ubah, supaya tidak terkesan kultus individu,” tegasnya.

Perubahan logo ini, lanjut Budi Arie, bukan semata-mata tentang tampilan visual, melainkan simbolisasi arah baru gerakan relawan tersebut.

“Dalam rangka itu Projo akan melakukan transformasi organisasi. Yang salah satunya adalah kemungkinan mengubah logo Projo, yang nanti akan kita putuskan di Kongres ketiga ini,” ungkapnya lagi.

Ia menambahkan, keputusan tersebut juga didorong oleh semangat menghadapi tantangan baru dalam dinamika politik nasional dan global.

“Kita saat ini menghadapi tantangan baru. Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya. Sehingga kita harus betul-betul persatuan nasional ini menjadi penting,” tandas Budi Arie.

Pernyataan ini menunjukkan arah baru Projo yang kini tidak lagi semata berfokus pada sosok Jokowi, tetapi lebih kepada menjaga semangat kebangsaan, solidaritas sosial, dan keutuhan nasional di tengah situasi dunia yang semakin kompleks.

Kongres III: Titik Balik Arah Politik dan Identitas Baru

Kongres III Projo yang diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, menjadi momentum bersejarah bagi organisasi ini.

Selain membahas pembaruan logo dan makna nama, kongres tersebut juga menjadi ajang konsolidasi untuk menentukan arah politik baru organisasi.

Kongres dihadiri oleh pengurus pusat, perwakilan wilayah, serta cabang-cabang Projo dari berbagai daerah di Indonesia.

Dalam forum tersebut, Budi Arie menegaskan bahwa Projo tetap mempertahankan semangat kerakyatan, meski tidak lagi mengusung figur tunggal sebagai simbol perjuangan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved