Berita Nasional Terkini

Budi Arie Ungkap Arti Sebenarnya Kata 'Projo', Logo Bakal Berubah Tanpa Wajah Jokowi

Langkah ini menjadi sorotan karena simbol wajah Jokowi telah menjadi ikon utama Projo selama lebih dari satu dekade.

KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA
BUDI ARIE PROJO - Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi di sela-sela Kongres III Projo yang digelar di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11/2025). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA) 

Sejak berdiri pada 2013, Projo memang dikenal sebagai organisasi relawan darat terbesar yang mendukung Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2014. Organisasi ini lahir dari semangat gotong royong dan sukarela lintas lapisan masyarakat, yang kemudian menjelma menjadi kekuatan politik rakyat di akar rumput.

Setelah mengawal Jokowi selama dua periode kepemimpinan, Projo kini menghadapi fase baru. Dalam Kongres III ini, organisasi tersebut menegaskan dukungannya terhadap Presiden terpilih 2024–2029, Prabowo Subianto.

Perubahan arah dukungan ini juga menjadi dasar bagi Projo untuk memperbarui simbol dan identitasnya.

Menurut Budi Arie, langkah tersebut bukan berarti meninggalkan nilai-nilai perjuangan Jokowi, tetapi lebih pada memperluas cakupan gerakan agar tetap relevan di era pemerintahan baru.

“Projo kini menyatakan dukungan terhadap agenda Presiden terpilih Prabowo Subianto, dan menyelaraskan simbol organisasi dengan arah baru tersebut,” demikian salah satu poin penting dalam Kongres III.

Menjaga Semangat Relawan di Tengah Transformasi

Transformasi yang dilakukan Projo tidak serta-merta menghapus sejarahnya sebagai relawan pendukung Jokowi.

Sebaliknya, langkah ini diambil untuk memastikan organisasi tetap hidup dan berkontribusi bagi bangsa di tengah perubahan politik nasional.

Nama Projo sendiri tetap dipertahankan sebagai warisan identitas yang telah dikenal luas di masyarakat. “Projo itu bahasa Sansekerta, negeri. Bahasa Jawa Kawinya artinya rakyat. Gitu lho,” tandas Budi Arie.

Ia menilai, makna “rakyat” yang terkandung dalam nama tersebut merupakan jiwa sejati Projo sejak awal berdiri — yakni menjadi wadah perjuangan masyarakat untuk kemajuan bangsa, bukan sekadar alat politik bagi individu atau kelompok tertentu.

Budi Arie juga menegaskan bahwa perubahan simbol dan arah politik Projo tetap berlandaskan semangat persatuan dan kebangsaan.

“Transformasi dilakukan lantaran kini menghadapi tantangan baru setelah mengawal Jokowi di kepemimpinannya selama dua periode,” ujarnya.

Dengan demikian, langkah Projo mengganti logo dan menegaskan arti namanya menjadi representasi dari semangat pembaruan — dari gerakan relawan menuju organisasi rakyat yang mandiri, inklusif, dan berorientasi nasional.

Struktur dan Mekanisme Organisasi

Secara struktural, Projo terdiri dari pengurus pusat, pengurus wilayah, serta cabang-cabang di berbagai daerah.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved