Berita Nasional Terkini
Airlangga Hartarto Bantah Ekonomi Indonesia Rapuh, Klaim Pertumbuhan Masih Solid di Level 5 Persen
Airlangga Hartarto bantah ekonomi Indonesia rapuh, klaim pertumbuhan masih solid di level 5 persen, Rabu (15/9/2025).
Ringkasan Berita:
- Pemerintah dan ekonom memiliki pandangan berbeda terkait kondisi ekonomi Indonesia
- Airlangga menekankan bahwa pertumbuhan masih solid dan optimistis target tahunan tercapai
- Sebagian ekonom menilai tren perlambatan kuartalan menunjukkan rapuhnya dorongan pertumbuhan ekonomi
TRIBUNKALTIM.CO - Airlangga Hartarto bantah ekonomi Indonesia rapuh, klaim pertumbuhan masih solid di level 5 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menepis anggapan sejumlah ekonom yang menyebut perekonomian Indonesia rapuh dan mulai kehilangan tenaga.
Ia menegaskan, kondisi ekonomi nasional masih solid dengan pertumbuhan yang relatif stabil di kisaran 5 persen.
Baca juga: Purbaya Hingga Airlangga Ditugaskan Prabowo untuk Selesaikan Persoalan Kereta Cepat Whoosh
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2025
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2025 tercatat sebesar 5,04 persen.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi China (4,8 persen) dan Korea Selatan (1,7 persen), sehingga menempatkan Indonesia di posisi ketiga di antara negara-negara G20.
“Indonesia ekonomi masih solid, di antara G20 kita nomor tiga,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Pertumbuhan tersebut juga lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 4,95 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan Kuartal II 2025 yang tumbuh 5,12 persen, terjadi sedikit penurunan.
“Dengan angka 5,04 persen itu berarti kita bisa menjaga di level 5 persen,” tambahnya.
Baca juga: Sri Mulyani Diisukan Mundur, Menkeu Belum Tampak di Sidang Kabinet Istana, Airlangga: Tadi Hadir
Optimisme Pemerintah
Airlangga optimistis target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2 persen masih bisa tercapai.
Ia menilai, momentum akhir tahun seperti libur Natal dan Tahun Baru akan mendorong konsumsi masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga menjaga daya beli melalui bantuan sosial dan stimulus ekonomi, serta menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan senilai Rp130 triliun untuk mendorong permintaan dan investasi di sektor perumahan.
“On track, kita optimis Kuartal IV bisa naik,” ujarnya.
Sebelumnya, ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai pertumbuhan ekonomi nasional mulai kehilangan momentum.
Ia menyoroti bahwa pertumbuhan Kuartal III 2025 lebih rendah dibandingkan Kuartal II.
Secara kuartalan, pertumbuhan hanya 1,43 persen, jauh menurun dari Kuartal II yang mencapai 4,04 persen.
“Ini menandakan dorongan yang rapuh di tengah gejolak eksternal dan domestik,” ujarnya.
Padahal, kinerja ekspor pada periode ini cukup baik, mencapai 74,39 miliar dolar AS, naik 8,96 persen secara tahunan dan 8,14 persen secara kuartalan.
Baca juga: BLT untuk KPM Naik Jadi Rp900 Ribu, Menko Airlangga: Uangnya dari Hasil Efisiensi
Namun, peningkatan ekspor tersebut dinilai tidak mampu mendorong daya beli dan investasi di dalam negeri.
BPS mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 4,97 persen dan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,91 persen.
Pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 5,04 persen juga tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 6,99 persen dan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,08 persen.
"Ekspor memang meningkat tiap bulan Juli-September, tetapi transmisi ke daya beli dan investasi belum solid. Fakta ini menegaskan bahwa mesin pertumbuhan bekerja, tetapi tidak pada putaran optimal," tutur Syafruddin. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251018_BLT-2025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.