Berita Balikpapan Terkini
Tagihan PBB di Balikpapan Dianggap Tidak Wajar, Pengamat: Pemerintah Jangan Berdagang dengan Rakyat
Kenaikan tarif tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengejutkan masyarakat.
Penulis: Zainul | Editor: Miftah Aulia Anggraini
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kenaikan tarif tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengejutkan masyarakat.
Hal itu lantaran nilai kenaikan PBB yang mencapai ribuan persen dianggap tidak wajar, bahkan terkesan asal-asalan.
Salah satu contoh, tagihan PBB warga di Balikpapan Utara yang naik dari Rp 306 ribu menjadi Rp 9,5 juta.
Meskipun kenaikan itu telah diklarifikasi oleh Kepala BPPRD Balikpapan, Idham Mustari yang menyebutkan bahwa kenaikan itu akibat “kesalahan teknis”.
Baca juga: Respons Pemprov Kaltim Soal Isu Kenaikan Tarif PBB di Balikpapan, Sri Wahyuni: Kami Dalami Dulu Ya
Namun pengamat kebijakan publik Balikpapan, Hery Sunaryo menilai alasan itu tidak bisa diterima begitu saja.
“Kalau memang hanya teknis, mengapa bisa terjadi secara masif dan tanpa sosialisasi yang jelas?” tanya Hery Sunaryo.
Menurut Hery Sunaryo, kebijakan ini jelas menambah beban pengeluaran bagi warga, khususnya pensiunan dan kelompok menengah ke bawah.
“Ini bukan sekadar angka. Ini langsung mengurangi anggaran keluarga yang seharusnya untuk kebutuhan pokok lain,” tegasnya.
Baca juga: Pemkot Balikpapan Buka Layanan Aduan 24 Jam Tampung Komplain Warga, Kukar Pastikan PBB tak Naik 2025
Hery Sunaryo juga mengkritisi kebijakan diskon pajak hingga 90 persen yang ditawarkan Pemkot Balikpapan.
Ia menyebut langkah itu mirip strategi pedagang yang menaikkan harga tinggi-tinggi lalu memberi potongan besar.
“Pemerintah jangan berdagang dengan rakyat. Solusinya bukan diskon, tapi meninjau ulang kebijakan kenaikan PBB itu sendiri,” ujarnya.
Sorotan juga diarahkan pada DPRD Balikpapan.
Baca juga: Aliansi Balikpapan Melawan Bakal Demo di Kantor Pemkot, Kawal Isu PBB, Minta Rahmad Masud Hadir
Di saat masyarakat menjerit, legislatif yang seharusnya menjadi wakil rakyat justru terkesan bungkam.
“Inilah saatnya DPRD membuktikan keberpihakannya. Jangan hanya bersuara lantang saat kampanye, lalu diam ketika rakyat kesulitan,” kritik Hery Sunaryo.
Ironisnya, di tengah jeritan masyarakat, fasilitas mewah pejabat justru jadi sorotan.
Kepala Disdikbud Bantah Gaji Guru Honorer Terlambat |
![]() |
---|
Ribuan Peserta Ikut Jambore Nasional Pramuka Hidayatullah di Balikpapan, Polisi Pastikan Kondusif |
![]() |
---|
Kunjungi Lanal Balikpapan, PWI Siap Dukung Publikasi dan Edukasi Maritim |
![]() |
---|
HUT ke-16 Green Generation Balikpapan, 21 Guru Resmi Jadi Pembina Lingkungan Sekolah |
![]() |
---|
Telkomsel Gelar Kompetisi Catur Nasional 'Chessnation 2025', Hadiah Puluhan Juta Rupiah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.