Dari Laut untuk Masa Depan: Nelayan Misool Rekam Data, Rajut Keberlanjutan
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menjalin kemitraan dengan nelayan pesisir untuk pendataan perikanan skala kecil
"Kegiatan penerapan CODRS merupakan upaya untuk mengatasi salah satu tantangan pengelolaan perikanan di Indonesia, yaitu minimnya data perikanan.
"Selain bertujuan memperoleh data yang akurat, keterlibatan langsung nelayan dalam upaya pengelolaan perikanan dapat memberikan pemahaman lebih mengenai pentingnya menjaga kelestarian sumber daya perikanan dan habitatnya," jelas Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN Glaudy Perdanahardja.
Di Kabupaten Raja Ampat, termasuk Misool dan Kofiau, masyarakat masih menjunjung tinggi tradisi sasi.
Kini dengan dukungan CODRS, sistem adat itu dipadukan dengan analisis ilmiah.
Data tangkapan menjadi bukti empiris yang memperkuat keputusan adat, sementara aturan adat memberi legitimasi sosial yang membuat nelayan lebih patuh.
Ketika dipadukan, harmoni akan terjadi, keberlanjutan akan menjadi keniscayaan.
Sains, tradisi, dan masyarakat berjalan beriringan menjaga masa depan laut Indonesia.
"Bentang Laut Kepala Burung adalah pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Upaya konservasi tidak bisa berdiri sendiri. Harus berjalan beriringan dengan pengelolaan perikanan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat," kata Awaludinnoer, Manajer Senior Bentang Laut Kepala Burung YKAN.
"Melalui pendekatan terpadu yang menggabungkan sains dan tradisi, kita menjaga laut tetap lestari, sekaligus memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan."
Merajut Keberlanjutan
Dari hasil pendampingan kepada para nelayan, menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah yang lebih baik.
Di Misool Utara, lebih dari 73 persen nelayan kini menggunakan mata kail ukuran nomor delapan.
Hal ini merupakan kesepakatan bersama masyarakat untuk mengurangi penangkapan ikan kecil atau yang belum dewasa.
Data CODRS juga mengonfirmasi adanya penurunan proporsi ikan muda dalam tangkapan, seperti kerapu macan (Epinephelus areolatus), yang turun dari 30 persen pada 2023 menjadi 26 persen pada 2024.
Aktivitas penangkapan di zona non-ekstraktif, wilayah konservasi, juga menurun hampir 60 persen.
Unmul dan YKAN Perkuat Kolaborasi untuk Jaga Pesisir dan Laut Kalimantan Timur |
![]() |
---|
Perkuat Ekonomi Biru, KKP dan YKAN Luncurkan Inovasi Pendataan Perikanan E-Logbook V3 |
![]() |
---|
FPIK Unmul Jurusan Budidaya Perairan Gelar Diseminasi Penelitian, Wujudkan Riset Berdampak |
![]() |
---|
Wabup Gamalis Akui Sektor Perikanan Berau Masih Hadapi Banyak Tantangan |
![]() |
---|
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unmul Samarinda Selenggarakan Fun Fishing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.