Demo Aliansi Balikpapan Melawan
14 Fakta Demo Aliansi Balikpapan Melawan: Rahmad Mas'ud Absen, Emak-emak Ngamuk, Tidur di Balaikota?
Tengok 14 fakta demonstrasi Aliansi Balikpapan Melawan, Senin (8/25/2025). Mulai dari Rahmad Mas'ud absen, emak-emak ngamuk, tiduri balaikota.
Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Massa yang tergabung dalam Aliansi Balikpapan Melawan membanjiri halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (25/8/2025).
Mereka menolak keras kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dinilai mencekik rakyat kecil di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ironisnya, di tengah gelombang kekecewaan dan tuntutan transparansi kebijakan, Wali Kota Rahmad Mas’ud yang sejak jauh hari diminta hadir menemui massa justru tak berada di Balikpapan., Kaltim.
Belakangan diketahui, Wali Kota Rahmad Masud sedang berada di luar kota, Wawali Balikpapan Bagus Susetyo membeberkan bahwa orang nomor satu di Balikpapan sedang berada di Sulawesi.
Ketidakhadiran Rahmad Masud membuat pihak demonstran kecewa, bahkan mereka nekat membuka opsi tidur di kantor pemerintahan Balikapapan.
Baca juga: Rahmad Masud Berhalangan Temui Demonstran Aliansi Balikpapan Melawan, Wawali Beber Posisi Walikota
Tengok 14 fakta demonstrasi Aliansi Balikpapan Melawan, Senin (8/25/2025). Mulai dari Rahmad Masud absen, emak-emak ngamuk, hingga opsi pendemo tiduri balaikota:
1. Rahmad Mas'ud Janji Temui Demonstran Hari Jumat
Aksi demonstrasi yang digelar Aliansi Balikpapan Melawan di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (25/8/2025), belum membuahkan hasil sesuai harapan massa.
Wali Kota Balikpapan tidak hadir menemui pengunjuk rasa yang menyuarakan penolakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan sejumlah persoalan kota.
Saat menemui massa aksi, Asisten I Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Zulkifli, menyampaikan bahwa dirinya telah menghubungi Wali Kota, namun yang bersangkutan tidak dapat datang.
"Saya sudah menghubungi Pak Wali Kota. Beliau tidak bisa untuk langsung hadir menemui adik-adik mahasiswa," kata Zulkifli saat memberikan keterangan di lokasi aksi.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah dan massa aksi menyepakati jadwal pertemuan baru.
"Kita sepakati untuk bertemu lagi, sudah dijadwalkan untuk bertemu hari Jumat jam 10.00 Wita," tegas Zulkifli.
2. Demonstran Buka Opsi Tiduri Balaikota
Meskipun begitu, keputusan ini memicu kekecewaan massa.
Sebab menurut massa aksi, awalnya telah disepakati dua orang perwakilan dari tiap-tiap organisasi untuk bisa masuk ke Kantor Balaikota Balikpapan.
Humas Aliansi Balikpapan Melawan, Khair Rifan, menyayangkan sikap tersebut.
Dia bahkan sampai terisak karena tak bisa menyampaikan langsung aspirasinya ke Walikota Balikpapan.
Khair beranggapan, seyogianya Walikota Balikpapan bisa menyempatkan barang 1-2 jam berinteraksi dengan perwakilan massa aksi, walaupun melalui video call.
Lantaran dari Pemkot Balikpapan tidak bergeming, Khair menyebut aspirasi yang mereka bawa hari ini tidak mendapat perhatian sebagaimana diharapkan.
"Hari ini aspirasi kita tidak diindahkan. Mari kita menundukkan kepala dan mengheningkan sejenak," ujarnya di hadapan massa.
Baca juga: Wawali Balikpapan Bagus Susetyo Tanggapi Demo Kenaikan PBB, Ajak Dialog, Jaga Kondusivitas Kota
Khair menambahkan bahwa meskipun ada penolakan dan pembatasan di lokasi aksi, pihaknya tetap berupaya mencari solusi.
"Namun tetapi dengan ada penolakan dengan pagar panjang ini, selalu ada opsi baru. Ada opsi awal kita sepakati, tapi tidak didengarkan. Maka kita akan tidur di sini," ujar dia lantang.
Aliansi Balikpapan Melawan sebelumnya menyampaikan lima tuntutan utama, yaitu pembatalan kenaikan PBB, penyelesaian masalah kelangkaan air bersih, penanggulangan banjir, perbaikan lalu lintas, serta ketersediaan dan kualitas beras.
Selain itu, mereka juga menyoroti persoalan gas subsidi, dugaan beras oplosan, dan maraknya kecelakaan lalu lintas.
Dalam aksinya, massa membawa berbagai spanduk dan menyampaikan orasi secara bergantian.
Mereka menegaskan bahwa tuntutan ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan mendesak pemerintah kota untuk segera mengambil langkah nyata.
Hingga kini, mereka kembali melanjutkan orasi secara bergantian di depan kantor Pemkot Balikpapan. Bahkan mereka sempat melakukan aksi bakar ban.
Baca juga: Demo Kenaikan PBB, Wawali Balikpapan Ajak Diskusi Kontruktif
3. Polisi Siaga Penuh, Jaga Stamina
Personel Satuan Samapta (Sat Samapta) Polresta Balikpapan menjaga stamina di tengah tugas pengamanan aksi unjuk rasa Aliansi Balikpapan Melawan di depan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan, Senin (25/8/2025).
Meski berada dalam kondisi siaga penuh, para personel menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak.
Hal ini dilakukan agar kebugaran tetap terjaga sehingga pelaksanaan tugas pengamanan bisa berjalan maksimal.
Kasat Samapta Polresta Balikpapan, AKP Much Chusen, menegaskan pentingnya menjaga kesiapan fisik bagi setiap anggota yang bertugas.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polresta Balikpapan Kerahkan 250 Personel Amankan Demo Aliansi Balikpapan Melawan
“Personel Sat Samapta kami pastikan tetap siap siaga, namun di sela-sela pengamanan juga perlu menjaga stamina. Hal ini penting agar mereka tetap fokus dan maksimal dalam memberikan pelayanan pengamanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pengamanan aksi dilakukan dengan pendekatan humanis dan mengedepankan langkah persuasif terhadap massa.
Dengan cara ini, diharapkan suasana tetap kondusif meski terjadi dinamika di lapangan.
Kehadiran personel Polresta Balikpapan dalam aksi tersebut merupakan bagian dari komitmen menjaga ketertiban dan memastikan penyampaian aspirasi masyarakat berlangsung aman.
Baca juga: Wawali Balikpapan Bagus Susetyo Tanggapi Demo Kenaikan PBB, Ajak Dialog, Jaga Kondusivitas Kota
Hingga siang hari, situasi di sekitar Kantor Walikota Balikpapan terpantau kondusif.
Aktivitas masyarakat tetap berjalan lancar tanpa gangguan berarti.
AKP Much Chusen menekankan bahwa personel akan terus siaga hingga seluruh rangkaian aksi selesai.
Upaya menjaga stamina disebut menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan pengamanan di lapangan.
4. Wawali Balikpapan: Jangan Kritik Tanpa Solusi
Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan menegaskan komitmennya untuk terbuka terhadap kontrol sosial dan aspirasi masyarakat di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Hal ini disampaikan menyusul aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Balikpapan Melawan (Bakwan) di Halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada Senin (25/8/2025).
Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengatakan bahwa demonstrasi merupakan bagian dari kebebasan berekspresi yang dijamin undang-undang, selama dilakukan secara tertib dan tidak merusak fasilitas umum.
Kata Bagus Susetyo, segala bentuk kontrol sosial, termasuk demonstrasi, diperbolehkan sepanjang dilakukan sesuai aturan, tidak anarkis dan tidak merusak fasilitas umum.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polresta Balikpapan Kerahkan 250 Personel Amankan Demo Aliansi Balikpapan Melawan
“Kami siap menerima aspirasi mereka (massa aksi) dan berdiskusi untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan,” ujarnya kepada TribunKaltim.co.
5. Tuntutan Massa Aksi Balikpapan Melawan
Diketahui, para massa aksi menolak kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sekaligus menyuarakan berbagai persoalan kota yang dinilai tak kunjung terselesaikan.

Dengan membawa lima tuntutan utama. Yakni sebagai berikut:
- Mendorong membatalkan kenaikan PBB;
- Terkait kelangkaan air bersih;
- Penyelesaian masalah banjir;
- Perbaikan permasalahan lalu-lintas;
- Kelangkaan beras;
- Selesaikan beras oplosan.
Selain lima tuntutan tersebut, massa juga meminta pemerintah kota segera menindaklanjuti persoalan mendasar yang memengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pasalnya, kebijakan pemerintah saat ini dinilai belum berpihak kepada warga Balikpapan.
Wawali Balikpapan, Bagus Susetyo mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan menghindari tindakan yang dapat memicu kerusuhan.
Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dengan cara yang positif demi menjaga Balikpapan sebagai kota aman, nyaman dan berdaya saing.
Hal inilah yang menjadikan alasan Balikpapan terus terpilih menjadi daerah penyelenggara event nasional.
Baca juga: PMII Bentang Bendera One Piece di Simpang Plaza Balikpapan, Soroti Kesejahteraan Guru Honorer
Ditambah dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, sehingga Balikpapan menjadi kota penyangga.
“Karena kita sayang Kota Balikpapan. Kita harap Balikpapan tetap menjadi kota yang aman, kondusif, tidak ada gejolak sosial maupun hal yang menyebabkan kegaduhan. Kita akan jaga itu,” tuturnya.
Wawali Balikpapan, Bagus Susetyo mengapresiasi kontrol sosial yang konstruktif, yang tidak hanya menyampaikan kritik tetapi juga menawarkan solusi.
Pihaknya berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat sebagai mitra yang konsisten dalam pembangunan kota.
“Jangan mengkritik tanpa solusi. Kami mengajak masyarakat untuk menyampaikan kontrol sosial disertai solusi yang dapat kita diskusikan bersama,” pungkasnya.
6. Rahmad Mas'ud di Luar Kota
Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud berhalangan temui demonstran Aliansi Balikpapan Melawan (Bakwan).
Wakil Walikota Balikpapan Bagus Susetyo beber posisi Walikota Rahmad Mas'ud, Senin (25/8/2025).
Dari pantauan Tribunkaltim.co, aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Balikpapan Melawan atau 'Bakwan' di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, berlangsung tanpa kehadiran Wali Kota Rahmat Mas’ud.
Massa aksi sempat mempertanyakan alasan ketidakhadiran orang nomor satu di Balikpapan tersebut, sebelum akhirnya Wakil Wali Kota Bagus Susetyo turun langsung untuk berdialog.
Baca juga: Wali Kota Rahmad Masud Tunda Kenaikan PBB di Balikpapan, Pendapatan Asli Daerah Turun 20 Persen
Bagus Susetyo yang hadir didampingi Sekretaris Daerah Muhaimin dan Asisten I Zulkifli menjelaskan bahwa Wali Kota sedang berada di luar kota.
Mereka menemui dan duduk bersila dengan pengunjuk rasa.
"Beliau ada di Sulawesi, bukan di luar negeri. Sejak dua hari yang lalu ada di luar kota bersama keluarga," jelas Bagus di hadapan peserta aksi.
Dia mengatakan baru terakhir mengadakan rapat dengan Rahmad Mas'ud pada Sabtu kemarin.
Bagus menegaskan tidak ada yang ditutup-tutupi terkait keberadaan Wali Kota.
"Saya juga sebagai muslim, untuk apa saya berbohong? Jangan sampai pertemuan ini menjadi sesuatu yang mengganggu," ujarnya.
7. Aliansi Balikpapan Melawan Kawal Isu Kenaikan Tarif PBB
Sebagai informasi, Aliansi Balikpapan Melawan menggelar aksi ini untuk menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta menyuarakan lima tuntutan terkait persoalan kota.
Mereka mendesak pemerintah menindaklanjuti isu banjir, kelangkaan air bersih, perbaikan lalu lintas, kelangkaan gas subsidi, serta masalah beras oplosan yang meresahkan warga.
Baca juga: Emak-emak Serikat Buruh Balikpapan Naik Pitam, Listrik Diputus Saat Demo Tolak Kenaikan PBB
Dalam aksinya, massa menginginkan pertemuan langsung dengan Wali Kota agar aspirasi mereka tidak sekadar ditampung secara tertulis.
"Kita ingin secara langsung bertemu Wali Kota. Karena kita beberapa kali aksi, tapi diwakilkan, akhirnya cuma jadi memo," kata perwakilan demonstran.
Namun, Bagus menegaskan bahwa kehadirannya mewakili Pemerintah Kota Balikpapan.
Ia menilai keberadaan Wali Kota tidak memengaruhi legitimasi dialog.
"Ini bukan Bagus, ini bukan Rahmat Mas’ud. Ini mewakili lembaga yang namanya Pemerintah Kota Balikpapan. Jadi apa yang saya sampaikan bukan kebijakan pribadi," tegasnya.
Ia juga mengingatkan mekanisme dalam pemerintahan.
"Kalau Anda menanyakan keberadaan Wali Kota, tidak ada kaitannya dengan tuntutan yang ada di sini," tandas Bagus.
Baca juga: Gelar Aksi di Balaikota, Aliansi Balikpapan Melawan Longmarch Dipandu Mobil Komando
8. Tak Dikasih Listrik, Emak-emak Serikat Buruh Ngamuk
Aliansi Balikpapan Melawan tetap menggelar aksi demonstrasi di halaman Kantor Wali Kota Balikpapan, Senin (25/8/2025).
Aksi ini digelar untuk menolak kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sekaligus menyuarakan berbagai persoalan kota yang dianggap tak kunjung terselesaikan.
Ketegangan terjadi ketika massa aksi kehilangan akses listrik untuk pengeras suara usai istirahat siang.
Awalnya, mereka menyambungkan aliran listrik dari pos satpam di gerbang depan Balai Kota Balikpapan.
Namun, sambungan itu tiba-tiba diputus sehingga membuat jalannya orasi terganggu.
Baca juga: Demo Hari Ini, Aliansi Balikpapan Melawan Bawa Bendera One Piece dan Spanduk Batalkan Kenaikan PBB
Dimana mereka tadinya menyambungkan listrik dari pos satpam di balik gerbang depan Balaikota Balikpapan.
Demikian membuat salah demonstran naik pitam, seperti yang dilakukan emak-emak dari Serikat Buruh, Farah Devi.

Farah berpendapat pemerintah kota kurang memberi ruang aspirasi dan fasilitas yang memadai bagi masyarakat saat menyampaikan pendapat di muka umum.
"Kita bukan musuh, Pak! Fasilitasi ini, Pak!" teriak Farah dari depan pagar.
Mereka menuntut agar pihak pemerintah setempat memberikan fasilitas listrik agar aksi bisa berjalan lancar tanpa hambatan teknis.
Baca juga: Demo Aliansi Balikpapan Melawan Bawa 5 Tuntutan, Diantaranya Membatalkan Kenaikan PBB
Massa menyatakan sudah membayar pajak dan listrik, sehingga permintaan tersebut dinilai wajar.
"Kasih listriknya, Pak! Kami membayar listriknya! Ini hasil dari pajak kami. Listrik saja tidak mau kasih. Bagaimana ini?" ucap Farah dengan nada tegas.
Farah bahkan mengingatkan bahwa gaji pejabat bersumber dari uang rakyat.
Untuk diketahui, Aliansi Balikpapan Melawan atau dikenal dengan Aliansi Bakwan tetap menggelar aksi demonstrasi pada Senin (25/8/2025) di depan Kantor Walikota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Aksi ini digelar untuk menolak kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sekaligus menyuarakan berbagai persoalan kota yang dinilai tak kunjung terselesaikan.
Baca juga: Aliansi Balikpapan Melawan Gelar Demo Hari Ini, Penundaan Kenaikan PBB tak Selesaikan Akar Masalah
9. Demonstran Nilai Pemkot Balikpapan Arogan
Pantauan di lapangan, massa mulai tiba di halaman depan Pemkot Balikpapan pukul 11.50 Wita.
Kemudian mereka berorasi secara bergantian lewat pengeras suara.
Ia menilai pemerintah tidak boleh bersikap arogan dan harus bersedia mendengar aspirasi warga.
"Bapak gajinya dari kami. Siapa di sini yang bertanggung jawab? Saya mau tahu orangnya yang melarang siapa," ujarnya di hadapan aparat yang berjaga.
Menurutnya, permintaan sambungan listrik bukanlah tindakan melanggar hukum.
Baca juga: Lonjakan PBB dan Judul Clickbait
Sebaliknya, hal itu menunjukkan niat baik warga agar aksi berjalan tertib.
"Yang bisa diajak diskusi masyarakatnya. Kok segitunya kalian itu? Arogansinya kelihatan, ya," tambahnya.
Massa juga kecewa karena Wali Kota Balikpapan tidak hadir untuk menemui mereka.
Situasi semakin memanas ketika massa menuding pemerintah mengabaikan amanah rakyat.
Farah mengaitkan sikap tersebut dengan pertanggungjawaban moral dan agama.
"Ingat, Pak, ada pertanggungjawaban di akhirat. Ingat itu," tegas Farah dalam orasinya.
10. Longmarch Dikawal Mobil Komando
Aliansi Balikpapan Melawan atau Bakwan mulai melaksanakan longmarch dari simpang Plaza Balikpapan menuju Kantor Pemkot Balikpapan sekitar pukul 11.30 Wita, Senin (25/8/2025).
Massa aksi dipandu mobil komando, mereka berjalan kaki sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Barisan paling depan, membentangkan spanduk yang bertuliskan aspirasi untuk membatalkan kenaikan PBB dan keluhan lain seperti kendala air bersih.
Baca juga: 15 Rekomendasi Martabak Telur di Balikpapan dengan Harga Mulai dari Rp 30 Ribuan
Ada pula yang mengibarkan bendera bersimbol bajak laut ala anime One Piece.
Korlap Aliansi Bakwan, Hendrikus, memimpin dari mobil komando, sembari berorasi di hadapan massa aksi.
Mereka berjalan menggunakan satu lajur jalan. Sehingga mobilitas lalu lintas hanya bisa menggunakan satu lajur lainnya.
"Mohon maaf kepada masyarakat Balikpapan yang merasa terganggu, kami ingin membeli kepentingan masyarakat Balikpapan," ujar Hendrikus melalui pengeras suara.
11. Kibarkan Bendera One Piece
Massa aksi demo hari ini, Aliansi Balikpapan Melawan berjalan sambil membawa bendera One Piece dan spanduk bertuliskan batakan kenaikan PBB.
Dari pantauan TribunKaltim.co di lapangan, sejumlah massa tampak berkumpul di pinggir jalan di simpang Plaza Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman.
Massa Aliansi Balikpapan Melawan didominasi oleh mahasiswa yang mengenakan pakaian kasual dan ada juga pekerja yang mengenakan wearpack, jenis pakaian kerja yang dirancang untuk memberikan perlindungan menyeluruh kepada pemakainya.
Baca juga: Aliansi Balikpapan Melawan Jamin Demo Kawal Isu Tarif PBB Jadi Aksi Tanpa Kepentingan Politik
Wearpack biasanya dipakai di lingkungan kerja yang berisiko tinggi seperti konstruksi, pertambangan, perminyakan, bengkel, dan pemadam kebakaran.
Ada sejumlah organisasi kemahasiswaan dan masyarakat sipil yang ikut tergabung dalam Aliansi Balikpapan Melawan ini.
"Setelah konsolidasi terakhir semalam, yang fix ikut itu jadinya 15 (lembaga).
Jadi ada yang keluar, ada juga yang baru datang," kata Korlap Aliansi Balikpapan Melawan, Hendrikus.
12. Polresta Balikpapan Janji Kedepankan Cara Persuasif
Kabag Ops Polresta Balikpapan, Kompol Jajat Sudrajat, menyampaikan bahwa total ada sekitar 250 personel yang diterjunkan dalam pengamanan aksi tersebut.
Jumlah tersebut termasuk dukungan dari Satpol PP dan BPBD Kota Balikpapan.
“Untuk penanganan unjuk rasa, baik personel Polresta, lalu lintas, maupun instansi terkait, ada sekitar 250 personel.
Dari jumlah itu, termasuk juga 17 personel Polwan yang kami libatkan,” jelas Kompol Jajat.
Ia menegaskan, pola pengamanan yang diterapkan tetap mengedepankan cara-cara persuasif, sesuai arahan yang telah diberikan kepada seluruh personel di lapangan.
“Penanganan dilakukan secara persuasif. Tidak ada kata-kata kotor, kita layani pengunjuk rasa untuk menyampaikan pendapat di muka umum dengan tertib dan tenang.
Batas waktu aksi tetap mengikuti ketentuan undang-undang, yakni sampai pukul 18.00 Wita,” ujarnya.
Kompol Jajat juga mengingatkan agar massa aksi tetap menyampaikan aspirasi secara damai, baik kepada Pemkot maupun DPRD Balikpapan, tanpa terprovokasi.
“Harapan kami, aksi bisa berjalan dengan tertib, tenang, dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Untuk antisipasi provokator, kami tidak under estimate, tetap monitoring.
Ada tim intel dan reskrim yang ikut mendampingi agar aksi tidak ditunggangi pihak lain,” tegasnya.
13. Pemkot Tunda Kenaikan PBB
Kenaikan PBB di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ramai dikeluhkan lantaran kenaikan yang melonjak menjadikan keresahan warga.
Keputusan Walikota Balikpapan, Rahmad Masud menunda kenaikan PBB menurut Aliansi Balikpapan Melawan tidak menyelesaikan akar masalah.
Koordinator Lapangan Aliansi, Hendrikus dalam podcast Saksi Kata Tribun Kaltim yang tayang Minggu (24/8/2025) mengatakan, "Bayangkan kalau masyarakat tidak bersuara, pemerintah bisa saja melanjutkan kebijakan ini tanpa penjelasan transparan."
Hendrikus menyoroti kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang mendasari penyesuaian PBB terlalu drastis.
"Seperti contoh kenaikan dari Rp300 ribu menjadi Rp9 juta jelas tidak masuk akal," tegasnya.
Hendrikus menilai kebijakan ini disampaikan mendadak tanpa sosialisasi memadai.
Jika dilakukan bertahap dan dijelaskan sejak awal, kata dia, masyarakat mungkin lebih siap menerima.
14. Transparansi Kenaikan PBB Disorot
Ketua Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Balikpapan, Piatur Pangaribuan menilai kebijakan pemerintah untuk menaikkan PBB tidak masuk akal dan menyesatkan.
Ia mengaskan bahwa kenaikan harus dibatalkan, bukan hanya ditunda, karena berpotensi dapat digugat secara hukum.
“Kalaupun ada kenaikan PBB, harus proporsional, tidak langsung melompat sampai di luar nalar.
Apalagi kalau tidak pernah ada sosialisasi kenaikan PBB,” ujarnya, Sabtu (23/8/2025).
Piatur membandingkan kasus ini dengan kenaikan PBB di Pati, jawa Tengah yang mencapai 250 persen dan memicu protes.
Sehingga logika kenaikan mencapai 3.000 persen dinilai tidak rasional.
Ia turut menyoroti kurangnya transparasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dalam penetapan Zona Nilai Tanah (ZNT), hingga akhirnya memicu lonjakan PBB.
“Kebijakan ini seperti lahir dari bisikan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Seharusnya ada kajian akademik yang melibatkan masyarakat dan kampus, sebelum menetapkan kenaikan,” ucapnya.
Piatur menegaskan, kenaikan PBB yang tidak rasional bisa dibatalkan melalui mekanisme hukum.
Pasalnya, produk kebijakan ini berasal dari peraturan daerah, maka dapat dibatalkan melalui executive review atau judicial review.
“Kenaikan harus proporsional dan mempertimbangkan kemampuan masyarakat.
Karena apa pun angkanya, harus ada perhitungan yang jelas.
Saya akan ajak teman-teman elemen masyarakat untuk berdiskusi,” katanya.
Ekonom Universitas Mulawarman, Samarinda, Kaltim Purwadi Purwoharsojo menilai kebijakan tersebut terlalu membebani warga, terutama di tengah pemulihan ekonomi.
Menurutnya, kenaikan PBB yang signifikan justru berisiko memicu inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Demikian berpotensi memperburuk daya beli masyarakat yang masih lemah.
“Kalau masyarakat daya belinya lemah, lalu dipaksa bayar pajak lebih tinggi, uang mereka bisa tidak cukup memenuhi kebutuhan pokok.
Ini bisa berdampak ke ekonomi lokal secara keseluruhan,” jelasnya.
Dalam hal ini, Purwadi meminta Pemkot Balikpapan untuk transparan mengenai dasar penentuan kenaikan PBB.
Termasuk indikator yang digunakan dan alasan adanya perbedaan besaran kenaikan antar wajib pajak.
Lebih jauh, ia menyoroti potensi sumber PAD lain yang belum tergarap maksimal.
Dengan menyarankan pengelolaan profesional Badan Usaha Milik Daerah (Perusda) dan optimalisasi aset strategis kota.
Seperti lokasi-lokasi bernilai tinggi di Balikpapan sebagai pintu gerbang Kalimantan Timur.
"Perusda harus dikelola secara profesional untuk menghasilkan pendapatan.
Aset kota juga bisa dimanfaatkan lebih baik, bukan hanya mengandalkan pajak," tandasnya.
Baca juga: 2 Alasan Peradi sebut Kenaikan PBB Balikpapan harus Batal Bukan Ditunda, Juga Disorot Akademisi
Tak hanya menyoroti pemerintah, Purwadi juga mengkritik peran DPRD Balikpapan yang dinilainya kurang responsif terhadap keresahan warga.
"DPRD sebagai wakil rakyat harus proaktif mendengar keluhan, bukan menunggu reses.
Jangan sampai kebijakan ini hanya diputuskan sepihak oleh kepala daerah dan OPD," katanya. (*)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.