Berita Bontang Terkini

Program Stimulan RT Kota Bontang Era Basri Rase Berakhir, Neni Ganti Nama Program dengan 'Pro RT'

Program stimulan RT Kota Bontang era Basri Rase resmi disetop. Wali Kota Bontang, Neni Moernieani ganti nama program dengan Pro RT.

Penulis: Kun | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
GANTI NAMA PROGRAM - Arsip foto Mini Ekspo Stimulan RT se-Bontang Kuala yang digelar di Kantor Kelurahan Bontang Kuala. Program stimulan RT Kota Bontang era Basri Rase resmi disetop. Wali Kota Bontang, Neni Moernieani ganti nama program dengan Pro RT.(TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Pemerintah Kota Bontang resmi menghentikan Program Stimulan RT yang selama ini berjalan. 

Program stimulan RT Kota Bontang era Basri Rase resmi disetop.

Wali Kota Bontang, Neni Moernieani ganti nama program dengan Pro RT.

Keputusan tersebut ditegaskan melalui Surat Edaran Nomor 100.1.2/1426/ADBANG/2025 yang ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bontang, Aji Erlynawati, pada 25 Agustus 2025.

Kepada media Sekda Aji Erlynawati menjelaskan, penghentian program itu merupakan bagian dari penyesuaian anggaran sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. 

Baca juga: Pemkot Bontang Hentikan Stimulan RT, Ganti dengan Program Pro RT Mulai 2026

Anggaran Stimulan RT dialihkan untuk mendukung program prioritas, seperti peningkatan gaji ketua RT, insentif pegiat agama, dan penanggulangan banjir.

Perlu diketahui program tersebut merupakan upaya pemerintah memberdayakan masyarakat di lingkungan RT, secara mandiri menyesuaikan kebutuhannya.

Di Kota Bontang ada 499 RT yang tersebar di 15 Kelurahan. 

Pada Pilkada lalu, setiap calon kepala daerah memiliki perhatian yang sama. Hanya saja beda nama.

Basri Rase dan Najirah sebelumnya menggunakan nama Stimulan RT.

“Program ini akan diganti dengan nama Pro RT. Untuk sementara, alokasi anggaran difokuskan pada janji-janji prioritas wali kota (Neni-Agus Haris),” ujarnya saat dihubungi, Rabu (27/8/2025).

Lebih jauh, Aji mengungkapkan program Pro RT dirancang lebih besar dibanding Stimulan RT

Setiap RT akan mendapat dana Rp200 juta untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur, pengadaan barang, hingga kegiatan pemberdayaan lingkungan.

“Pelaksanaannya dimulai tahun 2026. Saat ini kami masih menyusun perencanaan agar tepat sasaran dan terukur,” tambah Aji. 

Baca juga: Pemkot Bontang Hapus Denda Keterlambatan Pembayaran PBB-P2 untuk Ringankan Warga

Program Stimulan RT di Era Basri Rase

1. Transformasi dari Belanja Fisik ke Ekonomi Kreatif (2021)

Pada akhir 2021, Basri Rase meminta agar penggunaan dana stimulan RT tidak lagi dialokasikan untuk keperluan konsumtif seperti tenda, kursi, atau peralatan elektronik—melainkan diarahkan ke pengembangan ekonomi kreatif.

Ia mendorong agar dana ini digunakan untuk pelatihan dan peralatan mendukung industri rumah tangga seperti sepatu, tas, atau kuliner lokal.

Konsepnya adalah menciptakan SDM terlebih dulu, lalu memproduksi secara massal di tahun berikutnya, serta memberi identitas produk di setiap kelurahan.

2. Rakor dan Arahan Program (2022)

Selanjutnya, melalui koordinasi Bapelitbang Bontang, pemerintah memperkuat implementasi Stimulan RT sebagai program prioritas.

Dana harus difokuskan untuk kegiatan yang memberdayakan masyarakat—misalnya membeli alat produksi sepatu agar warga bisa belajar membuatnya sendiri—bukan sekadar memenuhi kebutuhan dekorasi atau pelengkap fisik RT

3. Penguatan SDM dan Ekonomi Lokal (2023)

Pada awal 2023, Basri menegaskan bahwa dana stimulan RT harus menyasar pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan ekonomi khususnya melalui UMKM dan urban farming.

Setiap kelurahan diharapkan menghasilkan satu produk khas daerah sebagai identitas lokal, sejalan dengan arahan Presiden.

4. Skala Pendanaan dan Motor Operasional (2023–2024)

Pada pertengahan 2023, Basri mengumumkan kenaikan dana stimulan per RT dari Rp 50 juta menjadi Rp 75–100 juta untuk 2024, bahkan menjanjikan hingga Rp 250 juta bagi RT yang berhasil mengembangkan usaha mandiri dengan dana sebelumnya.

Dana ini juga dapat digunakan untuk operational motor RT, yang membantu mobilisasi kebutuhan RT sehari-hari 

5. Dampak Nyata & Dukungan Pemanfaatan Motor (2024)

Program Stimulan RT, bersama dengan inisiatif SMS RT (Satu Motor Satu RT), terbukti efektif membantu pelayanan publik di tingkat RT.

Pada 2023, 499 ketua RT menerima motor operasional dari Pemkot, mempermudah aktivitas administratif maupun kebutuhan mendesak warga.

Kegiatan seperti pelatihan tata rias, membuat roti, hingga produksi amplang untuk ibu-ibu menjadi contoh nyata dampak ekonomi dan sosial dari program ini.

Banyak ketua RT berharap program-program ini terus berlanjut karena terbukti bermanfaat. (*)


Capt ; Ilustrasi- Ketua RT 27 Kelurahan Gunung Elai Joko Susilo saat menunjukan hasil urban farming, yang dikelola dengan dana Stimulan RT, di Jalan Tangkuban Perahu, Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD). (TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved